Sukses

Apa Kabar 7 Astronot Apollo yang Masih Hidup? Ini Kisah Mereka Usai Misi ke Bulan

Dari 24 astronot NASA yang melakukan perjalanan ke Bulan dalam misi Apollo pada tahun 1960-an dan 1970-an. Hanya tersisa tujuh orang yang masih hidup. Siapa saja mereka, dan bagaimana kisah mereka? Simak artikel ini untuk mengetahuinya.

Liputan6.com, Washington - Pelopor eksplorasi ruang angkasa - 24 astronot NASA - melakukan perjalanan ke Bulan dalam misi Apollo pada tahun 1960-an dan 1970-an.

Sekarang, setelah lebih dari 50 tahun, kompetisi untuk kembali membawa manusia di Bulan kembali memanas. Sejumlah perusahaan swasta dijadwalkan mengirim wahana penjelajah ke Bulan pada tahun 2024 ini. 

Peregerine, perusahaan swasta yang mendapatkan urutan pertama meluncur ke Bulan menghadapi masalah tidak lama setelah wahananya diluncurkan. Meskipun yang kedua berhasil mendarat di permukaan Bulan, satu kakinya patah saat pendaratan di sana.

Seperti yang dilansir dari BBC, Jumat (7/6/2024), NASA awalnya bertujuan meluncurkan Artemis 2, ekspedisi berawak pertama mereka ke Bulan sejak Apollo 17, akhir 2024. Kendati demikian harus mundur ke 2025, karena badan antariksa itu mengatakan bahwa mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempersiapkannya.

Sementara itu, perusahaan-perusahaan seperti SpaceX dan Boeing terus mengembangkan teknologi mereka sendiri. NASA berharap program Artemis akan membawa astronot untuk tinggal di Bulan dalam dekade ini.

China juga menargetkan untuk mengirimkan manusia ke permukaan Bulan pada tahun 2030. Penundaan ini memperlihatkan fakta menyedihkan bahwa jumlah astronot Apollo yang tersisa semakin berkurang.

Thomas Stafford, orang yang mengomandani Apollo 10 pada tahun 1969 dan Proyek Uji Coba Apollo-Soyuz pada tahun 1975, merupakan astronot terakhir yang meninggal dunia, pada Maret 2024 ini.

Kini hanya tersisa tujuh orang, yang berhasil keluar dari orbit Bumi yang relatif aman dan menjelajah lebih jauh ke ruang angkasa. Siapa saja mereka, dan bagaimana kisah mereka? Simak artikel ini untuk mengetahuinya.

1. Buzz Aldrin (Apollo 11)

<p>Buzz Aldrin (Apollo 11) (Dok. NASA via BBC)</p>

Pada 21 Juli 1969, mantan pilot pesawat tempur Edwin “Buzz” Aldrin meninggalkan pesawat pendaratannya di Bulan dan menjadi orang kedua yang menginjakkan kaki di permukaan Bulan. 

Hampir 20 menit sebelumnya, komandannya, Neil Armstrong, menjadi yang pertama.

Kata-kata pertama Aldrin adalah: “Pemandangan yang indah”.

“Bukankah itu sesuatu?” tanya Armstrong. “Pemandangan yang luar biasa di sini.”

“‘Kesunyian yang luar biasa,” jawab Aldrin.

Fakta bahwa ia berada di urutan kedua tidak pernah membuat Armstrong merasa nyaman. 

Rekan satu krunya, Michael Collins, mengatakan bahwa Aldrin “lebih benci tidak menjadi yang pertama di Bulan daripada menghargai menjadi yang kedua”.

Namun Aldrin tetap bangga dengan pencapaiannya; bertahun-tahun kemudian, ketika berhadapan dengan seorang pria yang mengklaim bahwa Apollo 11 adalah sebuah kebohongan besar, Aldrin yang saat itu berusia 72 tahun meninju rahangnya.

Dan setelah kematian Neil Armstrong pada tahun 2012, Aldrin berkata: “Saya tahu bahwa saya bergabung dengan jutaan orang lainnya dari seluruh dunia dalam berkabung atas meninggalnya seorang pahlawan Amerika dan pilot terbaik yang pernah saya kenal.”

Meskipun mengalami kesulitan di kemudian hari, ia tidak pernah kehilangan rasa haus akan petualangan dan bergabung dengan ekspedisi ke Kutub Utara dan Selatan, yang terakhir pada usia 86 tahun.

Sembari menikmati ketenarannya, ia tetap mendukung program luar angkasa, terutama kebutuhan untuk menjelajahi Mars lebih lanjut.

“Saya rasa kita tidak harus pergi ke sana dan kembali lagi - kita telah melakukannya dengan Apollo,” katanya.

Namanya dikenal oleh generasi baru sebagai inspirasi pada karakter Buzz Lightyear dari seri film Toy Story. Pada Januari 2023, di usianya yang ke-93, ia menikah untuk keempat kalinya.

2 dari 4 halaman

2. Bill Anders (Apollo 8)

Pada Desember 1968, Bill Anders terbang dengan Apollo 8, misi pertama di mana manusia melakukan perjalanan di luar orbit rendah Bumi, dan penerbangan berawak pertama yang berhasil mencapai dan mengorbit Bulan.

Ketika pesawat ruang angkasa keluar dari Bulan untuk keempat kalinya, para kru menyaksikan Earthrise alias Bumi terbit untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, dan Anders mengabadikan momen tersebut dalam sebuah film.

Foto ini secara luas telah memotivasi gerakan lingkungan global dan mendorong terciptanya Hari Bumi, sebuah acara tahunan untuk mempromosikan aktivisme dan kesadaran akan kepedulian terhadap planet ini.

Terkait momen tersebut, Anders mengatakan “Kami datang jauh-jauh untuk menjelajahi Bulan, dan hal terpenting yang berhasil kami temukan adalah Bumi.”

Setelah pensiun dari program luar angkasa pada tahun 1969, Anders sebagian besar bekerja di industri kedirgantaraan selama beberapa dekade. Dia juga pernah menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Norwegia selama satu tahun pada tahun 1970-an.

3. Charles Duke (Apollo 16)

<p>Charles Duke (Apollo 16) (NASA via BBC)</p>

Hanya ada empat orang yang masih hidup yang pernah berjalan di Bulan - Charlie Duke adalah salah satunya. Dia melakukannya pada usia 36 tahun, menjadikannya orang termuda yang menginjakkan kaki di permukaan Bulan.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, ia berbicara tentang “medan yang spektakuler”.

“Keindahannya, kontras yang tajam antara kegelapan ruang angkasa dan cakrawala Bulan.  Saya tidak akan pernah melupakannya. Itu sangat dramatis.”

Tapi dia telah memainkan peran penting lainnya dalam eksplorasi NASA di Bulan. 

Setelah Apollo 11 mendarat pada tahun 1969, Duke - dalam kendali misi sebagai Capsule Communicator, atau Capcom - yang menunggu dengan gugup di ujung telepon ketika Neil Armstrong berkata: “Houston, Tranquility Base di sini. The Eagle telah mendarat.”

Dalam dialek khas selatannya, Duke menjawab: "Roger, Tranquility. Kami mendengar kalian di darat, ada sekelompok orang di sini yang hampir berhenti bernapas, sekarang kami bisa bernapas lagi."

"Dia kemudian memberitahu BBC, "Saya benar-benar serius, saya menahan napas saya selama sekitar satu menit terakhir." Pada tahun 2022, Duke memberitahu BBC bahwa ia sangat antusias dengan misi Artemis NASA - tetapi juga memperingatkan bahwa itu tidak akan mudah bagi generasi baru astronot.

"Mereka memilih daerah dekat Kutub Selatan untuk mendarat, karena jika ada es di Bulan, itu akan berada di daerah tersebut. Jadi itu akan sulit - karena kondisinya sangat kasar di sana. Tapi kita akan berhasil." Saat ini, Charlie Duke tinggal di luar San Antonio, Texas, bersama Dorothy, yang telah menjadi pasangannya selama 60 tahun."

3 dari 4 halaman

4. Fred Haise (Apollo 13)

Fred Haise adalah bagian dari kru Apollo 13 yang terhindar dari bencana pada tahun 1970 setelah terjadinya ledakan di dalam pesawat yang menyebabkan misi dibatalkan saat pesawat berada lebih dari 200.000 mil (321.000 km) dari Bumi.

Seluruh dunia menyaksikan dengan tegang saat NASA berusaha mengembalikan pesawat ruang angkasa yang terbakar dan awaknya dengan selamat.

Setelah kembali, Haise dan krunya, James Lovell dan Jack Swigert, menjadi terkenal, yang membuat mereka terkejut.

“Saya merasa mungkin saya melewatkan sesuatu saat berada di sana,” katanya kepada pembawa acara bincang-bincang Johnny Carson ketika para kru tampil di The Tonight Show.

