Liputan6.com, Roma- Presiden Joe Biden dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menandatangani perjanjian keamanan pada hari Kamis (13/6/2024), yang mereka puji sebagai tonggak sejarah dalam hubungan kedua negara.Â
Biden menuturkan tujuannya adalah, "Untuk memperkuat kemampuan pertahanan dan pencegahan Ukraina."
Baca Juga
Sementara itu, Zelenskyy menyatakan penandatanganan ini merupakan hari yang benar-benar bersejarah, namun dia juga mempertanyakan tentang daya tahan dukungan dari Amerika Serikat (AS) dan sekutu lainnya. Demikian seperti dilaporkan kantor berita AP, Jumat (14/6).
Advertisement
Yang disebut menjadi kekhawatiran utama Zelenskyy adalah Pilpres AS pada bulan November, yang dapat mengantarkan Donald Trump kembali ke kursi kepresidenan. Trump selama ini skeptis dalam memberikan bantuan militer tambahan ke Ukraina dan sempat mengkritik aliran harta karun AS yang tiada habisnya ke Ukraina.
Baru-baru ini, Trump menyatakan keterbukaannya untuk menggelontorkan pinjaman dan mengatakan kemerdekaan Ukraina penting bagi AS.
Â
Isi Perjanjian Keamanan AS-Ukraina
Mengutip situs resmi Gedung Putih, lewat perjanjian keamanan bilateral berdurasi 10 tahun ini, AS dan Ukraina akan bekerja sama untuk:
- Membangun dan memelihara kemampuan pertahanan dan pencegahan Ukraina yang kredibel. Perjanjian ini menjabarkan visi kekuatan masa depan Ukraina yang kuat, berkelanjutan, dan tangguh. AS dan Ukraina akan memperdalam kerja sama keamanan dan pertahanan serta berkolaborasi erat dengan jaringan luas mitra keamanan Ukraina. AS akan mendukung seluruh kebutuhan pertahanan Ukraina saat ini dan dalam jangka panjang dengan membantu Ukraina memenangkan perang dan memperkuat kemampuan pencegahannya terhadap ancaman di masa depan. Bersama-sama, AS dan Ukraina akan memperluas sharing intelijen, meningkatkan interoperabilitas antarmiliter sesuai dengan standar NATO, dan bekerja dengan sekutu dan mitra untuk memosisikan Ukraina sebagai kontributor jangka panjang bagi keamanan Eropa.
- Memperkuat kapasitas Ukraina untuk mempertahankan perjuangannya dalam jangka panjang, termasuk dengan membangun upaya untuk memperkuat basis industri pertahanan Ukraina, dan mendukung pemulihan ekonomi dan keamanan energinya.
- Mempercepat integrasi Ukraina di Euro-Atlantik, termasuk melalui penerapan reformasi di lembaga-lembaga demokrasi, ekonomi, dan keamanan Ukraina sejalan dengan tujuan bergabung dengan Uni Eropa dan program reformasi NATO.
- Mencapai perdamaian yang adil yang menghormati hak-hak Ukraina berdasarkan hukum internasional, didukung oleh dukungan global yang luas, menjunjung prinsip-prinsip utama Piagam PBB, termasuk kedaulatan dan integritas teritorial, dan mencakup akuntabilitas atas tindakan Rusia.
- Berkonsultasi pada tingkat tertinggi jika terjadi serangan bersenjata Rusia di masa depan terhadap Ukraina untuk menentukan tindakan yang tepat dan perlu untuk mendukung Ukraina dan membebankan kerugian pada Rusia.
Â
Â
Advertisement
Dapat Dibatalkan
Â
Masing-masing pihak dapat mengakhiri perjanjian tersebut secara tertulis dengan pemberitahuan enam bulan sebelumnya, yang berarti jika Trump terpilih pada bulan November maka dia dapat membatalkannya.
Dalam perkembangan perang Ukraina lainnya, Zelenskyy menggarisbawahi Ukraina membutuhkan sistem pertahanan udara tambahan "segera" untuk melindungi warga dan infrastruktur negaranya dari pengeboman terus-menerus yang dilakukan Rusia.
Biden meresponsnya dengan menuturkan AS mempunyai komitmen dari lima negara yang tidak dia sebutkan namanya untuk menyediakan rudal Patriot dan sistem pertahanan udara lainnya ke Ukraina. Menurut Biden, negara-negara yang mengharapkan senjata yang sama dari AS telah diberitahu bahwa mereka harus menunggu karena "semua yang kami miliki akan disalurkan ke Ukraina sampai kebutuhan mereka terpenuhi".
"Anda akan mendapatkannya dalam waktu yang relatif cepat," ujar Biden.
Jerman adalah salah satu dari lima negara yang menjanjikan sistem Patriot tambahan untuk Ukraina.
Zelenskyy menyampaikan pula peringatan keras mengenai agresi Rusia, dengan mengatakan, "Jika Ukraina tidak bertahan, saya yakin demokrasi di banyak negara juga tidak akan bertahan."
Sejumlah negara dan organisasi akan berkumpul pada akhir pekan ini di Swiss untuk menghadiri KTT Perdamaian Ukraina. Biden sendiri memilih absen untuk menghadiri penggalangan dana kampanye di Los Angeles. Dia akan diwakili oleh Wakil Presiden Kamala Harris.