Sukses

PBB: Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Longsor Papua Nugini Terhambat Lantaran Lokasi Terpencil

PBB memprediksi lebih dari 670 orang dikhawatirkan tewas akibat tanah longsor. Kini, pengiriman bantuan terhambat lantaran lokasinya yang terpencil.

Liputan6.com, Enga - Medan yang tidak stabil, lokasi terpencil dan jalan rusak menghambat upaya pemberian bantuan di Papua Nugini.

Sebelumnya, PBB memprediksi lebih dari 670 orang dikhawatirkan tewas akibat tanah longsor, dikutip dari laman CNA, Senin (27/5/2024).

Kru darurat yang dipimpin oleh personel pertahanan Papua Nugini, sudah berada di lokasi. Namun peralatan berat yang diperlukan untuk penyelamatan belum mencapai desa terpencil tersebut.

Lantaran jalan utama masih terputus dan satu-satunya akses hanya melalui helikopter.

Otoritas pemerintah tetap fokus membersihkan puing-puing dan meningkatkan akses ke desa tersebut, kata PBB dalam laporan terbarunya.

Badan tersebut sedang bersiap untuk memindahkan dan mendistribusikan makanan dan air dan mengatakan bahwa pihaknya membantu mendirikan pusat evakuasi.

Rekaman video yang diposting oleh penduduk desa dan tim media lokal menunjukkan orang-orang memanjat batu dan menggali dengan sekop.

Enam jenazah telah ditemukan sejauh ini. PBB mengatakan, jumlah kemungkinan kematian dapat berubah karena upaya penyelamatan diperkirakan akan terus berlanjut selama berhari-hari.

Media lokal pada Senin (27/5) melaporkan bahwa warga telah menyelamatkan sejumlah orang yang terjebak di bawah reruntuhan setelah mendengar teriakan minta tolong.

Johnson dan Jacklyn Yandam mengatakan kepada NBC News bahwa mereka sangat berterima kasih dan menggambarkan upaya penyelamatan sebagai sebuah keajaiban.

“Kami bersyukur kepada Tuhan karena telah menyelamatkan hidup kami pada saat itu. Kami yakin kami akan mati tetapi batu-batu besar melindungi kami,” kata Jacklyn.

"Sangat sulit untuk dijelaskan karena kami terjebak selama hampir delapan jam, lalu diselamatkan. Kami yakin kami diselamatkan untuk suatu tujuan."

 

2 dari 2 halaman

Kondisi Berbahaya

Air terus mengalir di bawah puing-puing, kata badan migrasi PBB, sehingga sangat berbahaya bagi penduduk dan tim penyelamat untuk membersihkan puing-puing.

Serhan Aktoprak, kepala misi badan migrasi PBB di Papua Nugini, mengatakan kepada televisi ABC bahwa kru darurat akan terus mencari korban selamat sampai warga meminta mereka berhenti.

Aktoprak mengatakan, tim penyelamat memiliki delapan kendaraan namun ia berharap dapat segera menerima sumber daya tambahan.

Sekitar 1.250 orang mengungsi akibat tanah longsor yang terjadi di provinsi Enga. Lebih dari 150 rumah terkubur dan sekitar 250 rumah terbengkalai.

“Rumah-rumah tersebut terkubur di bawah tanah setinggi sekitar 8 meter. Jadi ada cukup banyak puing yang bisa dilewati,” kata direktur kelompok bantuan CARE International untuk Papua Nugini, Justine McMahon.

Sementara sekitar 4.000 orang tinggal di dekat daerah yang terkena dampak, katanya.