Sukses

Mengenal Sabuk Asteroid Kawasan Berbatu di Tata Surya

Sebagian besar penghuni sabuk ssteroid diyakini muncul dalam sepuluh juta tahun pertama pembentukan tata surya.

Liputan6.com, Jakarta - Sabuk asteroid atau asteroid belt adalah wilayah antara orbit Mars dan Jupiter yang berisi planet kerdil, asteroid hingga partikel debu. Suhu pada sabuk asteroid diketahui sangat dingin yang rata-rata suhunya mencapai -73 derajat Celsius.

Meskipun berskala masif, sabuk asteroid atau juga dikenal sebagai "Sabuk Utama" hanya terdiri 4 persen dari massa bulan. Melansir laman Britannica pada Jumat (28/06/2024), sabuk asteroid terletak di antara Mars dan Jupiter ini telah diketahui sejak zaman astronom Johannes Kepler.

Ia percaya, celah itu terlalu besar, yang artinya pasti ada planet di suatu tempat di ruang tersebut. Pencarian planet di wilayah itu pun berlangsung hingga akhirnya Giuseppe Piazzi, seorang astronom di Sisilia menemukan planet kerdil Ceres pada 1 Januari 1801.

Penemuan ini disambut dengan kebingungan, karena para astronom awalnya percaya bahwa hanya ada lima planet di tata surya. Penemuan asteroid selanjutnya, termasuk Pallas, Juno, dan Vesta, semakin memperkuat gagasan tentang sabuk asteroid.

Dipercaya bahwa sabuk asteroid terbentuk dari sisa-sisa cakram protoplanet yang mengelilingi matahari muda. Cakram ini, terdiri dari gas dan debu, seharusnya runtuh menjadi planet, namun gangguan gravitasi Jupiter, planet raksasa di dekatnya, menghambat proses tersebut.

Selama proses ini, partikel bertabrakan dan menggumpal dalam proses akresi. Ketika menjadi cukup besar, mereka membentuk sebuah planet, di mana benda langit lainnya tertarik oleh gravitasi yang dominan.

Benda yang lebih kecil disebut planetesimal. Namun planetesimal di wilayah antara Mars dan Jupiter ini kemudian terganggu oleh gravitasi masif Jupiter dan karena itu tidak dapat tumbuh menjadi planet seutuhnya.

Objek-objek tersebut meninggalkan bentuk seperti sekarang ini. Sebagian besar penghuni sabuk ssteroid diyakini muncul dalam sepuluh juta tahun pertama pembentukan tata surya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lebih dari 828.000 Asteroid

Dikutip dari laman NASA pada Jumat (28/06/2024), astronom mengidentifikasi dan menamakan lebih dari 828.600 asteroid dalam sabuk ini. Tetapi, mereka menduga sabuk ini memiliki jumlah asteroid yang lebih banyak dari angka tersebut.

Ukuran asteroid dalam sabuk ini beragam mulai dari Vesta yang terbesar memiliki diameter sebesar 530 km sampai yang terkecil memiliki diameter kurang dari 10 meter. Namun, diketahui bahwa massa total gabungan dari seluruh asteroid dalam sabuk kurang dari massa bulan Bumi.

Para peneliti memprediksi bahwa sabuk asteroid utama terbentuk setelah Jupiter terbentuk. Gravitasi dari planet terbesar di tata surya ini menyebabkan benda langit kecil bertabrakan satu sama lain dan pecah membentuk asteroid.

Sabuk asteroid diketahui tersusun atas berbagai asteroid dengan beragam ukuran maupun bentuk yang tidak teratur. Salah satu benda yang terbesar dalam sabuk asteroid adalah Ceres.

Diameter dari Ceres sendiri hampir mencapai 1.000 km yang menjadikannya sebagai asteroid terbesar dalam tata surya. Ukuran Ceres sendiri cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri yang menggumpal dan membentuk bundaran.

Ceres ditemukan pada abad ke 19 dan diklasifikasikan ke dalam planet. Namun, pada 1850 an klasifikasi Ceres yang awalnya merupakan planet diubah menjadi asteroid setelah mengalami observasi lebih lanjut.

Pada 2006, International Astronomical Union (IAU), mengubah definisi dari sebuah planet. Hal ini menyebabkan status Ceres berubah menjadi planet kerdil bersama Pluto.

Ceres juga merupakan satu-satunya planet kerdil yang terdapat dalam sabuk asteroid. Setiap asteroid memiliki komposisi penyusunnya yang berbeda-beda.

Perbedaan komposisi asteroid bergantung pada seberapa jauh mereka terbentuk dari matahari. Asteroid type Chondrite tersusun dari tanah liat dan batuan silikat serta memiliki warna yang gelap.

Benda ini juga merupakan salah satu benda paling kuno dalam tata surya. Asteroid berbatu tersusun atas silikat dan besi nikel.

Sementara asteroid type M terbentuk karena mengalami suhu tinggi setelah terbentuk yang menyebabkan sebagiannya meleleh. Dalam lelehan ini terdapat besi yang tenggelam ke tengah dan mendorong lava basaltik (vulkanik) ke permukaan.

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini