Sukses

Volodymyr Zelenskyy Serukan Serangan Jarak Jauh dan Pertahanan Udara Pasca-Serangan di Kota Vilniansk

Pejabat Rusia mengatakan, serangan Rusia di kota Vilniansk, dekat kota Zaporizhzhia di tenggara, juga melukai 31 orang lainnya.

Liputan6.com, Vilniansk - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperbarui seruannya untuk lebih banyak senjata jarak jauh dan pertahanan udara setelah serangan rudal menewaskan tujuh orang termasuk dua anak-anak.

Serangan Rusia di kota Vilniansk, dekat kota Zaporizhzhia di tenggara, juga melukai 31 orang lainnya, kata pejabat Ukraina.

Secara total, sedikitnya 11 warga sipil tewas dan 37 lainnya terluka dalam serangan rudal di seluruh Ukraina pada Sabtu (29/6/2024).

"Kota-kota dan masyarakat kita menderita setiap hari akibat serangan Rusia seperti itu," tulis Zelensky dalam sebuah posting di Telegram, dikutip dari BBC, Minggu (30/6/2024).

Namun, ia menambahkan bahwa ada "cara untuk mengatasinya", termasuk "menghancurkan peluncur rudal Rusia, menyerang dengan kemampuan jarak jauh yang nyata, dan meningkatkan jumlah sistem pertahanan udara modern".

Ia memposting gambar dari Vilniansk yang menunjukkan kawah besar di dekat bangunan yang membara, serta beberapa mayat tergeletak di tanah.

Jaksa Agung Ukraina Andriy Kostin mengatakan, dua rudal menghantam kota itu, merusak infrastruktur, sebuah toko, dan bangunan tempat tinggal. Kementerian Pertahanan Rusia belum mengomentari serangan itu secara terbuka.

Di saluran Telegramnya sendiri, mereka mengunggah rekaman serangan rudal di jalur kereta api yang diklaim berada di dekat pemukiman Ukrainka - kurang dari enam mil (10 km) dari Vilniansk - dan digunakan oleh pasukan Ukraina untuk menurunkan senjata dan peralatan militer.

Kostin juga mengatakan, empat orang tewas dan tujuh orang terluka dalam serangan artileri di tiga desa dekat garis depan di wilayah Donetsk timur.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Barat Pasok Senjata ke Ukraina

Sekutu Barat telah memasok Ukraina dengan sejumlah senjata jarak jauh - termasuk rudal Scalp dari Prancis, Storm Shadow dari Inggris, dan ATACMS dari AS - serta sistem pertahanan udara Patriot buatan AS.

Namun, aliran senjata dari AS - pemasok senjata terbesar Ukraina sejauh ini - tersendat pada awal tahun 2024 setelah RUU yang menetapkan bantuan militer lebih lanjut tertahan di Kongres.

Undang-undang tersebut akhirnya disahkan pada April 2024, dan sistem pertahanan udara serta rudal jarak jauh tiba di garis depan bulan berikutnya.

Namun Ukraina menyalahkan jatuhnya korban jiwa dan perolehan teritorial Rusia sementara itu pada kekurangan amunisi dan rudal pertahanan udara yang disebabkan oleh penundaan tersebut, sementara Zelensky terus meminta dukungan lebih lanjut untuk memenangkan perang.

Di Telegram, ia berterima kasih kepada sekutu atas bantuan mereka, tetapi mengatakan keputusan untuk mengirim persenjataan lebih lanjut "harus dipercepat" karena "setiap penundaan dalam keputusan dalam perang ini berarti hilangnya nyawa manusia."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.