Liputan6.com, Jakarta - Ganymede merupakan bulan terbesar di tata surya hingga saat ini. Satelit alami Planet Jupiter ini memiliki ukuran yang lebih besar dari planet Merkurius dan planet kerdil Pluto.
Menariknya, para astronom menemukan jejak lautan air asin di permukaan Ganymede pada 2021 lalu. Bahkan, menurut laman Space, Rabu (26/06/2024), satelit ini mungkin menampung lebih banyak air asin bawah tanah dari pada semua air yang ada di permukaan Bumi.
Para ahli menilai ada es dan lautan yang menumpuk di beberapa lapisan Ganymede. Ganymede merupakan satu-satunya satelit yang diketahui memiliki medan magnetnya sendiri, seperti planet Bumi.
Advertisement
Baca Juga
Berikut fakta menarik Ganymede bulan Jupiter yang berukuran raksasa.
1. Ditemukan oleh Galileo Galilei
Ganymede sendiri ditemukan pertama kali pada 7 Januari 1610 oleh Galileo Galilei. Satelit ini menjadi penemuan Galileo pertama terkait bulan yang mengorbit di planet lain beserta tiga bulan Jupiter lainnya, Europa, Io, dan Callisto.
Sebagai penghargaan terhadap Galileo, area terbesar di Ganymede sekaligus yang menjadi sisi gelap itu diberikan nama Galileo Regio.
2. Asal Nama Ganymede
Melansir laman NASA pada Rabu (26/06/2024), astronomer Jerman, Simon Marius menyarankan untuk menggunakan nama figur mitologi Yunani. Akan tetapi ide nama bulan-bulan tersebut baru digunakan 200 tahun kemudian.
Selama belum diberi nama masing-masing, para astronomer menyebutnya sebagai satelit Galileo dan hanya diberi julukan angka. Ganymede dulunya dipanggil Jupiter III.
Nama Ganymede merupakan nama anak Tros, raja Troy, yang luar biasa cantik sampai diculik Zeus.
Â
Lebih Kecil Sedikit dari Bumi
3. Lebih Kecil Sedikit dari Bumi
Ganymede bulan milik Jupiter ini memiliki diameter kurang lebih berukuran 4.800 km atau 87 juta km persegi. Volumenya kurang lebih 76 juta km kubik dan punya massa sekitar 148 ratus ribu kuadriliun kilogram.
Secara keseluruhan, ukurannya 2,4 kali lipat lebih kecil dari bumi. Hal ini menjadikannya sebagai benda langit terbesar ke sembilan di tata surya kita, mengalahkan planet Merkurius.
4. Memiliki 3 Lapisan
Bulan Ganymede memiliki tiga lapisan utama. Lapisan pertama sebagai lapisan inti dalah logam besi yang menimbulkan medan gaya.
Lapisan kedua sebagai lapisan mantel berisi batuan yang menyelimuti lapisan kedua. Lalu yang terakhir lapisan ketiga, lapisan paling luar merupakan material es dengan campuran batu-batuan.
Ketebalannya tidak main-main yakni mencapai 800 km.
5. Laut Air Asin Bawah Tanah
NASA menggunakan teleskop luar angkasa Hubble untuk mengamati Ganymede secara lebih dekat. Mereka menyimpulkan bulan Planet Jupiter ini memiliki air bawah tanah.
Tidak sekadar sungai atau aliran kecil lainnya, air bawah tanah Ganymede diduga merupakan lautan air asin. teori ini dibuktikan dengan keberadaan aurora di bulan tersebut.
Aurora Ganymede terbentuk karena medan magnet. Medan magnet Ganymede kemungkinan besar dihasilkan oleh interaksi antara inti logamnya yang berputar dan lautan air asin di bawah permukaannya.
Medan gaya ini jauh lebih lemah daripada medan gaya bumi, tetapi cukup kuat untuk melindungi Ganymede dari radiasi berbahaya dari matahari.
Â
Advertisement
Satu-satunya Bulan dengan Aurora
6. Satu-satunya Bulan dengan Aurora
Selain lautan air asin di dalamnya, bulan Jupiter ini juga dihiasi aurora. Medan magnet Ganymede memang menjadi salah satu faktor utama terbentuknya aurora yang indah di langit kutub utara dan selatannya.
Medan magnet ini bertindak seperti pelindung, menangkis partikel bermuatan dari angin matahari yang melaju kencang. Ketika partikel-partikel ini berinteraksi dengan atmosfer Ganymede, mereka mengeluarkan energi dalam bentuk cahaya, menghasilkan aurora yang berwarna-warni.
Menariknya, medan magnet Ganymede tidak statis, melainkan terus berubah seiring dengan rotasi bulan tersebut. Hal ini menyebabkan pergerakan dan perubahan bentuk aurora Ganymede.
7. Atmosfer Genymade Mengandung Oksigen
Atmosfer Ganymede memang mengandung oksigen. Namun, perlu diingat bahwa kadar oksigen di Ganymede sangat tipis, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan atmosfer bumi.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa tekanan parsial oksigen di Ganymede hanya sekitar 100 picoPascal, sementara di Bumi tekanan parsial oksigen mencapai 21 kPa. Meskipun ada oksigen, atmosfer Ganymede tidak memungkinkan kehidupan seperti yang kita kenal di Bumi.
8. Sempat Akan Menjadi Planet
Ganymede memang pernah dianggap sebagai kandidat planet pada masa awal penelitian tata surya kita. Pada abad ke-17, Ganymede dianggap sebagai bintang kecil yang mengorbit Jupiter.
Namun, seiring perkembangan teknologi teleskop, para astronom mulai memahami bahwa Ganymede adalah benda yang jauh lebih besar dan lebih kompleks. Pada 1892, astronom Edward Barnard mengukur diameter Ganymede dengan cukup akurat, dan menunjukkan bahwa ukurannya lebih besar dari Merkurius.
Penemuan ini memicu perdebatan tentang klasifikasi Ganymede. Beberapa astronom berpendapat bahwa Ganymede cukup besar dan memiliki karakteristik orbital yang cukup independen untuk diklasifikasikan sebagai planet.
Namun rencana itu diganti setelah melihat orbitnya. Orbit Ganymede tidak berpusat pada matahari, melainkan kepada Planet Jupiter.
(Tifani)