Liputan6.com, Los Angeles - Pada 27 Mei 1949, Marilyn Monroe yang saat itu berusia 22 tahun dan sedang menganggur, menerima $50 (sekitar Rp802.000) untuk berpose bugil alias telanjang di depan latar belakang red velvet alias beludru merah untuk seorang fotografer di Los Angeles.
Tepat 75 tahun yang lalu, sesi pemotretan ini menjadi salah satu momen ikonik dalam kariernya.
Baca Juga
Ternyata, foto-foto tersebut akan menjadi foto kalender paling terkenal dalam sejarah dan juga menjadi foto sampul dalam edisi pertama majalah Playboy, seperti dilansir dari History, Senin (27/5/2024).
Advertisement
Kendati demikian, foto tersebut juga mengancam karier film Marilyn yang sedang berkembang pada saat itu.
Meskipun banyak orang yang mendapatkan keuntungan dari foto tersebut, Marilyn ternyata awalnya tidak pernah menerima lebih dari $50 (sekitar Rp789.000).
Seperti yang diceritakan olehnya kemudian, Marilyn sempat berkali-kali menolak saran fotografer Tom Kelley yang menyuruhnya untuk berpose bugil. Lalu pada suatu hari, disaat Marilyn merasa dirinya kehabisan uang, ia menelepon Kelley dan mengalah.
"Saya putus asa," kata Marilyn, "Apa lagi yang bisa saya lakukan?"
Namun, ia memberlakukan beberapa syarat untuk sang fotografer.
Yang pertama, Kelley tidak pernah memberitahu siapa pun bahwa Marilyn telah berpose bugil dan Kelley bisa mengambil foto dengan cara yang membuat Marilyn tidak dikenali.
Kelley pun berjanji bahwa tidak ada yang akan pernah tahu kecuali dirinya dan istrinya yang saat itu bekerja sebagai asisten studio, seperti yang diceritakan oleh Marilyn.
Dikira akan Menghancurkan Karirnya, Ternyata...
Meskipun muka Marilyn Monroe terpampang jelas dalam foto-foto tersebut, ia belum terlalu terkenal.
Hal tersebut akan berubah beberapa tahun kemudian setelah 20th Century Fox mulai mempersiapkan Marilyn Monroe menjadi seorang bintang besar.
Ketika penerbit Chicago menggunakan fotonya untuk kalender tahun 1952, bos Marilyn menjadi khawatir, "Bos Marilyn di Fox harus minum obat ulser (obat maag)," seperti yang diungkapkan oleh salah satu kolumnis Hollywood.
Studio meminta agar Marilyn membantah bahwa di foto tersebut adalah dirinya. Namun, Marilyn malah mengakui dan mempublikasikan foto tersebut.
Dikira akan menghancurkan karirnya, seperti yang awalnya ditakuti oleh Marilyn maupun pihak studio, hal tersebut malah meningkatkan citranya sebagai simbol seks.
Pendiri majalah Playboy, Hugh Hefner, membeli foto tersebut dari penerbit kalender dengan harga $500 atau sekitar Rp8 juta, tetapi tanpa izin Marilyn.
Foto tersebut dimuat di edisi perdana majalah Playboy, yang muncul di kios-kios berita pada Desember 1953, dengan Marilyn yang berpakaian lebih tertutup di sampul.Â
Edisi tersebut laris terjual.
Â
Â
Advertisement
Dilirik oleh Majalah Playboy
Hugh Hefner, pendiri majalah Playboy, kemudian memanfaatkan popularitas Monroe yang semakin naik, seperti dilansir dari biography.com.
Hefner membeli hak atas foto-foto bugil Marilyn dari perusahaan penerbit di Chicago pada musim gugur 1953 dengan harga yang dilaporkan sebesar $500 atau Rp8 juta.
Seperti yang tertulis dalam majalah Playboy edisi pertama tersebut, "Sebenarnya ada dua pose yang diambil secara alami pada tahun '49, tepat sebelum si pirang cantik ini mendapatkan peran film pertamanya. Dirinya melambung ke puncak ketenaran ketika foto-foto tersebut mulai muncul di kalender. Kami telah memilih yang terbaik dari dua pose tersebut sebagai Playboy Sweetheart pertama kami."
Sweetheart of the Month adalah pendahulu dari Playmate of the Month.
Majalah Playboy mulai dijual di kios-kios pada bulan Desember 1953 dengan harga 50 sen atau Rp795 pada saat itu.
Majalah tersebut menampilkan foto hitam-putih Marilyn yang tersenyum dan berpakaian lengkap, duduk di atas seekor gajah, dan sebuah tulisan 'janji' kepada pembaca untuk foto bugil berwarna dari sang aktris untuk "pertama kalinya di majalah mana pun".
Keduanya yang Ternyata Tidak Pernah Bertemu
Seperti yang dijelaskan oleh Hefner kepada E! News pada tahun 2008, "Sebagian besar orang sudah mengetahui foto tersebut tetapi hampir tidak ada yang pernah melihatnya karena kantor pos menganggap bahwa Anda tidak bisa mengirim foto bugil melalui pos. Dan saya adalah orang yang tidak setuju dengan kantor pos, jadi kami (Playboy) menerbitkan foto tersebut dan akhirnya menyebabkan sensasi."
Dampak Marilyn Monroe memang tidak bisa disangkal, meskipun ia tidak pernah dibayar lebih dari $50 oleh fotografer Kelley.
Marilyn mengatakan kepada fotografer George Barris yang juga merupakan temannya untuk "membeli satu salinan majalah tersebut untuk bisa melihat dirinya (Marilyn) di dalamnya".
Marilyn dan Hefner juga tidak pernah bertemu langsung, meskipun Hefner mengklaim bahwa ia pernah berbicara dengannya melalui telepon dan bahwa Marilyn berada di kelas akting saudara Hefner.
"Saya bahkan tidak pernah menerima ucapan terima kasih dari semua orang yang menghasilkan jutaan dari foto bugil Marilyn," kata Hefner kepada Barris.
Â
Â
Advertisement