Sukses

PM Belanda Mark Rutte Bakal Gantikan Stoltenberg Sebagai Sekjen NATO

Rutte yang berusia 57 tahun menjabat sebagai PM Belanda sejak tahun 2010.

Liputan6.com, Brussels - Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte akan menjadi sekretaris jenderal NATO berikutnya setelah satu-satunya saingannya keluar dari pencalonan.

"Presiden Rumania Klaus Iohannis memberi tahu aliansi militer bahwa dia menarik pencalonannya pada akhir pekan lalu," demikian disampaikan kantornya pada Kamis (20/6/2024), seperti dilansir BBC, Sabtu (21/6).

Keduanya bersaing untuk menggantikan petahana Jens Stoltenberg, yang masa jabatannya akan berakhir pada bulan Oktober.

Meskipun Rutte adalah satu-satunya kandidat yang tersisa dalam pencalonan tersebut, dia belum secara resmi dikonfirmasi oleh negara-negara anggota.

Rutte akan mewarisi tanggung jawab NATO terhadap invasi Rusia ke Ukraina dan tugas menjaga komitmen AS terhadap aliansi tersebut jika Donald Trump – yang sebelumnya menyatakan keengganannya terhadap keterlibatan Amerika Serikat (AS) – terpilih kembali sebagai presiden. Rutte dianggap memiliki hubungan positif terhadap Trump di masa lalu.

Dalam konferensi keamanan pada bulan Februari, Rutte mengatakan bahwa Eropa harus bekerja sama dengan siapa pun yang memimpin.

Rutte mempertaruhkan jabatannya di NATO setelah mengatakan dia akan meninggalkan dunia politik menyusul runtuhnya pemerintahan koalisinya musim panas lalu.

Pencalonan Dick Schoof oleh mitra koalisi baru pada akhir Mei, membuka jalan bagi Rutte untuk mundur.

2 dari 2 halaman

3 Negara Awalnya Menolak Pencalonan Rutte

Dukungan Rutte terhadap Ukraina dan 14 tahun jabatannya di puncak politik Eropa membuatnya mendapat dukungan dari banyak anggota NATO, termasuk para pemain kunci, yakni Inggris, AS, Prancis, dan Jerman.

Tidak demikian awalnya dengan tiga negara anggota, yaitu Hungaria, Rumania, dan Turki.

Setelah menyatakan keberatannya, Turki mengatakan akan mendukung pencalonan Rutte setelah PM Belanda itu melakukan perjalanan ke sana pada bulan April untuk berbicara dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Demikian yang dilaporkan Associated Press pada saat itu.

Pada hari Selasa, Hungaria – yang pemerintahannya dikritik oleh Rutte – menarik perlawanannya setelah pemimpin Belanda tersebut setuju bahwa Budapest tidak akan diwajibkan memberikan bantuan militer ke Ukraina.

PM Hungaria Viktor Orban menulis di platform X alias Twitter bahwa Rutte telah mengonfirmasi dia "mendukung penuh" kesepakatan yang ditengahi dengan Stoltenberg, Hungaria "siap mendukung pencalonan PM Rutte".

"Setelah Iohannis menarik diri dari pencalonannya, dia meminta dewan pertahanan Rumania untuk memberikan dukungannya kepada Rutte, dan mereka pun melakukannya," kata kantornya.

KTT NATO berikutnya akan diadakan di Washington DC pada bulan Juli.