Liputan6.com, London - Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer menyoroti banyaknya jumlah narapidana dan berniat menguranginya dengan mencegah seseorang melakukan tindakan kriminal berulang.
Dalam konferensi pers pertamanya sebagai perdana menteri, Starmer mengatakan terlalu banyak orang yang kembali dipenjara "dalam waktu relatif cepat" setelah ditahan di sana.
Baca Juga
Dilansir BBC, Minggu (7/7/2024), ia menambahkan bahwa intervensi untuk mencegah generasi muda melakukan serangan pisau akan menjadi prioritas awal bagi pemerintahan barunya.
Advertisement
"Kita mempunyai terlalu banyak tahanan, tidak cukup penjara," katanya, seraya mengatakan bahwa tidak ada solusi yang instan untuk mengatasi kepadatan penjara.
Hal ini terjadi setelah ia menunjuk seorang pengusaha sebagai menteri penjara yang sebelumnya mengatakan hanya sepertiga tahanan yang boleh berada di sana.
Partai Buruh, yang menang telak dalam pemilihan umum pada hari Kamis, berjanji untuk meninjau kembali hukuman setelah kembali menjabat untuk pertama kalinya sejak 2010.
Mereka juga mewarisi krisis yang kian besar di penjara-penjara Inggris, dan telah berkomitmen untuk mempertahankan skema pembebasan awal yang diterapkan pemerintahan Konservatif sebelumnya untuk mengurangi tingkat kepadatan penjara saat ini.
Rencana Pembebasan Tahanan
Mantan Menteri Kehakiman Partai Konservatif Alex Chalk pertama kali mengumumkan rencana pembebasan tahanan pada awal Oktober 2023.
Chalk, yang kalah dalam pemilihan umum dari Partai Demokrat Lib, mengatakan kepada anggota parlemen pada saat itu bahwa "populasi penjara lebih besar dari sebelumnya" dan Inggris "harus menggunakan penjara dengan lebih baik".
Namun, dia menambahkan, "Kita harus melakukan apa pun untuk selalu memastikan selalu ada cukup tempat penjara untuk memenjarakan pelanggar paling berbahaya demi menjaga keamanan masyarakat Inggris."
Advertisement
Keir Starmer Gantikan Rishi Sunak
Setelah masa pemerintahan selama 14 tahun yang ditentukan oleh Brexit, pandemi, dan periode gejolak politik dan keuangan yang menakjubkan yang menghasilkan tiga Perdana Menteri hanya dalam satu tahun, partai politik paling sukses di dunia—yang sejak tahun 1945 telah berkuasa dua kali lebih lama selama mereka tidak terlibat—telah didorong kembali menjadi oposisi. Sebagai gantinya adalah Partai Buruh, yang meraih kemenangan telak dalam pemilu Inggris.
Pemimpin partai tersebut, jaksa yang kemudian menjadi politikus Keir Starmer, akan menjadi Perdana Menteri atau PM Inggris ke-58.