Liputan6.com, Kabul - 31 Mei 2017 tepat tujuh tahun lalu, terjadi ledakan bom yang dibawa oleh truk besar. Insiden ini menghancurkan banyak hal di distrik diplomatik Kabul dan menewaskan setidaknya 80 orang.
Tak hanya itu, ledakan ini juga melukai ratusan orang. Seorang pejabat menyatakan bahwa kejadian ini menjadi "salah satu ledakan terbesar" yang pernah menghantam ibu kota Afghanistan tersebut.
Baca Juga
Truk yang diyakini membawa air atau limbah manusia meledak di dekat Lapangan Zanbaq di distrik ke-10 Kabul, dekat dengan toko-toko dan restoran serta kantor pemerintah dan kedutaan asing. Demikian dikutip dari Aljazeera, Jumat (31/5/2024).
Advertisement
Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban, mengatakan bahwa kelompok tersebut tidak terlibat dalam serangan tersebut.
Polisi dan pejabat kesehatan mengkonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa setidaknya 80 orang tewas dan lebih dari 300 luka-luka dalam serangan tersebut.
Melaporkan dari Kabul, Qais Azimy dari Al Jazeera mengutip sumber-sumber yang menyatakan bahwa jumlah korban tewas bisa mencapai 100, dengan lebih dari 500 luka-luka.
"Ini adalah salah satu serangan terbesar di Afghanistan yang pernah saya lihat," katanya. "Ini adalah hari yang sangat sedih dan sangat berdarah bagi warga Kabul."
Aziz Navin, seorang insinyur TI dengan media TOLOnews Afghanistan, adalah salah satu korban pertama yang disebutkan namanya.
Mohammed Nazir, seorang sopir, juga tewas sementara empat jurnalis dari penyiar publik dari Inggris dirawat di rumah sakit.
"(Nazir) sedang mengantar rekan-rekan jurnalis ke kantor," kata BBC dalam pernyataan yang diposting di Twitter. "Dia berusia akhir tiga puluhan dan meninggalkan keluarga muda."
Seorang penjaga keamanan Afghanistan di kedutaan Jerman juga tewas dalam serangan tersebut.
Korban Paling Banyak Warga Sipil Afghanistan
Para korban tampaknya terutama adalah warga sipil Afghanistan, dan tidak ada laporan segera tentang korban di antara staf kedutaan asing.
"Area tersebut sangat dijaga, dan biasanya terjadi kemacetan lalu lintas, hanya karena titik-titik pengamanan di area tersebut," kata Mushtaq Rahim, seorang analis independen dan komentator keamanan, kepada Al Jazeera dari Kabul.
"Dan itulah salah satu alasan utama mengapa kita memiliki begitu banyak korban warga sipil, karena kemacetan yang terjadi di area itu."
Video yang diambil di lokasi kejadian menunjukkan puing-puing terbakar, dinding dan bangunan yang hancur, serta mobil-mobil yang rusak, banyak di antaranya dengan orang-orang yang tewas atau terluka di dalamnya.
Qais Azimy dari Al Jazeera mengatakan lokasi serangan sangat penting, karena menyerang salah satu bagian paling sibuk dan aman dari ibu kota Afghanistan.
"Kabul sangat tenang selama seminggu terakhir, tetapi polisi telah mengkonfirmasi kepada kami bahwa ini adalah salah satu ledakan terbesar yang pernah terjadi di Kabul," katanya.
Advertisement
Menimbulkan Pertanyaan
Insiden tersebut menimbulkan banyak pertanyaan keamanan di Kabul, kata Azimy, sambil mencatat bahwa banyak yang bertanya-tanya bagaimana “sebuah truk penuh bahan peledak bisa sampai ke bagian ibu kota Afghanistan yang sangat aman itu”.
Rahim, komentator keamanan, setuju.
“Kendaraan bermuatan berat diperiksa secara menyeluruh, dan biasanya tidak diperbolehkan melewati kawasan tersebut tanpa izin terlebih dahulu dari pihak keamanan,” ujarnya.
Kelompok Negara Islam Irak dan Levant (ISIL, juga dikenal sebagai ISIS) telah mengaku bertanggung jawab atas beberapa pemboman baru-baru ini di ibu kota Afghanistan, termasuk ledakan dahsyat yang menargetkan konvoi lapis baja NATO yang menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai 28 orang pada tanggal 3 Mei. .
Sigmar Gabriel, Menteri Luar Negeri Jerman, mengatakan seorang penjaga keamanan Afghanistan tewas dan beberapa pegawai kedutaan Jerman terluka dalam ledakan tersebut.
Sushma Swaraj, menteri luar negeri India, men-tweet bahwa semua staf di kedutaan India “selamat dalam ledakan besar di Kabul”.
Ledakan Merusak Rumah-rumah dan Toko-toko
Pejabat Prancis mengatakan kedutaan negaranya di Kabul rusak dalam serangan itu.
Ambulans bergegas ke lokasi ledakan, sementara kepulan asap terlihat membubung dari area tersebut.
Rumah-rumah dan toko-toko yang berjarak ratusan meter dari lokasi ledakan rusak, jendela dan pintu terlepas dari engselnya.
“Ledakannya sangat keras hingga menghancurkan semua jendela saya, saya belum pernah mendengar ledakan sebesar ini sebelumnya,” Fatima Faizi, seorang warga Kabul, mengatakan kepada Al Jazeera.
Advertisement