Sukses

Priyanka Gandhi Debut Pemilu Parlemen India, Politik Dinasti?

Pemilu sela ini akan menandai berakhirnya penantian para pendukung Kongres Nasional India selama puluhan tahun atas keterlibatan Priyanka dalam politik elektoral.

Liputan6.com, New Delhi - Priyanka Gandhi Vadra, putri dan cucu mantan perdana menteri India, akan mengikuti pemilu parlemen pertamanya sebagai kandidat Kongres Nasional India.

Perempuan berusia 52 tahun itu telah menjadi pemimpin aktif Kongres Nasional India, partai oposisi utama di India, selama lebih dari dua dekade.

Dia mencalonkan diri dalam pemilu sela Wayanad di Negara Bagian Kerala, setelah saudara laki-lakinya Rahul Gandhi mengosongkan kursinya. Demikian disampaikan presiden partai Mallikarjun Kharge pada hari Senin (17/6/2024).

"Saya sangat senang bisa mewakili Wayanad ... Saya akan bekerja keras dan berusaha sebaik mungkin untuk membuat semua orang bahagia dan menjadi perwakilan yang baik," kata Priyanka, seperti dilansir The National News, Rabu (19/6/2024).

Priyanka telah menjadi juru kampanye yang tangguh untuk saudara laki-lakinya, ibunya, dan pemimpin partai Kongres lainnya. Dia adalah anak bungsu dari Sonia Gandhi dan mantan Perdana Menteri Rajiv Gandhi, yang dibunuh pada tahun 1991.

Nenek Priyanka, Indira Gandhi, adalah perdana menteri perempuan pertama dan sejauh ini satu-satunya di India, dan putri Jawaharlal Nehru, yang perdana menteri pertama negara itu.

Priyanka, yang menikah dengan pengusaha Robert Vadra, secara resmi memasuki dunia politik pada tahun 2019, ketika dia ditunjuk sebagai sekretaris jenderal majelis pengambilan keputusan pusat Kongres Nasional India untuk Uttar Pradesh.

 

2 dari 2 halaman

Reaksi BJP

Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India mengkritik Kongres Nasional India karena mencalonkan Priyanka, dengan mengatakan bahwa partai tersebut terlibat dalam politik dinasti. Jika Priyanka menang, dia akan bertugas di parlemen bersama ibu dan saudara laki-lakinya.

Pemimpin BJP Rajeev Chandrasekhar via platform X menuduh keluarga Gandhi tanpa malu-malu menyembunyikan fakta bahwa Rahul mencalonkan diri dari daerah pemilihan lain.

BJP sering melontarkan tuduhan politik dinasti terhadap Kongres Nasional India. Partai tersebut memerintah India selama lebih dari enam dekade setelah Negeri Hindustan memperoleh kemerdekaan pada tahun 1947, namun mengalami kemunduran sejak BJP, partai nasionalis Hindu, mengambil alih kekuasaan pada tahun 2014.

Kongres Nasional India memenangkan 99 kursi dalam pemilu parlemen baru-baru ini, meskipun diremehkan oleh para kritikus dan pakar politik. Adapun aliansi INDIA yang dipimpin Kongres memenangkan 234 kursi secara keseluruhan.

Sementara itu, BJP memperoleh 240 kursi, kurang dari 272 kursi yang dibutuhkan untuk menjadi mayoritas. Namun, Aliansi Demokratik Nasional yang dipimpin BJP memenangkan 293 kursi dan dengan demikian memastikan Perdana Menteri Narendra Modi tetap menjabat untuk masa jabatan ketiga berturut-turut.