Liputan6.com, Singapura - Presiden terpilih Republik Indonesia (RI) yang juga Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengatakan pada Sabtu (1/6/2024), Indonesia bersedia mengirim pasukan penjaga perdamaian untuk menegakkan gencatan senjata di Jalur Gaza jika diperlukan. Hal tersebut disampaikannya saat berpidato pada Shangri-La Dialogue di Singapura, konferensi keamanan Utama Asia.
Prabowo juga menuturkan bahwa proposal gencatan senjata atas perang di Jalur Gaza yang ditawarkan Amerika Serikat adalah langkah ke arah yang benar.
Baca Juga
"Jika diperlukan dan diminta oleh PBB, kami siap menyumbangkan pasukan penjaga perdamaian yang signifikan untuk menjaga dan memantau prospek gencatan senjata ini serta memberikan perlindungan dan keamanan kepada semua pihak," kata Prabowo yang akan dilantik sebagai presiden RI menggantikan Joko Widodo (Jokowi) pada Oktober, seperti dilansir CNA.
Advertisement
Prabowo menambahkan, Presiden Jokowi telah menginstruksikannya untuk mengumumkan bahwa Indonesia siap mengevakuasi, menerima, dan merawat medis hingga 1.000 pasien dari Jalur Gaza.
Penyelidikan komprehensif terhadap bencana kemanusiaan di wilayah Rafah, tegas Prabowo diperlukan, demikian pula solusi yang adil terhadap konflik Israel-Palestina. Bencana kemanusiaan di Rafah yang disinggung Prabowo menyangkut dengan serangan Israel ke kamp pengungsi Palestina di Tel al-Sultan pada 26 Mei, yang menewaskan sedikitnya 45 orang.
"Dan itu berarti bukan hanya hak Israel untuk hidup, tapi juga hak rakyat Palestina untuk memiliki tanah air sendiri, negara sendiri, hidup damai," ujarnya.
Proposal Gencatan Senjata Terbaru
Proposal gencatan senjata AS disodorkan Presiden Joe Biden pada Jumat (31/5).
"Sudah waktunya perang ini diakhiri dan hari baru dimulai," tutur Biden, yang berada di bawah tekanan pada tahun pemilu untuk menghentikan perang di Jalur Gaza, seperti dikutip dari Reuters.
Mengutip rilis Gedung Putih, proposal yang diajukan Biden terdiri dari tiga fase. Tahap pertama dari proposal yang diusulkan akan mencakup gencatan senjata penuh dan menyeluruh, penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk, pembebasan sejumlah sandera dan jenazah sandera, warga Palestina dapat kembali ke rumah-rumah mereka, dan lonjakan bantuan kemanusiaan.
Selain itu, warga sipil dapat Kembali ke rumah-rumah mereka dan 600 truk bantuan dapat memasukin Jalur Gaza setiap harinya.
Fase kedua adalah penghentian permusuhan secara permanen, pertukaran tahanan dan sisa sandera yang masih hidup, serta penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza.
"Gencatan senjata akan tetap berlanjut selama negosiasi," ujar Biden.
Kemudian tahap ketiga adalah rencana rekonstruksi besar-besaran Jalur Gaza dengan bantuan AS dan internasional dan pengembalian sisa jenazah sandera. Biden mengonfirmasi bahwa proposalnya telah disampaikan ke Hamas oleh Qatar.
Biden meminta pihak-pihak di Israel yang mendorong terjadinya perang tanpa batas untuk mengubah pikiran mereka.
"Saya tahu ada orang-orang di Israel yang tidak setuju dengan rencana ini dan akan menyerukan agar perang terus berlanjut ... Mereka memperjelas bahwa mereka ingin menduduki Gaza. Mereka ingin berperang bertahun-tahun dan sandera bukanlah prioritas mereka. Saya mendesak para pemimpin Israel untuk mendukung proposal ini, terlepas apapun tekanan yang muncul," tutur Biden.
"Sebagai seseorang yang memiliki komitmen seumur hidup terhadap Israel, sebagai satu-satunya presiden AS yang pernah pergi ke Israel pada saat perang, sebagai seseorang yang baru saja mengirimkan pasukan AS untuk membela Israel secara langsung ketika negara itu diserang oleh Iran, saya meminta Anda untuk mundur selangkah, pikirkan apa jadinya jika momen ini hilang. Kita tidak boleh kehilangan momen ini."
Negosiasi antara Israel dan gerakan militan Hamas terkait gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir, Qatar dan sejumlah negara lain atas perang di Jalur Gaza telah berulang kali terhenti. Kedua belah pihak saling menyalahkan atas kurangnya kemajuan.
Advertisement