Liputan6.com, Jakarta - Wahana antariksa Chang'e-6 telah mendarat di Cekungan Kutub Selatan-Aitken pada 2 Mei 2024 lalu. Melansir laman Badan Antariksa Nasional Tiongkok (CNSA) pada Selasa (04/06/2024), Chang'e 6 diluncurkan dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang.
Pesawat ruang angkasa Chang'e-6 telah mengorbit bulan menunggu untuk mendarat. Komponen pendarat misi kemudian dipisahkan dari pengorbit untuk mendarat di sisi bulan yang menghadap jauh dari bumi.
Dikutip dari laman Space pada Selasa (04/06/2024), berikut fakta-fakta wahana antariksa Chang'e 6 beserta misinya.
Advertisement
Baca Juga
1. Mendapat di Cekungan Purba
Chang'e-6 mendarat di Cekungan Aitken Kutub Selatan Bulan pada Minggu (2/6). Lokasinya berada di 41-45 derajat LS, 150-158 derajat BT.
Cekungan Aitken Kutub Selatan adalah struktur tumbukan raksasa yang berada di sisi jauh bulan. Pinggiran bagian dalamnya membentang sekitar 2.000 kilometer dalam dimensi sumbu panjang.
Cekungan Aitken merupakan salah satu kawah tabrakan terbesar di Tata Surya. Diperkirakan terbentuk sekitar 4 miliar tahun lalu akibat tabrakan benda langit yang sangat besar.
Cekungan Aitken terletak di sisi Bulan yang tidak pernah menghadap Bumi, sehingga tidak dapat dilihat dari Bumi secara langsung. Aitken diperkirakan kaya akan mineral dan sumber daya alam lainnya.
Hal ini menjadikannya target menarik bagi misi eksplorasi Bulan di masa depan.
Wahana Antariksa Sederhana dan Canggih
2. Wahana Antariksa Sederhana dan Canggih
Wahana Chang'e-6 terdiri dari empat modul, yakni modul layanan, pendarat, kendaraan pendakian, dan kapsul pendaratan kembali. Selain itu, Chang'e-6 memiliki massa peluncuran 8.200 kg dan massa pendaratan sekitar 3.200 kg.
Dalam misi itu, Chang'e-6 juga membawa penjelajah bulan yang kecil dan memiliki berbagai eksperimen ilmiah di dalam pendarat.
3. Misi Ambisius
Wahana antariksa ini akan menjalankan misi mempelajari lingkungan sekitar dan mengumpulkan 2 kilogram tanah dan batuan bulan. Sebagian sampel ini akan diambil dari permukan dan sebagian lagi akan digali dari kedalaman 2 meter di bawah tanah bulan.
Wahana ini akan menggunakan bor onboard Chang'e-6. Material tersebut kemudian akan diluncurkan ke orbit bulan dengan roket yang meluncur bersama pendarat.
Wadah sampel akan bertemu dengan pengorbit Chang'e-6, kemudian kembali ke bumi. Jika sesuai rencana, sampel material itu akan mendarat di Bumi dengan pada 25 Juni mendatang.
Selanjutnya, para pakar akan mempelajari sampel materi itu, mencari wawasan tentang sejarah dan evolusi bulan dan petunjuk tentang mengapa sisi jauh Bulan sangat berbeda dengan sisi dekatnya. Para peneliti juga akan membandingkan materi Chang'e-6 dengan sampel yang dikumpulkan di sisi dekat bulan oleh Chang'e 5, yang kembali ke Bumi Desember 2020.
4. Misi Kembar
Chang'e 5 dan Chang'e 6 adalah misi kembar. Keduanya memiliki bentuk yang hampir sama.
Wahana ini akan menggunakan dua metode pengumpulan bor untuk mengumpulkan sampel di bawah permukaan dan lengan robot untuk mengambil spesimen dari permukaan. Kemudian ia harus mencoba peluncuran yang belum pernah terjadi sebelumnya dari sisi bulan yang selalu menghadap jauh dari bumi.
Para ilmuwan mengatakan sisi gelap bulan sangat menjanjikan untuk penelitian karena kawahnya lebih sedikit tertutup oleh aliran lava purba dibandingkan sisi dekatnya. Materi yang dikumpulkan dari sisi gelap mungkin bisa memberikan pencerahan yang lebih baik tentang bagaimana Bulan terbentuk.
(Tifani)
Advertisement