Sukses

Korea Utara Gagal Luncurkan Satelit Mata-mata Militer Kedua

Kegagalan peluncuran satelit mata-mata militer kedua ini diduga dipicu masalah mesin.

Liputan6.com, Pyongyang - Sebuah roket yang diluncurkan oleh Korea Utara untuk menempatkan satelit mata-mata militer kedua negara itu angkasa luar meledak tidak lama setelah lepas landas pada hari Senin (27/5/2024). Demikian dilaporkan media pemerintah Korea Utara, KCNA.

KCNA melaporkan roket meledak pada penerbangan tahap pertama segera setelah lepas landas dari Stasiun Peluncuran Satelit Sohae karena dugaan adanya masalah mesin. Mengutip wakil direktur Administrasi Teknologi Dirgantara Nasional yang tidak disebutkan namanya, pemeriksaan awal menunjukkan ledakan itu terkait dengan keandalan pengoperasian mesin minyak-oksigen cair yang baru dikembangkan.

"Dia mengatakan kemungkinan penyebab lainnya akan diselidiki," ungkap KCNA, seperti dilansir kantor berita AP, Selasa (28/5).

Peluncuran yang gagal pada hari Senin terjadi beberapa jam setelah para pemimpin Korea Selatan, China, dan Jepang melakukan pertemuan trilateral pertama mereka di Seoul dalam lebih dari empat tahun terakhir. Sangatlah tidak biasa bagi Korea Utara untuk mengambil tindakan provokatif ketika China, sekutu utamanya, terlibat dalam diplomasi tingkat tinggi di wilayah tersebut.

PBB melarang Korea Utara melakukan peluncuran semacam itu karena menganggapnya sebagai kedok untuk menguji teknologi rudal jarak jauh.

"Pemerintah Jepang sempat mengeluarkan peringatan rudal untuk Prefektur Okinawa, mendesak penduduknya berlindung di dalam gedung dan tempat lain yang lebih aman. Peringatan itu kemudian dicabut karena wilayah tersebut tidak lagi dalam bahaya," kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi.

Sebelumnya pada hari Senin, Korea Utara menyatakan pihaknya telah memberi tahu penjaga pantai Jepang tentang rencananya meluncurkan roket, dengan peringatan untuk berhati-hati di perairan antara Semenanjung Korea dan China dan di sebelah timur pulau utama Luzon di Filipina selama jendela peluncuran dari Senin sampai 3 Juni.

Korea Utara dengan tegas menyatakan bahwa mereka mempunyai hak untuk meluncurkan satelit dan menguji rudal.

Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara menggarisbawahi peluncuran rudal Korea Utara sebagai tantangan serius bagi seluruh dunia. Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyebut peluncuran satelit oleh Korea Utara sebagai sebuah provokasi yang secara serius mengancam keamanannya dan keamanan regional.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ketidaksenangan terhadap China?

Dalam pertemuan trilateral dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Perdana Menteri China Li Qiang pada Senin pagi, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyerukan tindakan tegas internasional jika Korea Utara tetap melanjutkan rencana peluncurannya.

Kishida, pada bagiannya, mendesak Korea Utara membatalkan rencana peluncurannya, namun Li Qiang tidak menyinggung rencana peluncuran tersebut saat dia memberikan pernyataan mengenai peningkatan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea melalui resolusi politik.

Beberapa pengamat menuturkan bahwa peluncuran satelit mata-mata militer Korea Utara pada hari pertama dari delapan hari pertemuan trilateral tersebut mungkin bertujuan menunjukkan ketidaksenangannya terhadap China. Kim Jong Un telah menerima gagasan "Perang Dingin baru" dan berupaya meningkatkan hubungan dengan China dan Rusia untuk membentuk front persatuan melawan Amerika Serikat (AS), sehingga diplomasi China dengan Korea Selatan dan Jepang mungkin merupakan perkembangan yang mengganggu bagi Korea Utara.

Kementerian Luar Negeri Korea Utara pada hari Senin mengecam keras pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Li Qiang, Yoon Suk Yeol, dan Kishida, dengan menyebut mereka campur tangan secara tidak disengaja dalam urusan dalam negerinya. Kementerian tersebut mempermasalahkan bagian dari pernyataan bersama yang mengatakan ketiga pemimpin tersebut menekankan kembali posisi mereka saat ini mengenai isu denuklirisasi Semenanjung Korea.

Meskipun Korea Utara memfokuskan sebagian besar kritiknya pada Korea Selatan karena diduga bertanggung jawab atas pernyataan tersebut, sangat jarang Korea Utara mengecam pernyataan yang ditandatangani oleh China.

3 dari 3 halaman

Ambisi Kim Jong Un

Peluncuran satelit yang gagal merupakan pukulan terhadap rencana Kim Jong Un untuk meluncurkan tiga satelit mata-mata militer lagi pada tahun 2024 selain satelit mata-mata militer pertama negaranya mengorbit pada November 2023.

Peluncuran pada November dilakukan setelah dua kali lepas landas yang gagal.

Pada percobaan pertama, roket Korea Utara yang membawa satelit jatuh ke laut segera setelah lepas landas. Setelah upaya kedua, Korea Utara mengatakan ada kesalahan pada sistem peledakan darurat pada penerbangan tahap ketiga.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya mendeteksi lintasan peluncuran yang diyakini berasal dari satelit mata-mata yang ditembakkan dari pusat ruang angkasa utama Korea Utara pukul 22.44 waktu setempat. Empat menit kemudian, banyak pecahan terlihat di perairan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini