Liputan6.com, Jakarta - Komet adalah benda langit yang terdiri dari debu, batuan, dan es beku. Komet adalah sisa-sisa pembentukan tata surya 4,6 miliar tahun lalu.
Ketika komet mendekati matahari, ia memanas dan memuntahkan gas dan debu ke dalam kepala bercahaya yang ukurannya bisa lebih besar dari sebuah planet. Materi ini membentuk ekor yang membentang jutaan mil, sehingga sering juga disebut dengan bintang berekor.
Di alam semesta ini, ada ribuah komet yang ditemukan para astronom, salah satunya adalah Bernardinelli-Bernstein. Melansir laman Space pada Selasa (28/05/2024), Bernardinelli-Bernstein adalah komet terbesar yang berhasil ditemukan para astronom hingga saat ini.
Advertisement
Baca Juga
Komet Bernardinelli-Bernstein atau C/2014 UN271 adalah komet paling murni yang berhasil dipantau oleh astronom. Nama komet raksasa ini diambil dari nama penemunya yaitu astronom Pedro Bernardinelli dan Gary Bernstein.
Berikut menarik komet Bernardinelli-Bernstein, komet terbesar dalam sejarah eksplorasi luar angkasa saat ini.
1. Penemuan Bernardinelli-Bernstein
Penemuan Bernardinelli-Bernstein dimulai oleh astronom Pedro Bernardinelli dan Gary Bernstein. Mereka menemukan gambar komet ini dalam arsip Dark Energy Survey.
Kemudian, komet ini pertama kali diamati secara kebetulan pada November 2010. Saat itu, komet raksasa ini masih berjarak 4,8 miliar kilometer dari Matahari.
Sejak saat itu, komet ini dipelajari secara intensif oleh teleskop yang berada di darat dan angkasa luar.
2. Bermassa 500 Triliun Ton
Teleskop Hubble milik Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) menemukan inti komet terbesar yang pernah diteliti dengan diameter sekitar 128 kilometer. Inti komet tersebut diperkirakan berukuran 50 kali lebih besar dari inti komet yang sering ditemukan para peneliti.
Selain itu, massa komet ini ditaksir mencapai 500 triliun ton, ratusan ribu kali lebih besar dari komet yang biasa melintas dekat matahari. Komet Bernardinelli-Bernstein, meluncur 35 ribu kilometer per jam di tepian tata surya.
Namun para peneliti menyebut komet ini tak akan pernah lebih dekat dari 1,6 miliar kilometer jauhnya dari Matahari.
Â
Teramati Teleskop Hubble
3. Teramati Teleskop Hubble
Pada 8 Januari 2022, Teleskop Hubble digunakan untuk mengambil lima foto komet Bernardinelli-Bernstein. Hubble menemukan fakta bahwa permukaan nukleus kometnya lebih gelap dan lebih besar, hitamnya melebihi warna batu bara.
Penelitian lanjutan yang dilakukan oleh lembaga Observatoire de Paris di Prancis. Mereka menemukan komet Bernardinelli-Bernstein bergerak karena ada kandungan karbon monoksida dan karbon dioksida yang sangat besar.
4. Asal Komet Bernardinelli-Bernstein
Bernardinelli-Bernstein berasal dari Awan Oort, wilayah dingin dan gelap di tepi tata surya kita. Diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 3 juta tahun untuk menyelesaikan satu orbit mengelilingi Matahari.
Artinya, komet ini terakhir kali berada di dekat Bumi pada zaman prasejarah, ketika manusia purba baru mulai berevolusi.
(Tifani)
Advertisement