Sukses

Hewan Mungil Ini Disebut Nenek Moyang Sapi, Babi, dan Rusa

Hewan mungil yang baru ditemukan, Militocodon lydae, diyakini sebagai nenek moyang sapi, babi, dan rusa karena memiliki ciri-ciri yang mirip. Ini penjelasannya.

Liputan6.com, Colorado - Sebuah studi mengejutkan telah ditemukan dalam dunia ilmu pengetahuan alam, yaitu penemuan spesies baru yang diberi nama Militocodon lydae (M. lydae). 

Spesies mamalia kecil ini diperkirakan memiliki ukuran seukuran tikus dengan berat mencapai 16 ons atau sekitar 455 gram. Peneliti meyakini bahwa Militocodon lydae kemungkinan besar merupakan nenek moyang dari semua hewan berkuku modern, yang dikenal sebagai ungulata.

Dilansir dari Science Alert, Jumat (7/6/2024), hewan ini diperkirakan hidup sekitar 65 juta tahun yang lalu, dan muncul setelah kepunahan dinosaurus. Diidentifikasi dari bagian tengkorak dan tulang rahang yang ditemukan dari Corral Bluffs, sebuah situs fosil di Colorado, Amerika Serikat.

Menurut para peneliti di balik penemuan ini, makhluk tersebut mengisi beberapa kekosongan penting dalam pengetahuan kita saat ini tentang keluarga mamalia purba Periptychidae, yang muncul setelah kepunahan dinosaurus.

"Penemuan dan deskripsi menyeluruh serta perbandingan tengkorak parsial M. lydae merupakan langkah penting untuk mengungkap sejarah evolusi mamalia periptychidae yang kompleks," tulis ahli paleontologi Lucas Weaver dari Kent State University di Ohio, Amerika Serikat, bersama rekan-rekannya dalam makalah yang mereka terbitkan bersama.

Setelah menggali spesimen dan membersihkannya, tim peneliti menggunakan teknik pemindaian yang canggih, rekonstruksi 3D dan perbandingan ukuran gigi. Mereka mengukurnya dengan gigi dari fosil lain dan hewan modern, lalu menempatkan M. lydae di tempat yang tepat pada pohon evolusi.

2 dari 4 halaman

Ukuran Gigi Fosil ini Mengarah ke Hewan Modern

Kunci utama dari penelitian ini adalah bukti bahwa gigi hewan tersebut digunakan untuk menyayat dan menghancurkan, bukan untuk menggerus atau menggiling. 

Hal ini menunjukan bahwa makhluk kecil itu mengarah pada sapi, babi, dan rusa yang kita ketahui saat ini.

Para peneliti hanya menemukan segelintir fosil M.lydae selama delapan tahun terakhir, sehingga penemuan dan penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan bahwa hewan kecil yang terlihat lucu ini memang benar seperti yang selama ini kita pikirkan.

"Penemuan dan studi lanjutan mengenai ungulata arkaik awal pada periode Paleosen kemungkinan besar akan mengungkap lebih banyak spesimen yang tidak cocok dengan klasifikasi taksonomi yang ada, membuat kita harus berurusan dengan sejarah evolusi yang rumit oleh tingkatan evolusi dan bentuk transisi," tulis para peneliti.

Setiap penemuan fosil baru memberikan kesempatan kepada para peneliti untuk menyempurnakan dan mempelajari kembali pola evolusi di Bumi - seolah-olah gambaran yang lebih besar menjadi lebih jelas setiap kali ada penemuan baru yang dianalisis.

3 dari 4 halaman

Penemuan Baru Semakin Memperjelas Penelitian

Menelusuri evolusi hewan secara langsung setelah kepunahan dinosaurus telah menjadi tantangan tersendiri bagi para ahli karena kurangnya fosil dari masa ini. Situs Corral Bluffs, yang telah digali oleh para ahli paleontologi selama beberapa dekade, terbukti semakin berharga dalam membantu mengatasi masalah tersebut.

Masa itu merupakan masa dengan diversifikasi yang cepat dan meluas di dunia hewan, khususnya mamalia. Setelah debu mengendap akibat hantaman asteroid, dan dengan dinosaurus yang sudah punah, mamalia seperti M. lydae memiliki kesempatan untuk berkembang.

"Batuan dari interval masa ini memiliki catatan fosil yang sangat buruk," jelas ahli paleontologi dari Denver Museum of Nature & Science, Tyler Lyson, yang memimpin tim peneliti.

"Penemuan dan deskripsi tengkorak mamalia fosil merupakan langkah maju yang penting dalam mendokumentasikan diversifikasi mamalia paling awal setelah kepunahan massal terakhir di Bumi."

4 dari 4 halaman

3 Raksasa yang Merupakan Nenek Moyang Hewan Modern Saat Ini

Evolusi makhluk hidup adalah salah satu hal menakjubkan. Dan, dampaknya menyebabkan berbagai macam perubahan dalam kehidupan di Bumi kita ini.

Sudah banyak studi yang menemukan bahwa hewan-hewan modern saat ini merupakan hasil evolusi dari nenek moyang mereka di masa lampau. Dan, banyak di antara mereka merupakan hewan raksasa, berukuran jauh lebih besar dari hewan yang kita kenal sekarang.

Beberapa hewan raksasa tersebut merupakan nenek moyang dari beragam jenis reptil, mamalia, bahkan serangga seperti millipedes.

Dirangkum dari earthlyuniverse, Minggu (31/8/2020), berikut sejumlah hewan raksasa yang menjadi nenek moyang hewan modern dewasa ini. 

1. Paraceratherium

Paraceratherium adalah nenek moyang dari badak yang hidup di antara 34 dan 23 juta tahun yang lalu, di daerah Eurasia. Ini adalah salah satu mamalia terbesar di dunia saat itu. Hewan ini bisa mencapai berat 20 ton dan tiga kali lebih tinggi dari badak saat ini. Bahkan ukuran mereka lebih besar dari gajah modern.

Daerah Eurasia yang ditinggali para Paraceratherium ini telah menjadi Asia Tengah, dan Siberia. Paraceratherium adalah sejenis hyracodont, perissodactyl yang sekarang sudah punah, keluarga yang mencakup kuda, badak, dan tapir.

2. Castoroides

Castoroides ini adalah nenek moyang dari berang-berang yang bisa mencapai panjang 6 kaki dan berat seukuran orang dewasa. Bahkan berang-berang raksasa ini mungkin sempat hidup berdampingan dengan orang-orang di Amerika Utara. 

Hewan ini punah sekitar sebelas ribu tahun yang lalu. Castoroides adalah hewan pengerat terbesar yang pernah ada. Meskipun penampilannya mirip dengan berang-berang modern, ia memiliki rasio otak-ke-tubuh yang lebih kecil dan susunan gigi berbeda yang kemungkinan membuat mereka kurang mampu membangun bendungan berang-berang.

3. Megatherium

Megatherium dapat diartikan sebagai "setan yang besar" yang cocok dengan namanya. Mereka termasuk salah satu mamalia terbesar yang pernah ada.

Hewan ini seukuran gajah yang juga nenek moyang dari sloths. Mereka hidup sekitar sepuluh ribu tahun yang lalu, ketika perubahan iklim terjadi, dan zaman es berakhir. Kemudian perburuan manusia diperkirakan juga membuat hewan ini punah. Megatherium ini termasuk hewan herbivora, mereka hidup di Amerika Selatan, dan kemungkinan diburu oleh manusia. 

 

Â