Liputan6.com, Moskow - Perdana Menteri Narendra Modi menyebut hubungan India dengan Rusia didasarkan pada saling percaya dan saling hormat. Hal ini ia sampaikan dalam kunjungan ke ibu kota Rusia pada Selasa (9/7/2024). Ini lawatan pertamanya ke Rusia dalam lima tahun.
“Saya senang bahwa India dan Rusia bekerja sama untuk memberikan energi baru bagi kesejahteraan global,” ujar Modi, dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (10/7).
Baca Juga
Modi juga mengatakan bahwa dia mengapresiasi kepemimpinan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan memuji komitmen kedua negara untuk saling dukung lebih kuat dalam situasi buruk maupun baik.
Advertisement
Pemimpin India itu juga meletakkan karangan bunga di pusara prajurit tak dikenal di Moskow, sebagai penghormatan kepada tentara militer Rusia yang gugur.
Kunjungan dua hari Modi bertepatan dengan KTT NATO di Washington yang diperkirakan akan didominasi oleh perang di Ukraina, meskipun seorang pejabat senior kementerian luar negeri India pekan lalu mengatakan bahwa tidak ada signifikansi dalam kesamaan waktu ini, dan bahwa kunjungan Modi merupakan bagian dari pertemuan puncak antara kedua negara yang sudah lama dijadwalkan.
PM Modi Kunjungi Rusia dan Bertemu Putin, Ini Kata Zelenskyy
Memperhatikan sambutan hangat Putin dan Modi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengunggah di X, "Merupakan kekecewaan besar dan pukulan telak bagi upaya perdamaian melihat pemimpin negara demokrasi terbesar di dunia itu memeluk penjahat paling berdarah di dunia di Moskow pada hari seperti itu."
Pernyataan Zelenskyy merujuk pada serangan Rusia yang dilaporkan menghantam rumah sakit anak terbesar di Kyiv pada Senin dan menewaskan setidaknya 42 orang.
Modi pada hari Selasa menyinggung pertumpahan darah tersebut ketika berbicara tentang pertemuannya dengan Putin, yang mencakup pembicaraan selama lebih dari empat jam.
"Baik itu perang, perjuangan atau serangan teroris, setiap orang yang percaya pada kemanusiaan, ketika ada korban jiwa, dia merasa sedih," kata Modi. "Ketika anak-anak yang tidak bersalah dibunuh, ketika kita melihat anak-anak yang tidak bersalah meninggal maka hati kita sakit. Dan rasa sakit itu sangat mengerikan."
Modi mengatakan dirinya dan Putin berbagi pendapat mengenai Ukraina dengan hati terbuka dan rinci.
"Kami mendengarkan satu sama lain dengan hormat," tutur Modi.
Modi menambahkan, "Solusi tidak mungkin dilakukan di medan perang. Antara bom, senjata dan peluru, solusi dan perundingan damai tidak akan berhasil. Dan kita harus mengambil jalan perdamaian hanya melalui perundingan."
Advertisement
Respons AS atas Kunjungan Modi ke Rusia
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller merespons kunjungan Modi ke India dengan mengatakan, "Kami menyampaikan secara langsung kepada India kekhawatiran kami mengenai hubungan mereka dengan Rusia. Jadi kita berharap India dan negara lain, ketika mereka terlibat dengan Rusia, akan menjelaskan bahwa Rusia harus menghormati Piagam PBB, harus menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina."
Dalam komentarnya di televisi, Putin mengatakan "semua masalah" telah dibahas dengan Modi.
Meskipun negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia, Putin menunjukkan bahwa perdagangan antara Rusia dan India meningkat sebesar 66 persen tahun lalu dan menambahkan bahwa ini adalah fokus utama perjalanan Modi.
Pembelian energi oleh India merupakan bagian dari peningkatan perdagangan dan Modi mengatakan bahwa berkat dukungan Rusia, "Kami dapat menyelamatkan warga India dari kesulitan terkait kebutuhan bensin dan solar."
Dia menambahkan bahwa perjanjian energi antar negara "membantu memberikan stabilitas pasar kepada dunia secara tidak langsung".
Setelah pertemuan kedua kepala negara, Menteri Luar Negeri India Vinay Kwatra mengungkapkan bahwa Modi dan Putin menetapkan tujuan untuk mencapai USD 100 miliar dalam perdagangan bilateral pada tahun 2030 – naik dari hampir USD 65 miliar pada tahun lalu.
Sebagian besarnya berasal dari industri energi dan pertahanan. Para analis berpendapat bahwa 60 persen peralatan dan sistem militer India berasal dari Rusia. Namun, karena pabrik-pabrik Rusia kini sebagian besar memproduksi senjata untuk perang Ukraina, India menghadapi penundaan dalam pasokan suku cadang, sehingga mendorong India untuk membeli lebih banyak dari AS, Israel, Prancis, dan Italia.
"Modi menyampaikan penundaan tersebut kepada Putin dan kedua belah pihak sepakat untuk mengatasinya," kata Kwatra.