Sukses

Kedubes Iran Buka TPS untuk Warganya di Indonesia, Siapa Calon Kuat Pemenang Pilpres Pengganti Ebrahim Raisi?

Dalam pemilihan presiden Iran saat ini, ada empat kandidat yang bersiap menggantikan mendiang Ebrahim Raisi, yaitu Saeed Jalili, Mohammad Bagher Ghalibaf, Masoud Pezeshkian, dan Mostafa Pourmohammadi.

Liputan6.com, Jakarta Pusat - Setelah kematian Presiden Republik Islam Iran Ebrahim Raisi kurang dari dua bulan yang lalu, Iran kembali mengadakan pemilihan umum untuk memilih presiden pengganti.

Menurut undang-undang Iran, setelah terjadi sesuatu dengan presiden, mereka harus mengadakan pemilihan umum dalam waktu kurang dari dua bulan.

"Lebih tepatnya, 50 hari. Jadi, hari ini merupakan 50 hari setelah kematian Presiden (Raisi). Sekarang Anda bisa melihat bahwa kita sedang mengadakan pemilihan umum baru di seluruh dunia. Kalau di Indonesia, di tempat ini," ucap Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, H.E Mohammad Boroujerdi, di tempat pemungutan suara pemilihan Presiden Republik Islam Iran yang diadakan di Indonesia tepatnya di Jalan Tulung Agung 3, Jakarta Pusat, pada Jumat (28/6/2024). 

Menurut Dubes Boroujerdi, banyak dari warga negara Iran yang berpartisipasi dalam pemilihan presiden kali ini.

"Kami memang tidak memiliki komunitas Iran yang sangat besar di Indonesia, tetapi Alhamdulilah sebagian besar dari mereka berpartisipasi dan berkumpul di tempat pemungutan suara," tambahnya.

Berdasarkan informasi dari Dubes Boroujerdi, banyak warga negara (WN) Iran yang tidak bisa memilih presiden karena domisili mereka yang tersebar dan jauh dari Jakarta. Sementara tempat pemilihan suara (TPS) hanya ada satu di Jakarta.

"Sayangnya, sebagian besar dari mereka juga sedang berada di pulau-pulau terpencil dan kota-kota lain, dan kami di sini hanya memiliki satu tempat pemungutan suara di Jakarta saja," jelasnya.

Ada ratusan WN Iran di Jakarta yang diharapkan akan berpartisipasi dalam pemilihan.

"Kami memperkirakan mungkin kurang dari 500 orang yang akan berada di Jakarta, dan kami berharap sebagian besar dari mereka akan berpartisipasi dalam pemilihan," tambah Dubes Boroujerdi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Semoga yang Terbaik untuk Iran

Dalam pemilihan presiden kali ini, Iran memiliki empat kandidat presiden.

"Kami memiliki empat kandidat, seperti yang diketahui mereka semua memiliki pandangan yang berbeda dalam ekonomi, sosial, budaya, politik, dan juga pandangan internasional," jelas Dubes Boroujerdi.

Dubes Boroujerdi memiliki harapan besar kepada warga negara Iran di Indonesia agar dapat berpartisipasi dalam pemilihan presiden Iran kali ini.

"Saya berharap bahwa rakyat Iran di sini dengan bijaksana dapat memilih siapa pun yang terbaik untuk Iran," lanjutnya.

Subes Boroujerdi yakin bahwa siapa pun yang terpilih, akan menjadi pemimpin yang terbaik untuk Iran, "Dengan kebijakan-kebijakan mereka dan bagaimana mereka akan memerintah nantinya, yang terpilih InshaAllah akan menjadi pemimpin yang baik dan semuanya akan kembali normal di Iran."

Dubes Boroujerdi mengungkapkan bahwa dia sempat mencari informasi tentang pandangan dari keempat kandidat, menonton debat, dan lain sebagainya sebelum memilih kandidat presiden yang sesuai dengan preferensinya.

"Saya tidak bisa bilang siapa yang saya pilih karena saya duta besar, tetapi yang saya perhatikan dari keempatnya adalah bahwa mereka memiliki perbedaan dan keunikan masing-masing. Semoga yang terbaik untuk Iran," lanjut Dubes Boroujerdi.

3 dari 4 halaman

Pernyataan Salah Satu WN Iran di Indonesia

Massoud, salah satu WN Iran yang tinggal di Indonesia, turut memberikan pendapatnya mengenai pilpres Iran kali ini.

"Memilih itu kewajiban semua orang, tidak peduli apa kewarganegaraannya. Setiap orang mempergunakan kewajiban mereka untuk memilih," ujar Massoud.

"Saya harap hasilnya nanti akan baik dan bersih seperti yang diharapkan," tutur Massoud, ketika ditanya mengenai apa harapannya pada pilpres kali ini.

Massoud berpendapat bahwa dalam pemilu di berbagai negara, pasti ada pihak yang ikut campur dengan 'tangan kotor' mereka.

"Dalam pemilihan presiden di setiap negara, bahkan di Amerika saja, pasti ada yang curang. Saya nanti mengharapkan hasil yang baik, jelas, dan bersih dari kecurangan," ucap Massoud. 

Karena Massoud sudah lama menetap di Indonesia, ia tidak tahu bagaimana kabar Iran di sana, terutama setelah kejadian nahas yang menimpa Presiden Raisi.

"Saya tidak tahu sekarang bagaimana keadaannya di sana, tetapi rakyat Iran pantas mendapatkan kehidupan yang lebih baik, kehidupan yang sama seperti rakyat lainnya di setiap negara." 

4 dari 4 halaman

Ada Empat Kandidat

Berdasarkan informasi Dubes Boroujerdi, di Iran, 61 juta orang memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam pemilihan.

"Kami memperkirakan bahwa sedikit lebih dari 61 juta orang memenuhi syarat. Karena usia minum untuk berpartisipasi dalam pemilihan adalah setidaknya 18 tahun," jelasnya.

Dubes Boroujerdi juga mengatakan bahwa proses penghitungan suara di Iran termasuk sangat cepat, "InshaAllah, kami akan mendapatkan hasil pemilihan yang baru dalam waktu kurang dari satu minggu."

Ia juga menjelaskan bahwa sistem pemilihan di Iran memungkinkan seluruh rakyat Iran untuk berpartisipasi dalam pemilihan dan mereka dapat mencalonkan diri untuk menjadi presiden.

"Tetapi, Dewan Penjaga yang akan menentukan kriteria siapa yang memenuhi syarat dan layak untuk berpartisipasi dalam pemilihan," jelas Dubes Boroujerdi.

"Usia minimum untuk mencalonkan diri sebagai kandidat adalah 40 tahun, dan maksimum 70 tahun. Jadi, siapa pun yang berusia antara 40 dan 70 tahun bisa mencalonkan diri," tambahnya.

Dalam pemilihan presiden Iran saat ini, ada empat kandidat yang bersiap menggantikan mendiang Ebrahim Raisi, yaitu Saeed Jalili, Mohammad Bagher Ghalibaf, Masoud Pezeshkian, dan Mostafa Pourmohammadi.

"Pilpres kali ini, awalnya ada enam kandidat tetapi dua di antaranya telah mengundurkan diri. Jadi sekarang kita memiliki empat kandidat saja," tambah Dubes Boroujerdi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini