Sukses

Petani Pakistan Protes Tak Ada Pasokan Air untuk Irigasi

Pendemo di Pakistan mengungkapkan rasa frustrasinya atas kekurangan air selama tiga bulan terakhir dengan membakar ban dan meneriakkan slogan-slogan menentang pihak berwenang

Liputan6.com, Islamabad - Para petani Pakistan menggelar aksi duduk protes terhadap pemerintah karena tidak adanya pasokan air irigasi di wilayah Jamwah dan Jam Sahib.

Mereka mengungkapkan rasa frustrasinya atas kekurangan air selama tiga bulan terakhir dengan membakar ban dan meneriakkan slogan-slogan menentang pihak berwenang, dikutip dari laman tribune.com.pk, Selasa (4/6/2024).

Para demonstran mengeluh bahwa ribuan hektar kebun kapas, tebu, padi, sayur, dan mangga yang ditanam di Jam Sahib telah hancur karena kurangnya air irigasi selama tiga bulan terakhir.

Hal ini telah memicu kekhawatiran yang meluas di kalangan petani, yang khawatir akan kerugian yang mencapai jutaan rupee.

Para demonstran telah membuat pernyataan serius, dengan mengklaim bahwa pejabat irigasi menjual bagian air mereka kepada tuan tanah dengan imbalan suap yang besar.

Hal ini telah merusak tanaman mereka, membuat ribuan hektar tanah tandus dan menyebabkan kerugian senilai jutaan rupee bagi para petani.

Para demonstran mendesak kepala menteri untuk segera mengambil tindakan terhadap pejabat irigasi dan memastikan penyediaan air bagi para petani yang terkena dampak untuk mencegah bencana ekonomi.

2 dari 4 halaman

Pakistan Alami Krisis Gandum, Warga dan Petani Berdemo

Sebelumnya, para petani gandum di Pakistan turun ke jalan menuntut permasalah yang terjadi dalam upaya produksi dan pengadaan gandum.

Bahkan ketika mayoritas penduduk di Pakistan juga berjuang untuk mendapatkan cukup gandum guna memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Pakistan dulunya adalah negara pengekspor gandum hingga beberapa tahun yang lalu.

Namun kini mereka mulai mengimpor gandum untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pakistan dapat memproduksi 27 juta ton jika kebutuhan dalam negerinya mencapai 31 juta ton, dikutip dari laman Asian Lite.

Negara ini mengimpor 3,4 juta ton gandum senilai USD 1 miliar antara Juli 2023 dan Maret 2024.

Impor tersebut menyebabkan kerugian besar bagi keuangan Pakistan, yang sudah berada di bawah tekanan karena rendahnya cadangan devisa yang tidak berkelanjutan.

Situasinya tampaknya juga tidak baik tahun ini. Hujan yang terjadi sebelum waktunya di April telah mengganggu produksi gandum karena meningkatkan biaya operasional dan menurunkan hasil.

Sebelumnya, minimnya curah hujan saat musim hujan menimbulkan permasalahan.

Produksi gandum kemungkinan besar tidak akan mencapai target karena total produksinya sekitar 29,6 juta ton. Hal ini menyebabkan harga gandum naik secara drastis, sehingga menimbulkan ketidakpuasan yang meluas dan kemudian terjadi protes massal.

Kelangkaan gandum dalam sejarah telah menyebabkan masyarakat Pakistan menuntut pemerintah mengumumkan darurat pertanian.

Kekurangan pasokan pangan di tengah krisis ekonomi telah memberikan kontribusi besar terhadap penderitaan masyarakat.

3 dari 4 halaman

Masyarakat Miskin Terkena Dampak

Sebagian besar masyarakat miskin terkena dampak buruk akibat kekurangan gandum dan kesalahan pengelolaan yang dilakukan pemerintah, kata Misbah Rashid Khan, rekan peneliti di lembaga think tank Social Protection Resource Centre yang berbasis di Islamabad.

Khan mengatakan, situasi yang terjadi saat ini telah berubah menjadi gambaran menyedihkan tentang orang-orang di Pakistan yang berlomba-lomba mendapatkan gandum bersubsidi, yang mengakibatkan antrean panjang, kejar-kejaran truk gandum, dan desak-desakan.

Kurangnya persediaan makanan juga berdampak pada ibu dan bayinya karena gandum adalah tanaman pangan terpenting di Pakistan.

Pakistan berada di peringkat 102 dari 125 negara dalam Indeks Kelaparan Global tahun 2023. Kekurangan gizi akibat asupan kalori yang tidak mencukupi merupakan salah satu faktor utama, dan gandum merupakan sumber kalori utama di Pakistan.

“Gandum adalah makanan pokok bagi sebagian besar warga Pakistan dan menyumbang sebagian besar asupan kalori kita,” kata Ghasharib Shoukat, Kepala Produk di Penelitian Pertanian Pakistan.

4 dari 4 halaman

Pakistan Bergantung pada Impor

Pertumbuhan produksi gandum yang lebih lambat membuat Pakistan bergantung pada impor, tambahnya.

Ketika produksi anjlok, masyarakat di Pakistan menyaksikan terganggunya pasokan dan kenaikan tajam harga gandum dalam dua tahun terakhir.

Terjadi antrian panjang, perkelahian dan desak-desakan untuk mendapatkan gandum bersubsidi serta protes terhadap pemerintah.

Kekurangan gandum menyebabkan pemalsuan, pemasaran gelap, pencurian, dan penyelundupan gandum, yang diklaim melibatkan pejabat pemerintah. Bahkan gudang pemerintah pun kehabisan gandum. Lebih dari 40.000 ton gandum dicuri dari gudang, menyebabkan 67 petugas diberhentikan sementara.