Sukses

Taylor Swift Bikin Heboh Sebut Jet Lag Adalah Pilihan, Ini Kata Ahli

“Jet Lag adalah pilihan.” Kata-kata Taylor Swift ini memunculkan pendapat ahli tentang apakah Jet lag itu sebenarnya ada? Ini penjelasannya.

Liputan6.com, Texas - Taylor Swift membuat kehebohan setelah pada ajang Super Bowl tahun ini menjawab pertanyaan tentang penerbangan menggunakan jet pribadinya dari Tokyo ke Las Vegas. 

Ketika pacarnya, Travis Kelce dari tim Kansas City Chiefs bertanya kepadanya “Mengapa kamu tidak mengalami jet lag sekarang?” dia menjawab (mungkin) dengan sedikit candaan “Jet lag adalah pilihan.”

Dilansir dari NPR, Jumat (24/5/2024), seorang ahli dalam bidang tidur yakni Jade Wu kemudian angkat bicara dan ingin Taylor Swift dan orang lain tahu bahwa “Jet lag itu sangat nyata. Itu sudah terprogram secara biologis," katanya.

Jet lag adalah bentuk dari ketidakselarasan sirkadian/jam internal tubuh, istilah umum yang menjelaskan saat jam tubuh anda tidak sinkron dengan zona waktu Anda saat ini atau posisi matahari di langit, kata Wu, seorang psikolog dan peneliti pengobatan perilaku tidur di Duke University.

“Hal ini terjadi ketika anda melintasi beberapa zona waktu dalam waktu yang sangat singkat,” jelas Wu.

Penerbangan langsung dari Tokyo ke Las Vegas misalnya, memakan waktu sekitar 10 jam dan membuat jam internal Anda maju 17 jam (waktu standar) karena perbedaan waktu antara Tokyo dan las Vegas sekitar 17 jam. Jadi jika anda mendarat di Las Vegas pada pukul 19.00, tubuh Anda mungkin masih berada di waktu Tokyo, yang berarti masih siang keesokan harinya. 

Apa yang Terjadi Pada Tubuh Anda Selama Jet Lag?

Bagi banyak orang, jet lag dapat membuat mereka merasa grogi dan tidak merasa selaras dengan lingkungan sekitar.

"Pikiran kita menjadi lebih lambat, suasana hati kita menjadi lebih buruk, metabolisme tubuh kita menjadi tidak baik. Kita tidak bisa tidur ketika kita ingin tidur, tetapi kita tidak bisa merasa terjaga ketika kita ingin terjaga," kata Wu.

Hal ini terjadi karena hampir semua hal yang ada di tubuh kita, seperti tekanan darah, sistem organ tubuh dan fungsi kognitif kita berjalan berdasarkan jam internal, kata Wu.

“Jam-jam ini disinkronkan satu sama lain. Selama jet lag, tiba-tiba jam internal kita menjadi bingung. Mereka mungkin berkata ’ Tunggu sebentar, saya rasa ini siang hari. Mengapa sekarang malam?”

Hal itu termasuk jam utama dalam otak Anda yang disebut nukleus suprachiasmatic (SCN).

“Bayangkan semua jam dalam tubuh Anda sebagai sebuah orkestra yang terdiri dari satu miliar orang. SCN adalah sang maestro. Dan jika sang Maestro tidak dapat menjaga waktu, maka seluruh orkestra akan berantakan,” jelasnya.

 

2 dari 4 halaman

Cara Meminimalisir Gejala Jet Lag

Untuk mengurangi efek jet lag, persiapan yang matang akan sangat membantu. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu mengatasi rasa grogi dari Wu.

1. Beristirahatlah Terlebih Dahulu

Tidur siang tambahan sebelum perjalanan Anda, tetapi jangan paksakan jika Anda tidak mengantuk. Tujuannya adalah untuk beristirahat sebanyak mungkin sehingga ketika Anda kurang tidur, Anda akan merasa sedikit lebih waspada.

