Sukses

Mahmoud Ahmadinejad Resmi Daftar Pilpres Iran

Ahmadinejad pernah memimpin Iran selama delapan tahun.

Liputan6.com, Teheran - Mantan presiden garis keras Iran, Mahmoud Ahmadinejad, pada Minggu (2/6/2024) mendaftar sebagai calon presiden. Iran mempercepat pelaksanaan pilpres menyusul kecelakaan helikopter yang menewaskan Ebrahim Raisi dan sejumlah pejabat senior lainnya pada 19 Mei 2024.

Menurut Pasal 131 Konstitusi Iran, jika presiden meninggal atau tidak mampu menjalankan tugasnya maka wakil presiden pertama akan mengambil alih jabatan tersebut hingga pemilu diadakan dalam jangka waktu maksimal 50 hari. Dalam hal ini, Mohammad Mokhber menjadi presiden sementara.

Pendaftaran Ahmadinejad, seorang mantan pemimpin populis, dinilai memberikan tekanan pada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei. Saat menjabat, Ahmadinejad secara terbuka menantang ulama berusia 85 tahun itu dan upayanya untuk mencalonkan diri pada tahun 2021 dilarang oleh pihak berwenang.

Kembalinya politikus yang mempertanyakan Holocaust ini terjadi pada saat meningkatnya ketegangan antara Iran dan negara-negara Barat mengenai program nuklir Iran yang berkembang pesat, mempersenjatai Rusia dalam perangnya melawan Ukraina, dan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat di dalam negeri.

Ahmadinejad adalah kandidat paling menonjol yang mendaftar sejauh ini. Berbicara setelah pendaftarannya, Ahmadinejad berjanji mengupayakan keterlibatan konstruktif dengan dunia dan meningkatkan hubungan ekonomi dengan semua negara.

"Masalah ekonomi, politik, budaya, dan keamanan berada di luar situasi yang terjadi pada tahun 2013," kata Ahmadinejad seperti dilansir kantor berita AP, Senin (3/6), mengacu pada tahun di mana dia meninggalkan kursi kepresidenan setelah menjabat dua periode.

Lantas, sambil mengangkat tangannya dia mengatakan, "Hidup musim semi, hidup Iran!"

Khamenei memperingatkan Ahmadinejad pada tahun 2017 bahwa pencalonannya kembali akan membuat situasi terpolarisasi yang akan berbahaya bagi negaranya. Khamenei tidak mengatakan apa pun selama pencalonan Ahmadinejad pada tahun 2021, ketika pencalonannya ditolak oleh Dewan Wali yang beranggotakan 12 orang, sebuah panel yang terdiri dari ulama dan ahli hukum yang pada akhirnya diawasi oleh Khamenei.

Panel tersebut tidak pernah menerima perempuan atau siapa pun yang menyerukan perubahan radikal. Panel yang sama bisa saja kembali menolak Ahmadinejad. Namun, persaingan untuk menggantikan Raisi belum menghasilkan kandidat yang jelas.

2 dari 2 halaman

Masa Kampanye Singkat

Pilpres Iran dijadwalkan berlangsung pada tanggal 28 Juni.

Selain Ahmadinejad, mantan ketua parlemen Ali Larijani, seorang konservatif yang memiliki hubungan kuat dengan mantan presiden Iran yang relatif moderat Hassan Rouhani, telah mendaftar. Begitu pula mantan Kepala Bank Sentral Iran Abdolnasser Hemmati, yang juga mencalonkan diri pada tahun 2021.

Siapa lagi yang ingin mencalonkan diri masih menjadi pertanyaan. Penjabat presiden negara tersebut, Mohammad Mokhber, yang sebelumnya merupakan birokrat di belakang layar, bisa menjadi yang terdepan karena dia sudah terlihat bertemu dengan Khamenei. Yang juga dibahas sebagai calon calon adalah mantan Presiden reformis Mohammad Khatami, namun, seperti halnya Ahmadinejad, apakah dia akan diizinkan untuk mencalonkan diri adalah pertanyaan lain.

Periode pendaftaran selama lima hari akan ditutup pada hari Selasa (4/6) dan Dewan Wali diperkirakan akan mengeluarkan daftar final kandidat dalam waktu 10 hari. Hal ini akan memungkinkan dilakukannya kampanye yang dipersingkat selama dua minggu sebelum pemungutan suara.