Sukses

Singapore Airlines Tawarkan Kompensasi ke Penumpang yang Jadi Korban Pesawat Turbulensi

Seorang penumpang berusia 73 tahun meninggal karena dugaan serangan jantung dan puluhan orang terluka setelah penerbangan SQ321 dari London ke Singapura mengalami turbulensi ekstrem.

Liputan6.com, Singapura - Singapore Airlines menawarkan kompensasi kepada penumpang penerbangan yang bulan lalu yang mengalami turbulensi parah dan mengakibatkan puluhan orang cedera dan satu orang meninggal.

Penumpang dengan cedera ringan telah ditawari kompensasi sebesar US$ 10.000 atau setara Rp163 juta dan mereka yang mengalami cedera serius dapat mendiskusikan tawaran untuk memenuhi kebutuhan khusus mereka.

"Penumpang yang dinilai secara medis mengalami cedera serius, memerlukan perawatan medis jangka panjang, dan meminta bantuan keuangan ditawarkan pembayaran di muka sebesar US$ 25.000 untuk memenuhi kebutuhan mendesak mereka," kata pihak maskapai.

Seorang penumpang berusia 73 tahun meninggal karena dugaan serangan jantung dan puluhan orang terluka setelah penerbangan SQ321 dari London ke Singapura mengalami turbulensi ekstrem, dikutip dari laman Japan Today, Selasa (11/6/2024).

Penumpang mengatakan, awak pesawat dan mereka yang tidak mengenakan sabuk pengaman mengalami efek serius lantaran tubuhnya terlempar ke lantai dan menghantam langit-langit kabin.

Sebuah rumah sakit di Bangkok yang merawat penumpang mengatakan, ada yang mengalam cedera sumsum tulang belakang, otak, dan tengkorak.

Hingga 4 Juni, lebih dari dua minggu setelah penerbangan 20 Mei, 20 penumpang masih menerima perawatan medis di rumah sakit di Bangkok, menurut maskapai tersebut.

Maskapai tersebut tidak segera menanggapi permintaan untuk angka terbaru.

 

2 dari 2 halaman

Tawaran Pengembalian Biaya Tiket Pesawat

Singapore Airlines mengatakan akan mengembalikan biaya tiket pesawat untuk semua penumpang yang berada di dalam pesawat dan mereka akan menerima kompensasi keterlambatan sesuai dengan peraturan di Uni Eropa atau Inggris.

Laporan awal oleh Kementerian Transportasi Singapura mengatakan, perubahan cepat dalam gaya gravitasi dan penurunan ketinggian 54 meter kemungkinan menyebabkan penumpang dan awak pesawat melayang di udara.

Dikatakan bahwa pesawat tersebut kemungkinan terbang di atas area "aktivitas konvektif yang sedang berkembang", istilah yang merujuk pada cuaca buruk yang sedang berkembang.

Ada 211 penumpang, termasuk banyak warga Australia, Inggris, dan Singapura, dan 18 awak pesawat dalam penerbangan tersebut.