2. Geser Waktu Tidur Anda

Sesuaikan jadwal Anda secara bertahap dengan zona waktu target Anda sebelum berangkat. Katakanlah Anda tinggal di Chicago dan waktu tidur Anda biasanya adalah pukul 11 malam dan Anda akan bepergian ke Lisbon, Portugal, dalam seminggu. Mulailah tidur (dan bangun) sekitar 15 hingga 30 menit lebih awal setiap hari.

Saat perjalanan Anda selesai, waktu tidur Anda seharusnya sekitar pukul 8 malam. Daripada mencoba untuk tidur pada pukul 5 pagi waktu Lisbon (11 malam waktu Chicago), Anda bisa mencoba untuk tidur pada pukul 2 pagi waktu Lisbon - jam yang lebih tepat untuk tidur. 

Jika Anda memerlukan bantuan untuk langkah ini, cobalah menggunakan aplikasi jet lag seperti Time Shifter untuk membuat jadwal.

3 dari 4 halaman

3. Pesanlah Penerbangan yang Sesuai dengan Jadwal Tidur Malam Anda, Bukan yang Berlawanan

Jika Anda terbang ke Taipei dan Taiwan, dari Los Angeles, misalnya, ambil penerbangan yang sangat larut agar Anda bisa mendapatkan delapan jam tidur malam dalam perjalanan selama 14 jam di pesawat. Saat Anda tiba, hari masih pagi, waktu setempat, dan Anda akan memiliki cukup waktu istirahat untuk memulai hari Anda.

4. Hindari Alkohol dan Kafein

Alkohol dapat menghalangi atau mengganggu tidur nyenyak, sehingga membuat tidur Anda menjadi lebih tidak nyenyak. Dan Wu tidak menyarankan penggunaan kafein untuk melawan jet lag karena dapat menyebabkan akibat yang tidak terduga. Kadang-kadang dapat membuat Anda kelelahan atau gelisah atau bahkan keduanya. 

Namun, jika Anda menuju ke timur, Anda dapat mengonsumsi kafein untuk membantu Anda tetap terjaga. Hindari jika Anda pergi ke arah barat.

4 dari 4 halaman

5. Mempertimbangkan Arah yang Anda Tuju

Jika Anda pergi ke barat, Anda harus bergadang dan bangun lebih siang. Jika Anda pergi ke timur, Anda harus tidur dan bangun lebih awal. “Pergi ke barat akan lebih mudah karena tubuh Anda secara alami ingin tidur lebih larut.”

Pergi ke timur lebih sulit karena Anda harus berjuang (untuk tidur)," kata Wu. 

Jika Anda berpergian ke arah barat, tidurlah sejenak dalam penerbangan agar Anda bisa tidur pada jam yang tepat setelah sampai di tempat tujuan.

Pada saat Anda mendarat, semoga Anda cukup mengantuk untuk “tidur nyenyak di malam hari dan bangun di pagi hari waktu setempat,” kata Wu.

Jika Anda bepergian ke arah timur, cobalah untuk tetap terjaga selama penerbangan. “Saat Anda mendarat, Anda belum mengantuk pada waktu tidur setempat. Jadi, Anda mungkin perlu minum obat tidur untuk membantu Anda agar bisa tidur malam itu,” katanya.

Begitu Anda Sampai di Tempat Tujuan, Segera Sesuaikan Diri Dengan Waktu Setempat.

“Dapatkan sebanyak-banyaknya cahaya di pagi hari,” kata Wu. Mengekspos diri Anda pada cahaya matahari di pagi hari dapat membantu menyelaraskan jam sirkadian anda dengan zona waktu yang baru.

“Pergilah ke luar, berolahraga, berjalan kaki, mendaki, berkeliling kota. Semakin cepat Anda terlibat secara aktif dalam ritme jadwal lokal, semakin cepat Anda akan menyesuaikan diri.”