Sukses

Serangan Kelompok Milisi di Kongo Timur Tewaskan 23 Warga Sipil

Motif serangan itu tidak jelas tetapi kekerasan Milisi di Kongo terkait dengan persaingan yang sudah berlangsung lama untuk mendapatkan pengaruh dan sumber daya mineral yang kaya di wilayah tersebut.

Liputan6.com, Bunia - Kelompok Milisi menewaskan sedikitnya 23 orang dalam serangan terhadap beberapa desa di provinsi Ituri, Republik Demokratik Kongo timur dalam beberapa hari terakhir, kata pihak berwenang setempat pada Sabtu (22/6/2024).

The Cooperative for the Development of the Congo (CODECO), salah satu dari banyak kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah timur yang dilanda konflik, melakukan pembunuhan di wilayah Djugu pada Kamis dan Jumat.

"Sebagian besar korban dibunuh dengan parang, tetapi mereka yang mencoba melarikan diri ditembak. Di semua desa ini, barang-barang milik penduduk diambil, rumah-rumah dibakar," kata Vital Tungulo, presiden komunitas Nyali-Kilo di Djugu.

Motif serangan itu tidak jelas tetapi kekerasan Milisi di Kongo terkait dengan persaingan yang sudah berlangsung lama untuk mendapatkan pengaruh dan sumber daya mineral yang kaya di wilayah tersebut.

Situasi hak asasi manusia di Ituri telah memburuk sejak awal tahun karena CODECO melakukan lebih banyak serangan, Kantor Hak Asasi Manusia Gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNJHRO) mengatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Maret.

Juru bicara militer di Ituri, Jules Ngongo Tshikudi, mengonfirmasi serangan tersebut, dan menyebutnya sebagai hal yang tidak dapat diterima.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pihak Bertanggung Jawab

CODECO dan Pasukan Demokratik Sekutu (ADF), milisi lainnya, bertanggung jawab atas sebagian besar pembunuhan warga sipil di DRC timur, menurut laporan misi penjaga perdamaian PBB yang dirilis pada bulan Maret.

CODECO tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar mengenai serangan terbaru tersebut.

Penduduk setempat dan pemimpin masyarakat Daniel Anikumu mengatakan mereka telah mulai menguburkan mereka yang tewas, termasuk penguburan 11 orang di kuburan massal di desa Gangala.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.