Sukses

3 Puskesmas Jadi Pilot Project Starlink, Digitalisasi dan Pendataan Kian Mudah

Layanan internet berbasis satelit Starlink telah diuji coba di tiga puskesmas di Indonesia.

Liputan6.com, Denpasar - Tiga puskesmas di Indonesia telah melakukan uji coba terhadap penggunaan layanan internet berbasis satelit milik Elon Musk, Starlink. Dengan demikian, digitalisasi dan transformasi digital untuk layanan kesehatan primer tersebut diharapkan akan menjadi lebih mudah.

Hal ini turut diakui oleh ketiga pihak puskesmas tersebut yang terbesar di Denpasar, Klungkung dan Maluku.

Dalam aplikasinya, Starlink telah terbukti mempermudah pendataan di puskesmas terkait data imunisasi, nutrisi anak guna mencegah stunting hingga pencatatan penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes.

"Yang jelas untuk membantu pencatatan layanan kesehatan. Jadi kalo sekarang kan kita semua sudah menggunakan rekam medis elektronik. Kalo dulu kan di kertas-kertas kita ngumpulin datanya. Kalo mau dicari juga bingung siapa yang mau dikejar kan," ujar Technical Advisor Layanan Primer DTO Kementerian Kesehatan RI Dewi Nur Aisyah usai peresmian peluncuran Starlink di Kantor Puskesmas Pembantu Sumerta Kelod, Jalan Muh Yamin VIII, Kota Denpasar, Bali, Minggu (19/5/2024).

"Jadi dengan adanya digitalisasi, transformasi digital terutama di layanan kesehatan primer, harapannya pencatatan layanan kesehatan by name by address secara individu dapat tercatat," lanjut dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bukti Nyata Pemanfaatan Starlink di Puskesmas

Di hadapan Elon Musk yang hadir secara langsung untuk meresmikan peluncuran Starlink tersebut, Dewi membuktikan perbedaan konkret ketika ketiga puskesmas belum dan sudah menggunakan Starlink.

Misalnya kecepatan internet di Puskesmas Pembantu (Pustu) Sumerta Kelod Denpasar Bali sebelum menggunakan Starlink dalah 79,68 Mbps sementara setelah memakai Starlink adalah 201 Mbps.

Pustu Bungbungan di Klungkung, Bali, juga mengalami perubahan signifikan ari 17,73 Mbps menjadi 313.07 Mbps.

Bahkan, Puskesmas Tabarfane, Kepulauan Aru, Maluku, yang sebelumnya tidak memiliki koneksi internet sama sekali menjadi memiliki internet kecepatan tinggi.

"Ini akan sanat membantu kalu misalnya ada yang butuh di follow up kita tau anaknya yang mana. Misalnya kita nimbang, tapi kita nggaka tau dibilang stuntingnya 10 persen. 10 persennya dimana?," tutur Dewi.

"Ujungnya adalah ingin masyarakat mendapatkan manfaat dari layanan kesehatan yang lebih baik dengan pendataan yang lebih baik."

3 dari 4 halaman

Sejalan dengan Misi Elon Musk

Peluncuran layanan jaringan satelit orbital Starlink yang resmi diluncurkan hari ini akan menjadi penyelamat dalam dunia pendidikan dan kesehatan. 

"Saya pikir ini akan menjadi life saver untuk klinik medis di lokasi-lokasi tertentu, dan saya pikir ini akan menjadi transformator untuk pendidikan juga," kata Elon Musk dalam pernyataannya kepada media. 

"Jika Anda dapat mengakses internet, Anda bisa belajar apa saja, dan Anda juga bisa menjual barang-barang Anda di seluruh dunia. Jadi saya pikir ini akan sangat bermanfaat terutama untuk masyarakat daerah," lanjut dia.

4 dari 4 halaman

Bermanfaat bagi Masyarakat Desa

Dengan fasilitas internet berkecepatan tinggi, Elon menggarisbawahi bahwa hal tersebut akan menguntungkan masyarakat di pedesaan atau wilayah terluar.

"Saya pikir sangat penting untuk menekankan manfaat dari Starlink adalah untuk terhubung terhadap konektivitas. Ketika Anda memiliki internet, Anda bisa belajar apa saja, bisa belajar dari universitas tertentu," papar dia.

"Bahkan jika Anda berada di wilayah yang cukup jauh dari kota, Anda tetap bisa melakukannya dengan internet. Saya pikir ini bisa membawa kemakmuran bagi masyarakat," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini