Sukses

Mengenal Asteroid Ryugu, Lebih Tua dari Matahari

Analisis sampel Ryugu telah memberikan banyak wawasan baru tentang sejarah tata surya awal, pembentukan asteroid, dan kemungkinan asal-usul kehidupan.

Liputan6.com, Jakarta - Asteroid Ryugu atau dikenal juga dengan nama 162173 Ryugu merupakan sebuah asteroid berpotensi berbahaya bagi bumi. Asteroid ini diklasifikasikan sebagai kelompok Apollo.

Melansir laman Space pada Kamis (04/07/2024), diameternya berkisar sekitar 900 meter (3.000 kaki) dan merupakan objek gelap dengan tipe spektral langka Cb. Asteroid ini memiliki ciri-ciri gabungan asteroid tipe C dan tipe B.

Ryugu pertama kali ditemukan pada 10 Mei 1999 dan menjadi target misi luar angkasa ambisius oleh Badan Antariksa Jepang (JAXA), Misi bernama Hayabusa2 ini diluncurkan pada 3 Desember 2014 dan berhasil mencapai Ryugu pada 27 Juni 2018.

Selama di Ryugu, Hayabusa2 melakukan berbagai pengamatan dan pengambilan sampel. Pesawat luar angkasa ini berhasil memetakan permukaan asteroid secara detail, mempelajari komposisi batuannya.

Bahkan menciptakan kawah kecil dengan menembakkan peluru tembaga. Pada November 2019, Hayabusa2 meninggalkan Ryugu dan kembali ke Bumi dengan membawa kapsul berisi sampel asteroid.

Kapsul tersebut mendarat dengan selamat di Bumi pada 5 Desember 2020. Misi ini membawa material berharga dari luar angkasa untuk pertama kalinya dalam 11 tahun.

Analisis sampel Ryugu telah memberikan banyak wawasan baru tentang sejarah tata surya awal, pembentukan asteroid, dan kemungkinan asal-usul kehidupan. Para ilmuwan telah menemukan bahwa Ryugu kaya akan senyawa organik, termasuk asam amino, yang merupakan bahan penyusun protein.

 

2 dari 2 halaman

Kemungkinan Peran Penting

Hal ini menunjukkan bahwa asteroid mungkin telah memainkan peran penting dalam membawa bahan-bahan pembangun kehidupan ke Bumi.

Penemuan lain yang menarik dari sampel Ryugu adalah bukti adanya air di masa lalu. Hal ini menunjukkan bahwa Ryugu mungkin pernah memiliki lautan atau danau bawah tanah, yang berpotensi menjadi tempat hidup bagi mikroorganisme.

Dikutip dari Science Alert pada Kamis (04/07/2024), para ahli pun telah memelajari dengan giat material dari asteroid Ryugu tersebut. Dari hasil penelitian itu, terungkap bahwa asteroid Ryugu tersusun dari komposisi yang mirip dengan kondrit berkarbon,.

Kondrit adalah jenis meteor batuan (non logam) yang belum mengalami perubahan apapun dari bentuk awal. Meteor jenis ini terbentuk dari berbagai tipe debu dan butiran materi yang ada di masa prasejarah Tata Surya atau pada asteroid primitif.

Lebih lanjut, dalam analisis terbaru, menemukan material hidrogen berat dan nitrogen yang melimpah. Dua material itu konsisten dengan asal-usul di luar Tata Surya.

Hal tersebut membuat para ahli menduga asteroid Ryugu punya umur yang lebih tua dari matahari. Dugaan itu cocok dengan teori komet, yang menyebut mereka berasal dari tata surya yang lebih jauh.

(Tifani)