Sukses

China Berharap ICC Tetap Objektif Usai Surat Perintah Penangkapan Diajukan atas Pemimpin Israel dan Hamas

Hasil dari permohonan surat perintah penangkapan bagi pemimpin Israel dan Hamas akan diputuskan oleh tiga hakim ICC. Tidak ada batas waktu kapan mereka harus memutuskannya.

Liputan6.com, Beijing - China mengatakan pada Selasa (21/5/2024) bahwa mereka berharap Pengadilan Pidana Internasional (ICC) akan menjunjung tinggi posisi "objektif".

Pernyataan tersebut muncul setelah jaksa ICC Karim Khan pada hari Senin (20/5) mengatakan dia telah mengajukan surat perintah penangkapan atas dugaan kejahatan perang yang dilakukan para pemimpin Israel dan Hamas.

Ketika ditanya pada hari Selasa tentang keputusan tersebut, China menggarisbawahi ada konsensus besar di komunitas internasional untuk segera menghentikan perang di Jalur Gaza dan mengakhiri krisis kemanusiaan rakyat Palestina.

"Diharapkan ICC akan mempertahankan posisinya yang objektif dan tidak memihak serta menjalankan kekuasaannya sesuai dengan hukum," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, seperti dilansir CNA, Kamis (23/5).

"Hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina tidak boleh dilanjutkan."

Wang Wenbin menuturkan lebih lanjut, "China selalu berpihak pada keadilan dan hukum internasional dalam masalah Palestina."

Dia menambahkan, "China mendukung upaya untuk mempromosikan solusi komprehensif, adil, dan abadi terhadap masalah Palestina."

2 dari 2 halaman

Respons Israel dan Hamas

Khan dalam pernyataan menyebutkan bahwa dia sedang mengajukan surat perintah terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan termasuk pembunuhan yang disengaja, pemusnahan dan/atau pembunuhan, dan kelaparan.

Dia mengatakan Israel telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan selama perang, yang dimulai dengan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, sebagai bagian dari serangan yang meluas dan sistematis terhadap penduduk sipil Palestina.

Khan juga menuturkan bahwa para pemimpin Hamas, yakni Ismail Haniyeh, Yahya Sinwar, dan Mohammed Deif memikul tanggung jawab pidana atas tindakan yang dilakukan dalam serangan 7 Oktober.

Israel mengecam tuntutan yang menargetkan Netanyahu dan Gallant sebagai aib sejarah, sementara Hamas mengutuk keras langkah Khan.

China sendiri secara historis bersimpati pada perjuangan Palestina dan mendukung solusi dua negara atas konflik Israel-Palestina.

Presiden Xi Jinping menyerukan diadakannya "konferensi perdamaian internasional" untuk menyelesaikan konflik keduanya.

 

Video Terkini