Sukses

Hati-hati 10 Semut Paling Berbahaya di Dunia Ini, Bisa Picu Alergi Parah hingga Bikin Lumpuh

Hewan kecil ini memiliki banyak spesies berbeda. Meskipun ukurannya kecil, ada beberapa jenis semut yang sangat berbahaya karena gigitannya dan beracun. Berikut daftar 10 semut paling berbahaya di dunia tersebut:

Liputan6.com, Jakarta - Semut memiliki banyak spesies berbeda. Meskipun ukurannya kecil, ada beberapa jenis semut yang sangat berbahaya. Berhati-hatilah jika Anda menemukannya.

Selain itu, meskipun memiliki tubuh yang terbilang kecil, namun semut juga memiliki gigitan yang cukup menyakitkan. Bahkan ada beberapa jenis semut, yang memiliki gigitan cukup berbahaya, bahkan sampai mengancam nyawa. 

Mengutip dari India Today, Jumat (26/7/2024), berikut adalah daftar 10 semut paling berbahaya di dunia yang harus kamu ketahui:

1. Bullet Ant (Semut peluru)

Semut peluru (Wikimedia Commons)

Semut ini dikenal memiliki gigitan paling menyakitkan di dunia. Bullet ant atau semut peluru biasanya ditemukan di Amerika Selatan dan sengatannya dapat terasa 30 kali lebih menyakitkan daripada sengatan tawon pada umumnya.

2. Bulldog Ant (Semut Bulldog)

Ilustrasi semut (Sumber: Ilustrasi Semut: Pexels/ egor kamelev)

Semut Bulldog, dapat ditemukan di wilayah Australia dan Kaledonia Baru. Semut ini memiliki ciri khas berupa rahang yang besar berwarna kuning dan warna coklat kemerahan. 

Semut ini mempunyai racun kuat yang dapat menyebabkan luka bakar yang menyakitkan pada kulit atau reaksi alergi yang parah jika tergigit.  Hal inilah yang membuatnya mendapat predikat sebagai semut paling berbahaya di dunia.

2 dari 4 halaman

3. Red Fire Ant (Semut Api Merah)

Semut api impor merah, yang berasal dari Amerika Selatan ini, berwarna hitam pekat dengan corak fiery tones seperti api. Meskipun semut ini tidak biasa menggigit atau menyerang manusia kecuali jika diprovokasi, semut ini dikenal dengan perilakunya yang agresif.

4. African Ant (Semut Afrika)

(Sumber: Dream.com)

Semut Afrika, juga dikenal sebagai Pachycondyla analis atau Megaponera foetens. Semut jenis ini merupakan salah satu spesies semut paling berbahaya di dunia. 

Ditemukan di berbagai negara Afrika, hewan berukuran kecil ini memiliki rahang segitiga yang mematikan dan membawa racun neurotoksik yang dapat dengan mudah melumpuhkan korbannya dalam sekejap. 

5. Carpenter Ant (Semut Tukang Kayu)

Ilustrasi semut tukang kayu

Menghuni Amerika, Eropa, dan Afrika, semut tukang kayu atau bahasa latinnya Camponotus ini membangun sarang di koloni induk dan koloni satelit.

Semut ini biasa ditemukan di tempat-tempat seperti Illinois, Florida, dan Texas.

 

 

 

3 dari 4 halaman

6. Argentine Ant (Semut Argentina)

Semut ini secara ilmiah disebut sebagai Linepithema humile, merupakan semut endemik Argentina, diperkenalkan sekitar tahun 2005.

Mereka dikenal karena perilaku agresif dan pertempuran untuk menguasai suatu wilayah.

7. Leafcutter Ant (Semut Pemotong Daun)

Ilustrasi mimpi, semut. (Photo by Akhil suryajith on Unsplash)

Semut pemotong daun, termasuk dalam marga Atta dan Acromyrmex, menunjukkan organisasi sosial yang kompleks.

Mereka memiliki kasta yang berbeda, termasuk ratu, tentara, penjelajah, dan pekebun, dan terlibat dalam pemotongan daun dan pertanian jamur.

8. Odorous House Ant (Semut Bau)

Ilustrasi semut yang mengerumuni makanan manis. (Foto: Unsplash/Eugen Kucheruk)

Berasal dari Amerika Serikat, semut bau (Tapinoma sessile) juga dikenal sebagai semut gula atau semut kelapa. Ketika diremukkan, semut ini mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Mereka biasanya hidup di bawah tanaman rumah, batu, kayu, dan di celah-celah dinding dan lantai.

4 dari 4 halaman

9. Redwood Ant (Semut Kayu Merah)

Umum ditemukan di Eropa, semut kayu merah (Formica rufa) menciptakan koloni yang besar dan mudah ditemukan di hutan lebat, dengan jumlah sekitar 200.000 ekor.

10. Harvester Ant (Semut Pemanen)

Ilustrasi semut

Ditemukan di Spanyol, Italia, Prancis, dan Maroko, semut pemanen (Messor barbarus) membuat sarang di dalam tanah dan merupakan hewan pemakan segala. Mereka dikenal karena perilaku pembersihannya yang terus menerus.