Sukses

Ancam Polisi Jelang Pertandingan Euro 2024 di Jerman, Pria Misterius Bersenjata Kapak Ditembak

Polisi Hamburg menembak seorang pria dengan kapak menjelang pertandingan Euro 2024. Ini yang terjadi selanjutnya.

Liputan6.com, Hamburg - Sebuah operasi besar terjadi di pusat kota Hamburg setelah seorang pria dengan kapak mengancam polisi, kata pihak berwenang di sebuah kota Jerman tersebut.

Polisi mengatakan mereka menembak dan melukai serius pria yang kemudian menerima perawatan medis.

Menurut pemberitaan media, insiden itu terjadi di dekat fanzone pendukung tim sepak bola Belanda.

Hal tersebut diperkirakan tidak ada hubungannya dengan pertandingan antara Belanda dan Polandia yang berlangsung di Hamburg pada hari Minggu (16/6/2024)sebagai bagian dari turnamen Euro 2024.

Pernyataan awal polisi mengatakan bahwa seorang pria mengancam petugas polisi dengan kapak dan "alat pembakar".

Belakangan, juru bicara kepolisian Hamburg mengatakan kepada BBC bahwa tersangka bersenjatakan kapak dan mencoba membakar bom bensin atau molotov – namun petugas merespons dengan semprotan merica dan kemudian menembaknya.

Dia diberi pertolongan pertama di tempat kejadian dan kemudian dibawa ke rumah sakit.

“Kami berasumsi bahwa ini adalah kasus yang terisolasi, yang berarti tidak ada hubungannya dengan sepak bola,” kata juru bicara polisi Sandra Levgruen kepada wartawan.

Insiden tersebut diketahui terjadi sekitar pukul 12:30 waktu setempat (10:30 GMT).

Rekaman video yang diposting online menunjukkan seorang pria memegang kapak di depan petugas polisi sebelum serangkaian suara tembakan terdengar.

Pria tersebut belum diidentifikasi oleh polisi dan pihak berwenang belum mengomentari motivasi apa yang mereka yakini berada di balik insiden tersebut.

Rory Smith, kepala koresponden sepak bola New York Times di Hamburg, mengatakan insiden itu terjadi di Reeperbahn, sebuah jalan utama dan kawasan kehidupan malam di kota itu, hanya beberapa ratus meter dari fanzone Belanda.

Jurnalis BBC Sport Gary Rose, yang juga berada di Hamburg, mengatakan persiapan berjalan sesuai rencana untuk pertandingan yang dimulai pukul 15.00 waktu setempat.

Stadion ini berjarak sekitar lima mil dari pusat kota tempat kejadian terjadi.

Ada sekitar 30.000 penggemar Belanda di Kota Hamburg, dan mungkin jumlah yang sama adalah penggemar Polandia. Euforia suasana jelang pertandingan Euro 2024 sepertinya tidak terpengaruh dengan kejadian tersebut.

2 dari 2 halaman

Jerman Waspada Ancaman Teror Selama Piala Eropa 2024, Salah Satunya Propaganda ISIS

Piala Eropa 2024, Euro 2024, gempita gelaran olahraga akbar di Jerman disebut turut serta membawa kerawanan berupa ancaman serangan teror dan gangguan siber sebagai imbas invasi Rusia di Ukraina.   

Geliat terorisme di Eropa sejak serangan berdarah kelompok Islamic State atau ISIS di sebuah pusat perbelanjaan di Moskow, Rusia, akhir Maret silam turut menyita perhatian otoritas keamanan jelang Piala Eropa 2024 di Jerman.

Dengan sebanyak 51 pertandingan di 10 kota dan jutaan pengunjung dan wisatawan, penyelenggaraan turnamen sepak bola paling bergengsi di Eropa (mulai 14 Juni 2024 hingga 14 Juli 2024) itu menciptakan risiko keamanan yang nyaris tak terukur, kata Hans-Jakob Schindler dari lembaga penelitian terorisme, Counter Extremism Project, CEP, di Berlin. 

"Artinya, musuh kita akan mengupayakan segala cara untuk menciptakan gangguan keamanan," ujarnya seperti dikutip dari DW Indonesia, Senin (10/6/2024), sembari mewanti-wanti betapa "semua pihak akan mengawasi Jerman dalam pekan-pekan selama ada turnamen di sini."

Kekhawatiran menyeruak sejak ISIS menerbitkan propaganda seusai serangan di Moskow, yang mengisyaratkan betapa Piala Eropa 2024 pun layak menjadi sasaran. Namun begitu, Schindler tidak meyakini bahwa sebuah serangan terkoordinasi akan didahului oleh pengumuman publik.

"Anda tidak mengiklankan serangan yang rumit," kata Schindler. "Apa yang Anda lakukan dengan mengirimkan propaganda semacam ini adalah untuk menebar rasa takut di negara-negara bersangkutan, dengan harapan bisa mendorong aktor-aktor perorangan untuk melancarkan serangan."

Meski demikian, panggilan jihad oleh ISIS terhadap pertandingan final Liga Champions Eropa tahun ini di London, Inggris, gagal menghasilkan respons yang diinginkan.

Selengkapnya di sini...