Sukses

NASA Temukan Batu Putih di Permukaan Mars

Penemuan batu berwarna ini menjadi penemuan pertama setelah bertahun-tahun eksplorasi Mars.

Liputan6.com, Jakarta - Perseverance, Robot Penjelajah milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan fenomena unik di Kawah Jazero, Planet Mars. Wahana antariksa ini berhasil menemukan batu berwarna terang di planet merah tersebut.

Penemuan batu berwarna ini menjadi penemuan pertama setelah bertahun-tahun eksplorasi Mars. Melansir laman Live Science pada Selasa (25/06/2024), batu tersebut dapat mengisyaratkan rincian baru tentang masa lalu Mars.

Batu yang dijuluki "Atoko Point" itu diambil dari fitur Grand Canyon yang berwarna terang. Para peneliti mengatakan batu tersebut terlihat "sangat menonjol" di antara batu-batu yang lebih gelap yang menghiasi area pencarian di dekat kawah Gunung Washburn.

Para ilmuwan melihat sekilas batu tersebut sebagai bagian dari mosaik 18 gambar yang diambil pada 27 Mei 2024. Atoko Point diperkirakan memiliki lebar 45 cm dan tinggi 35 cm.

Dengan menggunakan instrumen kamera rover, SuperCam dan Mastcam-Z, para ilmuwan mengonfirmasi bahwa batuan itu terbuat dari piroksen dan feldspar. Mereka berspekulasi batuan pucat itu berasal dari dari bagian lain di planet ini.

Ia berpindah melalui aliran sungai purba atau terbentuk di bawah tanah oleh tubuh magma sebelum akhirnya muncul di permukaan melalui erosi. Para peneliti menambahkan bahwa meskipun Atoko adalah batu berwarna pertama yang terlihat di Mars, ia hampir pasti tidak akan menjadi yang terakhir.

Pasalnya, Perseverance masih melanjutkan misinya menuju tepi Kawah Jezero.

 

2 dari 3 halaman

Misi Perseverance

Perseverance mendarat di Mars pada Februari 2021. Robot penjelajah ini menjelajahi Kawah Jezero, sebuah wilayah yang diduga dulunya merupakan danau purba.

Misi utama penjelajah ini adalah menemukan tanda-tanda kehidupan purba. Wahana antariksa ini telah mengumpulkan 24 sampel geologi untuk dipelajari.

Perjalanan saat ini melalui Kawah Jezero merupakan bagian dari eksplorasi keempat Perseverance untuk menemukan mineral karbonat dan olivin di sepanjang tepi kawah. Di Bumi, karbonat biasanya ditemukan di permukaan dangkal danau air tawar, terbentuk ketika karbon dioksida bereaksi dengan air.

Dengan menganalisis mineral-mineral ini, para ilmuwan bisa melihat sekilas tingkat karbon dioksida Mars di masa lalu. Mineral ini merupakan indikator penting iklim historisnya.

Karbonat juga merupakan mineral yang sangat baik untuk mengawetkan fosil. Mineral ini dapat menunjukkan jejak kehidupan purba, jika memang ada.

Baru-baru ini, Perseverance telah mengambil jalan memutar dari Gunung Washburn untuk mencapai "Bright Angel", sebuah area di dalam saluran Neretva Vallis. Para ahli memperkirakan wilayah ini merupakan sebuah sungai purba yang dulunya mengalir ke Kawah Jezero.

Tim akan memutuskan apakah akan mengambil sampel inti batuan saat mereka mensurvei wilayah baru tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Kawah Jazero

Melansir laman resmi NASA pada Selasa (25/06/2024), para peneliti mengkonfirmasi bahwa Kawah Jezero dulunya adalah danau Mars. Danau kuno yang tenang dialiri oleh sungai kecil pada 3,7 miliar tahun lalu.

Bahkah, melalui gambar yang dianalisis tersebut, para peneliti mengungkapkan bukti bahwa Kawah Jezero pernah mengalami banjir bandang. Ilmuwan menyimpulkan banjir bandang di Mars cukup besar, sehingga mampu menyapu batu-batu besar puluhan mil ke hulu. Batu-batuan inilah yang ditemukan oleh rover Perseverance NASA di dasar Kawah Jazero.

Dalam analisis ilmiah yang telah diterbitkan di jurnal Science tersebut, batu-batuan tersebut juga ditemukan di sisi barat Kawah Jazero. Sebelumnya, satelit NASA telah menunjukkan peta topografi Kawa Jazero jika dilihat dari atas.

Singkapan ini menyerupai delta sungai di Bumi, dengan lapisan sedimen diendapkan dalam bentuk kipas saat sungai mengalir ke danau. Kemudian, gambar terbaru Perseverance yang diambil dari dalam kawah, mengkonfirmasi bahwa singkapan ini memang delta sungai.

Berdasarkan lapisan sedimen dalam singkapan di dalam Kawah Jezero tersebut, tampak bahwa delta sungai masuk ke danau yang tenang. Kemudian, perubahan iklim di permukaan Mars memicu banjir episodik pada atau menjelang akhir sejarah danau Mars kuno.

Saat robot Perseverance NASA menjelajahi kawah Jezero, para ilmuwan berharap dapat mengungkap lebih banyak petunjuk tentang evolusi iklim planet merah ini. Sekarang setelah mereka memastikan bahwa Kawah Jezero Mars itu dulunya adalah lingkungan danau.

Para peneliti meyakini bahwa jejak kehidupan air purba Mars di Kawah Jezero tersimpan dalam sedimennya. Dalam misinya ke depan, Perseverance akan mencari lokasi untuk mengumpulkan dan melestarikan sedimen.

Sampel-sampel batuan Mars di Kawah Jezero ini akan dikirim kembali ke Bumi. Para ilmuwan dapat menyelidikinya untuk mencari tanda-tanda biologis Mars, termasuk memastikan danau Mars kuno.

Dalam analisis batuan dari Kawah Jezero yang diamati lebih dekat oleh para ilmuwan. Mereka melihat batu-batu besar dan kerikil tertanam di lapisan delta yang paling muda dan paling atas.

Beberapa bongkahan batu berukuran lebar 1 meter, dan diperkirakan beratnya mencapai beberapa ton. Batuan masif ini, tim menyimpulkan, berasal dari luar kawa.

Ada kemungkinan merupakan bagian dari batuan dasar yang terletak di tepi kawah atau 40 mil atau lebih ke hulu. Dilihat dari lokasi dan ukuran batuan-batuan Mars saat ini, tim NASA mengatakan batu-batu besar itu terbawa ke hilir.

Kemudian masuk ke dasar danau oleh banjir bandang yang mengalir hingga 9 meter per detik dan memindahkan hingga 3.000 meter kubik air per detik. Sebab, Karena batuan besar terletak di lapisan atas delta, mereka mewakili material yang paling baru diendapkan.

Batu-batu besar itu berada di atas lapisan sedimen yang lebih tua dan jauh lebih halus.

(Tifani)

Video Terkini