Sukses

Peringatan Netanyahu ke Hizbullah: Kami Tidak Akan Tinggal Diam

Pertempuran terbaru antara Hizbullah dan Israel terjadi bersamaan dengan perang di Jalur Gaza.

Liputan6.com, Tel Aviv - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan pada hari Rabu (5/6/2024), Israel siap mengambil tindakan yang sangat keras di Israel utara. Dia menggarisbawahi pihaknya akan memulihkan keamanan di wilayah yang menjadi sasaran Hizbullah tersebut.

Konflik antara Hizbullah dan Israel semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir, menambah kekhawatiran bahwa konfrontasi yang lebih luas dapat terjadi antara kedua musuh yang bersenjata lengkap.

"Siapa pun yang berpikir bahwa mereka dapat merugikan kami dan kami akan berdiam diri adalah kesalahan besar. Kami siap melakukan tindakan yang sangat tegas di wilayah utara," kata Netanyahu saat mengunjungi wilayah itu, seperti dilansir Reuters, Kamis (6/6).

"Dengan satu atau lain cara, kami akan memulihkan keamanan di wilayah utara."

Pertempuran – yang merupakan permusuhan terburuk antara Hizbullah dan Israel sejak kedua negara berperang pada tahun 2006 – telah memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka di kedua sisi perbatasan Israel-Lebanon.

Menurut penghitungan Reuters, serangan Israel telah menewaskan sekitar 300 anggota Hizbullah dan sekitar 80 warga sipil di Lebanon. Sementara itu, kata Israel, serangan dari Lebanon telah menewaskan 18 tentara Israel dan 10 warga sipil.

2 dari 3 halaman

Dukungan AS

Kepala Staf Umum Militer Israel Herzi Halevi menyatakan pada hari Selasa (4/6) tentaranya siap melakukan serangan di sepanjang perbatasan utara dan bahwa Israel mendekati titik pengambilan keputusan.

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengungkapkan pada hari Selasa bahwa Washington tidak ingin melihat perang besar-besaran dan sedang berusaha mencari solusi diplomatik, seraya menambahkan bahwa Israel mempunyai hak untuk mempertahankan diri dari Hizbullah.

Hizbullah, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh AS, mengumumkan sejumlah operasi pada hari Rabu, termasuk serangan peluru kendali yang menargetkan sistem pertahanan udara Iron Dome Israel di Ramot Naftali, sekitar 3 km dari perbatasan.

Roket yang ditembakkan dari Lebanon memicu kebakaran besar minggu ini, membakar sebagian besar lahan di Israel utara.

3 dari 3 halaman

Syarat Hizbullah Agar Pertempuran Berhenti

Wakil pemimpin Hizbullah Sheikh Naim Qassem mengatakan kepada penyiar Al Jazeera pada hari Selasa bahwa keputusan kelompok tersebut bukanlah untuk memperluas perang, melainkan akan berperang jika perang dipaksakan.

"Qassem mengatakan front Lebanon tidak akan berhenti sampai perang Gaza berhenti," demikian laporan Al Jazeera mengutip pernyataannya.

Hizbullah, sekutu kelompok Hamas, menekankan mereka menyerang Israel untuk mendukung warga Palestina di Jalur Gaza yang dibombardir Israel. Sebelumnya mereka mengatakan akan melakukan gencatan senjata ketika serangan Israel di Jalur Gaza berhenti.