Sukses

Astronom Temukan Planet Baru Penuh Gunung Berapi

Para astronom melaporkan temuan ini dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada The Astronomical Journal bulan April 2024. Planet ekstrasurya ini bersinar merah dan dipenuhi gunung berapi yang siap meletus.

Liputan6.com, Jakarta - Para astronom terus melakukan eksplorasi luar angkasa untuk berbagai tujuan. Salah satunya untuk menemukan kemungkinan manusia dapat bermukim di planet lain.

Dalam waktu lebih dari 30 tahun, para ahli telah menemukan lebih dari 5000 planet lainnya yang tersebar di seluruh alam semesta. Baru-baru ini para astronom menemukan sebuah planet yang cukup aneh.

Para astronom melaporkan temuan ini dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada The Astronomical Journal bulan April 2024. Planet ekstrasurya ini bersinar merah dan dipenuhi gunung berapi yang siap meletus.

Melansir laman Live Science pada Selasa (27/05/2024), planet gunung berapi ini bernama TOI-6713.01. Para ilmuwan belum pernah menemukan planet seperti ini sebelumnya, sehingga diperlukan untuk memastikan keberadaan bola aneh merah menyala tersebut.

Planet TOI-6713.01 adalah planet terdalam dari sistem bintangnya. Diketahui terdapat dua planet lainnya yang mengorbit bintang katai jingga yang berjarak sekitar 66 tahun cahaya dari Bumi.

Planet berbatu tersebut sedikit lebih besar dari bumi dan mengorbit bintang berusia 5 miliar tahun setiap 2,2 hari di Bumi. Pengamatan dengan Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) milik NASA yang memburu planet ekstrasurya menunjukkan bahwa permukaan planet TOI-6713.01 tersebut ditutupi dengan lava cair dari ratusan gunung berapi yang dimuntahkan ke permukaannya.

Para astronom memperkirakan suhu di permukaan Planet TOI-6713.01 lebih dari 2300 derajat Celsius. Kondisi ekstrem di planet TOI-6713.01, utamanya, disebabkan oleh pemanasan pasang surut.

Pemanasan pasang surut merupakan sebuah proses yang melibatkan gaya gravitasi dari planet tetangga menyebabkan gesekan internal, sehingga mengakibatkan aktivitas vulkanik yang signifikan. Para astronom mengatakan planet-planet tetangga TOI-6713.01, secara gravitasi telah mempengaruhi orbit planetini dari lingkaran menjadi oval.

Dalam orbitnya yang pendek mengelilingi bintang, TOI-6713.01 terus-menerus ditarik dan didorong oleh gravitasi dua planet tetangganya dan bintang pusatnya. Tarik-menarik ini memicu gesekan internal dan panas yang sangat besar di dalam planet.

Panas akhirnya dilepaskan melalui ledakan gunung berapi di permukaannya. Di Bumi, pasang surut sebagian besar disebabkan oleh gravitasi Bulan yang menyeret lautan.

Namun, di satelit seperti Europa, yang membeku di permukaan, tekanan tinggi menciptakan panas yang cukup untuk mencairkan es dan menghasilkan lautan air cair di bawah permukaan beku. Orbit eksentrik planet yang baru ditemukan ini terjepit dan terdistorsi oleh tarikan gravitasi dua planet luar yang lebih besar—mencerminkan dinamika yang memengaruhi bulan Jupiter, Io.

Penemuan ini tidak hanya menyoroti dampak signifikan interaksi gravitasi terhadap kondisi planet, tetapi juga menantang pemahaman para astronom tentang dinamika planet. Peneliti mengatakan bahwa efek pasang surut terhadap planet secara historis belum menjadi fokus utama penelitian planet ekstrasurya.

Namun, mungkin hal itu akan berubah setelah temuan ini. Tim peneliti berencana untuk menyelidiki lebih lanjut TOI-6713.01 dengan mengukur massa dan kepadatannya.

Hal ini dapat memberikan wawasan lebih dalam tentang proses vulkanik yang terjadi.

 

2 dari 2 halaman

Mematahkan Rekor Venus

Melansir laman NASA pada Senin (27/05/2024) keberadaan Planet TOI-6713.01 menggeser posisi Venus sebagai planet yang memiliki gunung berapi terbanyak. Venus sering disebut "kembaran Bumi" karena ukuran dan strukturnya serupa.

Tetapi Venus memiliki panas permukaan yang ekstrem dan atmosfer yang padat dan beracun. Ilmuwan planet telah mengidentifikasi lebih dari 1.600 gunung berapi besar atau fitur vulkanik di Venus.

Venus memiliki lebih dari 1.600 gunung berapi besar dan bisa memiliki lebih dari 100.000. Bahkan lebih dari 1 juta gunung berapi yang lebih kecil.

Namun para ilmuwan memperdebatkan apakah masih ada gunung berapi yang aktif hingga saat ini. Hal itu karena tekanan dan suhu permukaan planet yang ekstrem menyulitkan penyelidikan tentang permukaan Venus.

Permukaan Venus berupa lembah dan pegunungan tinggi yang dihiasi ribuan gunung berapi. Permukaannya termasuk Ishtar Terra berupa daerah dataran tinggi berbatu seukuran Australia di dekat kutub utara.

Salah satu gunung di Venus mencapai 36.000 kaki (11 kilometer), lebih tinggi daripada Gunung Everest. Sejauh ini Venus memiliki kawah tumbukan paling sedikit dari planet berbatu lainnya di tata surya ini.

Hal itu menunjukkan bahwa permukaannya berusia muda. Salah satu kawah gunung berapi bernama Sacajawea dinamai sesuai dengan panduan Lewis and Clark's Native American.

(Tifani)