Liputan6.com, Phnom Penh - Kamboja akan mulai mengerjakan pembangunan kanal kontroversial senilai USD 1,7 miliar yang menghubungkan ibu kota Phnom Penh ke laut pada bulan Agustus. Demikian disampaikan Perdana Menteri Hun Manet pada Kamis (30/5/2024).
Kanal Funan Techo yang didukung China telah memicu kekhawatiran negara tetangga, Vietnam, bahwa kanal tersebut dapat digunakan oleh kapal perang China dan mengurangi ketergantungan Kamboja pada pelabuhan Vietnam.
Baca Juga
Para pemerhati lingkungan juga khawatir kanal sepanjang 180 km akan berpotensi mengurangi aliran air ke Sungai Mekong, salah satu sungai dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia. Demikian seperti dilansir CNA, Jumat (31/5).
Advertisement
Kamboja menerima miliaran dolar dari China dalam bentuk investasi infrastruktur sebagai salah satu sekutu regional terdekat Beijing di bawah mantan pemimpin Hun Sen.
Hun Manet, putranya, mengklaim Kanal Funan Techo sebagian besar didanai oleh warga Kamboja dan pemerintah sedang melakukan pembicaraan dengan perusahaan China untuk investasi lebih lanjut.
"Kami akan melakukannya sekarang, kami tidak bisa menunggu siapa pun lebih lama lagi," kata Hun Manet dalam pidatonya pada hari Kamis.
Bantahan Kamboja
Tokoh oposisi Kamboja Sam Rainsy, yang tinggal di pengasingan, menuduh proyek tersebut akan menguntungkan kepentingan China.
Jalur air ini merupakan bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) yang dicanangkan Beijing, sebuah skema infrastruktur besar-besaran di seluruh Asia, namun Hun Manet bersikeras bahwa jalur tersebut hanya akan melayani Kamboja.
"(Kami) melakukannya di wilayah Kamboja untuk rakyat Kamboja dan kepentingan Kamboja," ujarnya.
"Kami akan mengadakan upacara peletakan batu pertama pada bulan Agustus ini."
Kanal – dengan lebar 100m dan kedalaman 5,4m – akan menghubungkan Phnom Penh dengan pelabuhan Kamboja di Teluk Thailand.
Dalam perkembangan lainnya, Kamboja dan China juga menyelesaikan latihan militer tahunan terbesar mereka pada hari Kamis. Latihan itu melibatkan beberapa kapal perang China dan ratusan personel militer China.
Pada Desember, dua kapal perang China melakukan kunjungan pertama ke pangkalan Angkatan Laut Kamboja yang menurut Amerika Serikat dapat digunakan untuk meningkatkan pengaruh China di Teluk Thailand.
Para pejabat Kamboja telah berulang kali membantah bahwa pangkalan itu, yang terletak di dekat kota pelabuhan Sihanoukville, digunakan oleh kekuatan asing.
Advertisement