Haise tidak pernah sampai ke Bulan. Meskipun dijadwalkan untuk menjadi komandan Apollo 19, misi tersebut dibatalkan karena pemotongan anggaran, seperti halnya semua penerbangan lain setelah Apollo 17.

Ia kemudian bertugas sebagai pilot uji coba pada prototipe pesawat ulang-alik antariksa, bernama Enterprise. Seperti banyak dari rekan-rekan alumni Apollo lainnya, setelah meninggalkan NASA, Haise tetap bekerja di industri kedirgantaraan hingga masa pensiun.

5. James Lovell (Apollo 8, Apollo 13)

<p>James Lovell (Apollo 8, Apollo 13) (Dok. NASA via BBC)</p>

Lovell, Borman, dan Anders membuat sejarah ketika mereka melakukan misi Bulan pertama di Apollo 8, menguji modul komando/layanan dan sistem pendukung kehidupannya sebagai persiapan untuk pendaratan Apollo 11. 

Pesawat mereka benar-benar melakukan 10 kali orbit di Bulan sebelum kembali ke Bumi. Lovell seharusnya menjadi manusia kelima yang berjalan di permukaan Bulan sebagai komandan Apollo 13 - tapi tentu saja, hal itu tidak pernah terjadi.

Sebaliknya, kisahnya yang berhadapan dengan maut diabadikan dalam film Apollo 13, yang diperankan oleh Tom Hanks.

Setelah pensiun dari NASA pada tahun 1973, Lovell bekerja di industri telekomunikasi. Marilyn, istrinya selama lebih dari 60 tahun, yang menjadi sorotan media selama insiden terkenal itu, meninggal pada Agustus 2023.

Jim Lovell adalah salah satu dari tiga orang yang pernah melakukan perjalanan ke Bulan dua kali, dan setelah kematian Frank Borman pada November 2023, ia menjadi astronot tertua yang masih hidup.

 

4 dari 4 halaman

6. Harrison Schmitt (Apollo 17)

Tidak seperti kebanyakan astronot lain pada masa itu, Schmitt tidak pernah bertugas sebagai pilot di pasukan AS.

Sebagai seorang ahli geologi dan akademisi, ia awalnya menginstruksikan para astronot NASA tentang apa yang harus dicari selama perjalanan lapangan geologi Bulan mereka sebelum menjadi ilmuwan-astronot pada tahun 1965.

Schmitt adalah bagian dari misi awak terakhir ke Bulan, Apollo 17, dan bersama dengan komandan Eugene Cernan, salah satu dari dua orang terakhir yang menginjakkan kaki di permukaan bulan, pada Desember 1972.

Setelah meninggalkan NASA pada tahun 1975, ia terpilih menjadi anggota Senat AS dari negara bagian asalnya, New Mexico, namun hanya menjabat selama satu periode. Sejak saat itu, ia bekerja sebagai konsultan di berbagai industri dan juga di bidang akademis.

Selain itu, dia juga dikenal karena berbicara menentang konsensus ilmiah tentang perubahan iklim.

7. David Scott (Apollo 15)

<p>David Scott (Apollo 15) (Dok. NASA via BBC)</p>

David Scott, komandan Apollo 15, adalah salah satu dari empat orang yang masih hidup yang pernah berjalan di Bulan - tapi dia juga menjadi salah satu orang pertama yang mengendarai Apollo 15.

Pada tahun 1971, Scott dan mitra kerjanya, James Irwin, melakukan uji coba Lunar Roving Vehicle (LRV), yang dikenal sebagai "Kendaraan Pertama Manusia di Bulan". Dengan kecepatan mencapai 8 mph (12 km/jam), LRV memungkinkan para astronot untuk melakukan perjalanan jauh dari situs pendaratan Bulan secara lebih efisien daripada berjalan kaki.

Scott mencatat, "Pada misi pertama, Anda tidak pernah yakin apakah misi tersebut akan berhasil." Dia juga menekankan sensasi terbesar dari misi tersebut adalah saat LRV dikeluarkan, dihidupkan, dan ternyata berfungsi dengan baik. Setelah kembali dari Bulan, Scott terlibat dalam berbagai posisi manajerial di NASA sebelum beralih ke sektor swasta.

Selain itu, ia juga menjadi konsultan untuk berbagai proyek film dan acara televisi, termasuk Apollo 13 dan mini seri HBO From The Earth To The Moon.