Sukses

Ketegangan Israel-Hizbullah Meningkat, Arab Saudi Desak Warganya Tinggalkan Lebanon Sesegera Mungkin

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan, Kedutaan Besar Arab Saudi di Beirut mengatakan bahwa mereka memantau dengan saksama perkembangan di Lebanon selatan.

Liputan6.com, Riyadh - Arab Saudi masuk dalam daftar negara-negara yang mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon sesegera mungkin.

Hal ini dilakukan mengingat meningkatnya ketegangan antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon, dikutip dari laman Times of Israel, Senin (1/7/2024).

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kemarin, kedutaan besar Saudi di Beirut mengatakan bahwa mereka memantau dengan saksama perkembangan di Lebanon selatan.

Pemerintah juga mendesak warganya untuk menghindari perjalanan ke negara itu, dan bagi mereka yang sudah berada di sana, untuk segera meninggalkan wilayah Lebanon.

Minggu lalu, Jerman, Belanda, Kanada, dan Kuwait mengeluarkan peringatan serupa.

Dikutip dari laman Al Jazeera, Iran memperingatkan Israel jika melakkan "agresi militer skala penuh" di Lebanon dan mengatakan hal itu akan menyebabkan perang yang menghancurkan.

"Semua opsi, termasuk keterlibatan penuh semua Front Perlawanan, ada di atas meja," kata Iran.

Mereka menyebut ancaman Israel untuk menyerang Hizbullah di Lebanon sebagai "perang psikologis" dan "propaganda".

 

2 dari 2 halaman

Perbatasan Israel-Lebanon

Perbatasan antara kedua negara telah dilanda baku tembak harian antara pasukan Israel dan Hizbullah sejak konflik saat ini di Gaza pecah pada 7 Oktober.

Kekhawatiran akan perang besar-besaran meningkat bulan ini setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel sedang mempersiapkan "operasi yang sangat menegangkan" di perbatasan dengan Lebanon.

Pasukan Israel melakukan serangkaian serangan terhadap target-target Hizbullah di Lebanon selatan, kata seorang juru bicara militer Israel pada Sabtu pagi.

“Dalam beberapa jam terakhir, pesawat tempur menyerang beberapa target Hizbullah, termasuk lokasi militer organisasi tersebut di wilayah Zabqin, dua lokasi infrastruktur operasional di wilayah Khiam, dan sebuah gedung Hizbullah di wilayah al-Adissa (Odaisseh),” menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronoth.