Sukses

AS Kucurkan Dana Rp113 M untuk Program Mitigasi Bencana di Indonesia, Libatkan Militer hingga Bangun Sistem Peringatan Dini

Pemerintah AS lewat USAID berkomitmen mendorong Indonesia menuju Indonesia Emas 2045, salah satunya dengan membangun ketahanan terhadap bencana.

Liputan6.com, Jakarta - Badan pembangunan Amerika Serikat (USAID) menggelontorkan dana senilai USD 7 juta atau sekitar Rp113 miliar untuk program mitigasi bencana di Indonesia pada tahun 2024. Dalam hal ini, USAID bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk Badan Nasional Pencegahan Bencana (BNPB), untuk memberikan pelatihan tentang mitigasi bencana di level masyarakat.

"Kita punya kegiatan berkelanjutan dengan BNPB, masyarakat lokal, pemerintah daerah dalam membangun kapasitas masyarakat. Kami memastikan bahwa BNPB merekrut dan melatih masyarakat, yang kemudian dapat mengakses sistem pemerintahan pusat untuk mendapatkan sumber daya ketika dibutuhkan di tingkat daerah," kata Direktur USAID Indonesia Jeffery Cohen dalam diskusi bertajuk "20 Tahun Kerja Sama Indonesia-AS dalam Mitigasi Bencana" di Jakarta, Rabu (12/6/2024).

Selain itu, Jeffery Cohen yang akrab disapa Jeff mengatakan pihaknya juga bekerja dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal dalam mengedukasi masyarakat terkait pemetaan risiko bencana dan pelatihan serta persiapan terhadap bencana.

"Saya rasa ini adalah pedoman perayaan 75 tahun kemitraan kami. Kami menunjukkan kemitraan strategis yang komprehensif, di mana kami terus ingin membangun lebih banyak hubungan antar masyarakat, di mana kami menunjukkan bagaimana kita dapat bekerja sama dan belajar dari satu orang ke orang lainnya," lanjut dia.

Sejumlah daerah di Indonesia termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Banten telah menjadi pilot project kerja sama tersebut.

Lebih jauh, USAID juga bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam sistem peringatan dini.

"Kami juga banyak bekerja sama dengan BMKG dalam memantau seluruh gunung berapi di Indonesia. Survei Geologi AS mempunyai sistem peringatan dini untuk gempa bumi dan gunung berapi, itulah sebabnya menurut saya BMKG telah berhasil akhir-akhir ini dalam menjauhkan masyarakat dari gunung berapi ketika keadaan mulai memburuk," tutur Jeff.

2 dari 3 halaman

Kerja Sama Militer dalam Mitigasi Bencana

Indonesia dan AS juga bekerja sama memitigasi bencana secara militer, termasuk lewat latihan gabungan pasukan kedua negara "Super Garuda Shield".

"Latihan gabungan ini juga meliputi bantuan kemanusiaan, penyelamatan kecelakaan, di mana ini adalah misi yang sangat penting bagi militer. Mungkin misi tertinggi kita adalah menyelamatkan masyarakat kita," kata Komandan USINDOPACOM Samuel Paparo.

Latihan gabungan tersebut, kata Samuel, memberikan kemampuan kepada para anggota militer untuk berinteroperasi, berkomunikasi dan membaca situasi dalam keadaan bencana.

"Yang kami pelajari dalam Tsunami Apollo, ketika kami dapat beroperasi dengan baik, kami dapat memberikan bantuan kepada orang lain," sambungnya.

 

3 dari 3 halaman

Menuju Indonesia Emas 2045

Jeff menuturkan bahwa peningkatan kapasitas terkait mitigasi bencana yang dilakukan lewat kerja sama antara AS dan Indonesia dapat mengantarkan Indonesia meraih misinya dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

"Kapasitas dan pertumbuhan Indonesia sebagai negara demograsi, sebagai negara yang sejatera dan majemuk, harus membuat Indonesia memiliki ketahanan dalam ekonomi, social, politik dan lingkungan. Itu yang dapat membawa Indonesia menuju Indonesia Emas 2045," ungkap dia.

Pemerintah AS dan USAID, sebut Jeff, menjadi salah satu mitra yang dapat mendorong Indonesia mencapai misi tersebut.

"Dan menurut saya USAID dan pemerintah AS merupakan mitra terpercaya bagi Indonesia dalam upaya tersebut, dan akan terus melakukan hal yang sama, baik dalam pengurangan risiko bencana, perubahan iklim, konservasi orang utan, atau program tuberculosis," tegas Jeff.

USAID adalah badan pembangunan internasional utama pemerintah AS dan yang terdepan dalam pembangunan internasional serta upaya kemanusiaan untuk menyelamatkan jiwa, menurunkan kemiskinan, memperkuat tata kelola pemerintahan yang demokratis, dan meningkatkan ketangguhan. Demikian seperti dikutip dari laman resmi USAID.Â