Sukses

Dermaga Sementara Bikinan AS di Jalur Gaza Rusak Akibat Gelombang Laut Ganas

Dermaga sementara yang dimaksud bernilai USD 320 juta.

Liputan6.com, Gaza - Dermaga sementara buatan Amerika Serikat (AS) yang menampung bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina yang kelaparan selama kurang dari dua minggu akan dipindahkan dari pantai Jalur Gaza untuk diperbaiki setelah mengalami kerusakan akibat gelombang laut dan cuaca buruk. Demikian diumumkan Pentagon pada Selasa (28/5/2024).

"Selama dua hari ke depan, dermaga tersebut akan ditarik dari pantai dan dikirim ke Kota Ashdod di Israel selatan, tempat Komando Pusat AS akan memperbaikinya," kata juru bicara Pentagon Sabrina Singh, seperti dilansir kantor berita AP, Kamis (30/5).

Dia mengatakan perbaikan akan memakan waktu setidaknya lebih dari seminggu dan kemudian dermaga tersebut perlu ditambatkan kembali ke pantai di Jalur Gaza.

"Sejak beroperasi, sudah berfungsi, dan kami baru saja mengalami badai cuaca yang tidak menguntungkan sehingga tidak dapat dioperasikan untuk sementara waktu," kata Singh.

"Mudah-mudahan dalam seminggu lebih sedikit, ini bisa kembali aktif."

Dermaga tersebut, yang digunakan untuk mengangkut bantuan kemanusiaan yang tiba melalui laut, adalah salah satu dari sedikit cara untuk memberikan makanan gratis dan pasokan lainnya kepada warga Palestina yang menurut PBB berada di ambang kelaparan di tengah perang yang telah berlangsung hampir 8 bulan antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dermaga Tidak Efektif?

Dua penyeberangan utama di Gaza Selatan, Rafah dan Kerem Shalom, tidak beroperasi atau sebagian besar tidak dapat diakses oleh PBB karena adanya pertempuran di dekatnya ketika Israel terus bergerak maju ke Rafah.

Kemunduran ini merupakan yang terbaru bagi dermaga sementara senilai USD 320 juta, yang baru mulai beroperasi dalam dua minggu terakhir dan telah menyebabkan tiga anggota militer AS terluka dan empat kapal terdampar karena gelombang laut yang deras.

"Dua anggota militer mengalami luka ringan namun yang ketiga masih dalam kondisi kritis," kata Singh.

Pengiriman bantuan dihentikan selama dua hari pada pekan lalu setelah massa menyerbu truk bantuan yang datang dari dermaga dan seorang pria Palestina ditembak mati.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini