Sukses

Alasan Sejumlah Orang Takut Jika Melihat Badut

Apa yang sebenarnya membuat banyak orang takut pada badut? Berikut penjelasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Suksesnya film box office Stephen King's berjudul It menguatkan bahwa coulrophobia (takut badut) bukan fenomena biasa.

Para pemain sirkus penuh warna ada di sana dimana vampir dan manusia serigala sebagai daftar penjahat horor yang sangat ikonik.

Pada awalnya, diciptakannya karakter badut dimaksudkan untuk membuat anak-anak tertawa dan tidak bersembunyi di bawah selimut lantaran ketakutan.

Lalu, apa yang sebenarnya membuat banyak orang takut pada badut?

Menurut kandidat doktoral Yale Danielle Bainbridge, stereotip badut sebagai hal menakutkan sudah ada sejak berabad-abad lalu, demikian dikutip dari laman Mentalfloss, Rabu (3/7/2024).

Dalam episode perdana serial digital PBS, Origin of Everything, Bainbridge menjelaskan sejarah panjang bagian budaya kita yang meresap ini.

Sebelum badut mengenakan sepatu floppy dan melemparkan pai ke wajah satu sama lain, versi awal dari badut dapat ditemukan di banyak kerajaan (meski tak disebutkan lokasi dan waktu).

Pelawak di sebuah kerajaan bukanlah tindak kriminalitas, tetapi dia adalah satu-satunya orang di kerajaan yang bisa mengolok-olok raja tanpa takut (secara harfiah) kehilangan kepalanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Evolusi Badut di Abad Pertengahan

Dari era abad pertengahan, badut berevolusi menjadi harlequin teater Italia abad ke-16. Sekali lagi, ini bukan monster yang haus darah, tetapi mereka juga tidak ramah terhadap anak-anak.

Tokoh-tokoh itu seringkali nakal dan secara moral benar-benar tidak baik. Kostum dan topeng aneh mereka hanya menambah sinyal menyeramkan yang mereka berikan.

Maju ke abad ke-19, ketika badut sirkus berwajah putih yang kita kenal sekarang mulai mendapatkan popularitas.

Tidak seperti pelawak dan harlequin yang datang sebelum mereka, badut-badut ini melakukan menghibur anak-anak dan mempertahankan citra yang sehat.

Tetapi seperti yang ditunjukkan oleh budaya pop pada 1970-an, 1980-an, dan 1990-an, persepsi lama yang kita miliki tentang badut sebagai pembuat onar jahat tidak pernah benar-benar pergi.

Steven King's dalam film It, Kill klasik Clowns From Outer Space (1988), dan adegan dari Poltergeist (1982) semuanya menggabungkan ketakutan asli ini dengan asosiasi badut yang lebih modern dibanding menghibur anak-anak.

Formula itu memberi inspirasi banyak sutradara sebagai salah satu tokoh paling menakutkan di media film horor saat ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.