Liputan6.com, Dhaka - Setidaknya 16 orang tewas setelah Topan Remal menghantam wilayah pesisir India dan Bangladesh selatan. Wilayah ini dilanda angin kencang dengan kecepatan 110 km/jam, hujan deras, dan gelombang pasang yang menyebabkan daerah dataran rendah terendam banjir.
Hampir satu juta orang dievakuasi ketika Topan Remal melanda pada Minggu (26/5/2024) malam.
Menurut pihak berwenang setempat, sekitar 8,4 juta orang tinggal di jalur Topan Remal, termasuk 3,6 juta anak-anak.
Advertisement
Topan Remal melewati pelabuhan Mongla di Bangladesh dan Kepulauan Sagar di Benggala Barat, India, pada hari Minggu, sebelum melemah pada hari berikutnya.
Menteri Muda Bangladesh untuk Penanggulangan Bencana dan Bantuan Mohibur Rahman mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa sedikitnya 10 orang tewas dalam topan tersebut. Ada yang meninggal karena tenggelam dan ada pula yang tertimpa reruntuhan rumah.
"Sebanyak 3,75 juta orang terdampak … 35.483 rumah hancur akibat topan dan 115.992 rumah lainnya rusak," kata Rahman, seperti dilansir BBC, Selasa (28/5).
Di negara tetangga India, Sumit Gupta, seorang pejabat senior di pemerintah Negara Bagian Benggala Barat, membenarkan kematian sedikitnya enam warga sipil, termasuk tiga orang yang tersengat listrik.
Menjelang Topan Remal, hampir tiga juta orang di Bangladesh terpaksa mematikan listrik untuk menghindari kecelakaan, kata pejabat kementerian. Sementara itu, pihak berwenang di Benggala Barat yang dikutip kantor berita Reuters mengatakan, sedikitnya 1.200 tiang listrik tumbang.
Kerentanan Bangladesh
Salah satu daerah yang terdampak Topan Remal adalah Cox's Bazar, rumah bagi kamp-kamp yang menampung hampir satu juta pengungsi Rohingya, di Bangladesh. Wilayah itu berisiko dilanda tanah longsor dan banjir, sementara tempat penampungan pengungsi tidak memadai.
Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) di kawasan Asia Pasifik mengatakan mereka telah memperingatkan orang-orang di kamp-kamp tersebut dan melatih para sukarelawan bersiaga merelokasi orang-orang yang tinggal di daerah berisiko tinggi.
Adapun Save the Children mengatakan pihaknya telah mengirimkan empat tim tanggap darurat ke wilayah yang terdampak di Bangladesh, termasuk tim medis, untuk mendukung pemulihan. Direktur badan amal Save the Children, Shumon Sengupta, mengatakan Topan Remal sekali lagi menunjukkan betapa rentannya Bangladesh terhadap peristiwa cuaca ekstrem.
Bangladesh adalah salah satu negara paling rentan di dunia terhadap dampak perubahan iklim, yang paling menderita akibat gelombang panas hingga banjir.
Topan Remal telah bergerak melintasi Teluk Benggala selama beberapa hari terakhir, memungkinkan pihak berwenang di kedua negara bersiap menghadapi kedatangannya.
Di Kolkata, ibu kota Negara Bagian Benggala Barat di India, lebih dari 50 penerbangan dibatalkan pada hari Minggu.
Advertisement