Sukses

Korea Selatan Blokir Lagu Viral Pujian terhadap Kim Jong Un di TikTok

Lagu viral tersebut berjudul "Friendly Father".

Liputan6.com, Seoul - Sebuah lagu propaganda Korea Utara yang memuji Kim Jong Un viral di TikTok, ditonton jutaan kali, sehingga menyebabkan Korea Selatan melarangnya karena alasan perang psikologis.

Regulator media Korea Selatan pada hari Senin (20/5/2024) mengumumkan bahwa mereka memblokir akses "Friendly Father". Menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah Korea Utara, lagu tersebut diluncurkan pada bulan April saat konser malam hari untuk menandai selesainya proyek perumahan di ibu kota Pyongyang.

Liriknya memuji Kim Jong Un sebagai "pemimpin yang hebat dan orang tua yang ramah" dan video musiknya menggambarkan warga Korea Utara dengan antusias menyanyikan musik orkestra yang menyatakan bahwa "Kim Jong Un menjaga kami dengan kasih sayang".

Meskipun propaganda Korea Utara bukanlah hal baru, perbedaannya kali ini adalah "Friendly Father" diunggah di TikTok – yang pemiliknya adalah raksasa internet China, ByteDance.

Pengamat menilai bahwa lagu "Friendly Father" belum tentu "berbahaya".

"Ini bukan Gen Z yang tiba-tiba menyatakan kesetiaannya kepada rezim (Korea Utara)," tutur Alexandra Leonzini, seorang peneliti di Cambridge University yang melakukan penelitian tentang musik Korea Utara, seperti dilansir CNN, Jumat (24/5).

"Mereka menertawakan rezim, bukan mendukung rezim."

Meskipun demikian, pejabat keamanan Korea Selatan menolak parodi tersebut. Komisi Standar Komunikasi Korea memutuskan memblokir 29 video yang menggunakan lagu tersebut, menyusul permintaan dari Badan Intelijen Nasional. Namun, beberapa versi lagu tersebut di YouTube masih dapat diakses oleh pengguna di Korea Selatan hingga hari Rabu (22/5).

"Video tersebut adalah konten khas yang terkait dengan perang psikologis melawan Korea Selatan karena diunggah di saluran yang dioperasikan untuk berhubungan dengan dunia luar dan terutama berfokus pada mengidolakan dan mengagungkan Kim Jong Un secara sepihak," sebut pernyataan regulator.

2 dari 2 halaman

Perubahan dalam Produksi Video Klip

Larangan Korea Selatan bukanlah sebuah kejutan karena Undang-Undang Keamanan Nasional negara itu memblokir akses ke situs web dan media pemerintah Korea Utara, membatasi paparan terhadap rezim otokratis Kim Jong Un, dan menghukum perilaku yang mendukung negara tetangganya yang otoriter dan bersenjata nuklir.

"Lebih dari 90 persen lagu propaganda negara tertutup tersebut adalah tentang mengidolakan pemimpinnya dan 'Friendly Father' juga demikian," kata Ha Seung-hee, profesor tamu studi Korea Utara di Dongguk University.

Namun, "Friendly Father" menandai peningkatan nilai produksi dan disebut bisa menjadi sinyal strategi propaganda baru bagi negara tersebut.

"Dulu video musik Korea Utara menampilkan alam dan pemandangan, seperti sesuatu yang Anda lihat di karaoke dengan subtitle … tapi sekarang, itu berubah," ujar Ha, yang meyakini bahwa 'Friendly Father' menggunakan koreografi dan pengeditan video yang lebih baik.

"Korea Utara tidak bermaksud demikian, namun entah karena algoritme atau hal lainnya, video tersebut mendapat perhatian dan begitu Pyongyang mengetahui bahwa cara tersebut efektif, mereka dapat membuat konten baru dengan metode ini."

Korea Utara dan Selatan telah terputus satu sama lain sejak Perang Korea pada tahun 1953 yang berakhir dengan gencatan senjata. Oleh karena itu, kedua belah pihak secara teknis masih berperang.

Jutaan warga Korea Utara hidup dalam kondisi miskin di bawah kediktatoran totaliter, yang telah berlangsung selama lebih dari tujuh dekade selama tiga generasi dinasti Kim. Rezim ini mengontrol segalanya mulai dari jatah makanan, akses terhadap Pendidikan, dan penugasan pekerjaan, di mana orang-orang dilaporkan seringkali dimasukkan ke dalam kamp kerja yang sangat melelahkan.