Liputan6.com, Seoul - Amerika Serikat (AS) menerbangkan pesawat pengebom jarak jauh B-1B di atas Semenanjung Korea pada hari Rabu (5/6/2024) untuk latihan pengeboman berpemandu presisi pertama dengan Korea Selatan dalam tujuh tahun terakhir. Demikian disampaikan militer Korea Selatan.
Latihan – yang dipandang sebagai unjuk kekuatan terhadap Korea Utara – tersebut dilakukan ketika ketegangan antara dua Korea meningkat.
Baca Juga
Pelatihan pada hari Rabu melibatkan jet tempur canggih AS dan Korea Selatan lainnya serta pesawat B-1B, pesawat pengebom kedua AS yang dikerahkan sementara di Semenanjung Korea tahun ini.
Advertisement
Menurut Kementerian Pertahanan Korea Selatan, latihan ini dimaksudkan untuk menunjukkan komitmen keamanan AS terhadap Korea Selatan dan memperkuat postur pertahanan bersama sekutu.
"Selama pelatihan tersebut, B-1B menjatuhkan Joint Direct Attack Munitions (JDAM) saat dikawal oleh jet Korea Selatan, yang merupakan latihan pengeboman pertama bagi pengebom AS sejak tahun 2017," sebut Kementerian Pertahanan Korea Selatan, seperti dilansir kantor berita AP, Kamis (6/6).
Dikatakan pula bahwa jet tempur Korea Selatan juga melakukan latihan penembakan untuk menunjukkan kesiapan negara tersebut "menghukum" Korea Utara jika terprovokasi.
Bom JDAM termasuk penghancur bunker. Semua jet tempur, pengebom, dan drone AS dapat menggunakan JDAM, dan amunisi tersebut merupakan salah satu sistem senjata yang disediakan AS kepada Ukraina untuk melawan invasi Rusia.
Eskalasi di Semenanjung Korea
Korea Utara sangat sensitif terhadap latihan yang menggunakan bom penghancur bunker, yang dapat mengancam kepemimpinannya dan jaringan kompleks terowongan serta struktur militer bawah tanah.
B-1B mampu membawa muatan senjata konvensional dalam jumlah besar. Korea Utara sebelumnya menyebut pengerahan pesawat pengebom tersebut sebagai bukti permusuhan AS. Korea Utara telah menanggapi penerbangan B-1B dan pesawat AS lainnya di Korea Selatan dengan uji coba rudalnya.
Dalam sepekan terakhir, Korea Utara menerbangkan ratusan balon untuk menjatuhkan kotoran hewan, puntung rokok, potongan kain, dan limbah baterai ke seluruh Korea Selatan, sebagai bentuk kemarahan atas kampanye yang dilakukan warga sipil Korea Selatan yang mengirimkan balon berisi pamflet dan barang-barang propaganda lainnya ke Korea Utara.
Korea Selatan merespons balon berisi sampah dari Korea Utara dengan janji untuk mengambil langkah pembalasan yang tak tertahankan. Seoul kemudian mengumumkan penangguhan atas seluruh perjanjian militer yang ditandatangani pada tahun 2018 dengan Korea Utara yang menyerukan kedua belah pihak untuk mengurangi ketegangan di sepanjang perbatasan mereka.
Penangguhan perjanjian tersebut memungkinkan Korea Selatan melanjutkan aktivitas militer seperti latihan tembakan langsung atau siaran propaganda anti-Korea Utara melalui pengeras suara di wilayah perbatasan. Langkah-langkah tersebut kemungkinan besar akan mendorong Korea Utara mengambil langkah-langkah provokatif sebagai tanggapannya.
Advertisement