Sukses

Peter Pellegrini Dilantik Jadi Presiden, Slovakia Makin Condong ke Rusia

Pellegrini menjadi presiden keenam Slovakia sejak negara itu memperoleh kemerdekaan pada tahun 1993.

Liputan6.com, Bratislava - Peter Pellegrini (48) dilantik sebagai presiden Slovakia pada hari Sabtu (15/6/2024) dalam upacara yang berlangsung di tengah peningkatan keamanan menyusul upaya pembunuhan terhadap sekutu dekatnya, Perdana Menteri Robert Fico, sebulan lalu.

"Kita adalah satu bangsa, satu masyarakat, satu Slovakia," ujarnya dalam pidato pelantikannya yang menyerukan persatuan nasional, seperti dilansir kantor berita AP, Minggu (16/6).

Pellegrini mengalahkan diplomat karier pro-Barat Ivan Korcok dalam pilpres putaran kedua pada 6 April. Kemenangannya memperkuat cengkeraman Fico pada kekuasaan dengan memberinya dan sekutunya kendali atas pos-pos strategis utama.

Dia menggantikan Zuzana Caputova, kepala negara perempuan pertama negara itu dan pendukung setia Ukraina dalam perjuangannya melawan invasi Rusia. Caputova dilaporkan tidak menginginkan periode kedua untuk jabatan yang sebagian besar bersifat seremonial.

 

2 dari 2 halaman

Pro-Rusia

Fico tidak menghadiri upacara pelantikan Pellegrini karena masih dalam masa pemulihan setelah ditembak di bagian perut saat menyapa pendukungnya pada 15 Mei di Kota Handlova.

Partai Smer (Direction), yang berhaluan kiri, pimpinan Fico memenangkan pemilu parlemen pada 30 September dengan platform pro-Rusia dan anti-Amerika Serikat (AS).

Pellegrini yang menginginkan peran kuat di negara, memimpin partai sayap kiri Hlas (Voice) yang menempati posisi ketiga dalam pemungutan suara dan bergabung dengan koalisi pemerintahan dengan Fico dan Partai Nasional Slovakia yang ultranasionalis.

Para kritikus khawatir Slovakia di bawah pemerintahan Fico akan meninggalkan jalur pro-Barat dan mengikuti arahan Hungaria di bawah Perdana Menteri Viktor Orban yang populis.

Pemerintahan baru segera menghentikan pengiriman senjata ke Ukraina.

Ribuan orang telah berulang kali turun ke jalan di Slovakia baru-baru ini untuk melakukan demonstrasi menentang kebijakan Fico yang pro-Rusia dan kebijakan lainnya, termasuk mengambil kendali media publik.

Video Terkini