Sukses

17 Juni 2015: Penembakan di Gereja Kulit Hitam Bersejarah AS Tewaskan 9 Orang

Delapan orang tewas di tempat kejadian di Gereja Emanuel African Methodist Episcopal dan satu orang dinyatakan tewas di rumah sakit akibat penembakan di gereja kulit hitam (gereja Afro-Amerika) bersejarah di Charleston, Carolina Selatan, Amerika Serikat (AS).

Liputan6.com, Charleston - Polisi mengungkapkan bahwa sembilan orang dinyatakan tewas dalam sebuah penembakan di gereja kulit hitam (gereja Afro-Amerika) bersejarah di Charleston, Carolina Selatan, Amerika Serikat (AS) pada 17 Juni 2015, tepat sembilan tahun lalu.

"Saya percaya ini merupakan kejahatan kebencian," kata Kepala Polisi Gregory Mullen.

Melansir dari USA Today, Senin (17/6/2024), delapan orang tewas di tempat kejadian di Gereja Emanuel African Methodist Episcopal dan satu orang dinyatakan tewas di rumah sakit, ungkap Mullen.

Tersangka, yang saat itu masih dinyatakan buron, merupakan pria berkulit putih yang berusia sekitar 21 tahun, kata pejabat.

Penembakan terjadi sekitar pukul 9 malam waktu setempat pada Rabu 17 Juni 2015. 

Kepolisian Charleston merilis foto tersangka selama konferensi pers yang dimulai pada Kamis 18 Juni 2015 pukul 6 pagi waktu setempat dan mengatakan bahwa tersangka pergi dari tempat kejadian dengan sebuah sedan hitam empat pintu. Ia digambarkan sebagai orang yang "bersenjata dan berbahaya".

Anggota gereja ditembak saat mereka mengikuti pelajaran alkitab, kata NAACP (National Association for the Advancement of Colored People).

Dot Scott, Presiden NAACP di Charleston, mengatakan bahwa seorang perempuan yang selamat memberi tahu anggota keluarganya bahwa penembak awalnya duduk di gereja sebelum menembak, demikian dilaporkan Post and Courier.

Scott menambahkan bahwa penembak itu dilaporkan memberitahu perempuan itu bahwa ia membiarkannya hidup agar perempuan itu bisa menceritakan kepada orang lain apa yang terjadi.

Di antara korban tewas adalah senator negara bagian yang merupakan pendeta di gereja tersebut, Clementa Pinckney dari Partai Demokrat, kata Todd Rutherford, Ketua Fraksi Minoritas DPR South Carolina, Associated Press melaporkan.

Pinckney, 41 tahun, menikah dan memiliki dua anak. Ia telah bertugas di Senat negara bagian itu sejak tahun 2000, menurut biografi online tentangnya.

2 dari 4 halaman

Pelaku Pria Berkulit Putih

Orang-orang sedang mengikuti ibadah pada saat kejadian, kata Wali Kota Joe Riley selama konferensi pers.

"Ini tidak dapat dijelaskan," kata Riley. "Ini merupakan tindakan yang paling tidak dapat diterima dan tidak dapat dipercaya yang mungkin terjadi. Satu-satunya alasan seseorang bisa masuk ke gereja dan menembaki orang-orang yang sedang berdoa adalah karena kebencian."

Kepala Polisi Mullen berkata, "Ini adalah tragedi yang tidak seharusnya dialami oleh suatu komunitas. Ini tidak masuk akal. Sangat tidak terbayangkan bahwa seseorang bisa masuk ke gereja ketika orang-orang sedang mengadakan pertemuan doa dan mengambil nyawa mereka."

Mullen mengatakan bahwa FBI akan membantu penyelidikan tersebut.

Gereja Emanuel merupakan gereja AME (African Methodist Episcopal) tertua di bagian Selatan dan memiliki jemaat kulit hitam tertua dan terbesar di selatan Baltimore, menurut situs webnya. Denmark Vesey, salah satu pendiri gereja ini, dieksekusi karena mencoba mengorganisir pemberontakan budak besar pada tahun 1822.

Tersangka adalah pria kulit putih muda yang berkumis rapi, tingginya sekitar 5 kaki 9 inci atau 175 cm, dengan tubuh yang langsing dan rambut berwarna pirang. Ia mengenakan kaus berkerah abu-abu atau jaket hoodie, celana jeans biru, dan sepatu bot Timberland, kata pihak berwenang.

Pinckney, salah satu korban, merupakan penduduk asli Beaufort, Carolina Selatan, dan lulus dengan predikat magna cum laude dari Universitas Allen pada tahun 1995.

Pinckney menerima gelar master of divinity dari Lutheran Theological Southern Seminary dan gelar master dalam administrasi publik dari Universitas South Carolina. Ia terpilih sebagai anggota DPR Carolina Selatan pada tahun 1996, saat usianya 23 tahun, dan terpilih sebagai anggota senat negara bagian pada tahun 2000.

3 dari 4 halaman

Penembakan Diyakini Bermotif Rasial

Organisator komunitas Christopher Cason mengatakan bahwa ia yakin penembakan tersebut bermotif rasial, lapor AP.

"Saya sangat lelah dengan orang-orang yang mengatakan bahwa saya tidak berhak marah," katanya. "Saya sangat marah saat ini."

Cornell William Brooks, presiden serta CEO NAACP, mengatakan dalam sebuah pernyataan, "NAACP didirikan untuk melawan kebencian rasial dan kami sangat marah bahwa 106 tahun kemudian, kami masih dihadapkan dengan kejahatan kebencian massal lainnya."

"Tidak ada pengecut yang lebih jahat daripada seorang penjahat yang memasuki rumah Tuhan dan membantai orang-orang tak bersalah yang sedang mempelajari kitab suci."

Dalam sebuah pernyataan, Gubernur Nikki Haley meminta orang-orang untuk mendoakan para korban dan keluarga mereka, "Meskipun kita belum mengetahui semua detailnya, kita tahu bahwa kita tidak akan pernah memahami apa yang memotivasi seseorang untuk memasuki salah satu tempat ibadah kita dan mengambil nyawa orang lain," katanya.

4 dari 4 halaman

Para Politikus yang Ikut Berkomentar

Senator Tim Scott, yang tahun 2014 menjadi orang Afrika-Amerika pertama yang terpilih ke Senat AS dari wilayah selatan sejak Rekonstruksi, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia akan meninggalkan Washington untuk kembali ke Carolina Selatan secepat mungkin.

"Hati saya hancur untuk Charleston dan Carolina Selatan malam ini," kata Scott.

"Tragedi tanpa arti ini terjadi di tempat ibadah, tempat kita berkumpul untuk tertawa, mencintai, dan bersukacita dalam nama Tuhan, sungguh menjijikkan dan tidak akan pernah bisa dipahami."

Calon presiden pada masa itu dari Partai Demokrat Hillary Clinton, yang berada di Charleston beberapa jam sebelum penembakan, menulis di Twitter, "Berita yang memilukan dari Charleston, pikiran dan doa saya bersama kalian semua. -H."

Calon presiden dari Partai Republik Jeb Bush membatalkan acaranya di kota tersebut, di mana ia dijadwalkan untuk berkampanye pada hari Kamis 18 Juni 2015.

"Pikiran dan doa Gubernur Bush bersama individu dan keluarga yang terkena dampak tragedi ini," kata juru bicaranya, Allie Brandenburger, dalam sebuah pernyataan.