Liputan6.com, New York - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis laporan terbaru yang memproyeksikan bahwa populasi Bumi akan mencapai puncaknya pada pertengahan 2080-an dengan jumlah sekitar 10,3 miliar orang. Angka tersebut kemudian diperkirakan akan sedikit menurun, menjadi 10,2 miliar jiwa pada akhir abad ini.
Laporan berjudul "Prospek Populasi Dunia 2024" ini mengungkapkan bahwa populasi dunia saat ini, yang berjumlah 8,2 miliar jiwa, akan terus meningkat hingga mencapai puncaknya dalam 60 tahun ke depan. Proyeksi ini menunjukkan penurunan sekitar enam persen, atau sekitar 700 juta orang, dibandingkan dengan perkiraan yang dibuat pada Juni 2013.
Baca Juga
“Lanskap demografis telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir,” kata Li Junhua, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Ekonomi dan Sosial seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (14/7/2024). Ia menjelaskan bahwa puncak populasi yang lebih rendah ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk rendahnya tingkat kesuburan di beberapa negara terbesar di dunia, khususnya China.
Advertisement
Li juga menambahkan bahwa puncak populasi yang lebih rendah ini akan terjadi lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, yang memberikan harapan dalam upaya global melawan pemanasan global. Dengan lebih sedikit manusia yang mengonsumsi sumber daya, tekanan terhadap lingkungan akan berkurang. “Namun, pertumbuhan populasi yang lebih lambat tidak akan menghilangkan kebutuhan untuk mengurangi dampak rata-rata yang disebabkan oleh aktivitas setiap orang,” tambahnya.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa lebih dari seperempat, atau 28 persen, populasi dunia sekarang tinggal di salah satu dari 63 negara atau wilayah yang populasinya telah mencapai puncaknya, termasuk China, Rusia, Jepang, dan Jerman. Diperkirakan hampir 50 negara lainnya, termasuk Brazil, Iran, dan Turki, akan mencapai puncak populasi dalam 30 tahun mendatang.
Namun, pertumbuhan populasi akan terus berlanjut di lebih dari 120 negara setelah 2054. Negara-negara tersebut termasuk India, Indonesia, Nigeria, Pakistan, dan Amerika Serikat, menurut PBB.
Perningkatan Rata-rata Harapan Hidup
Peningkatan rata-rata harapan hidup global yang sempat terhambat oleh pandemi COVID-19 kini kembali mengalami kemajuan, dengan rata-rata usia mencapai 73,3 tahun pada 2024. Diperkirakan, rata-rata harapan hidup akan mencapai 77,4 tahun pada 2054.
Akibatnya, populasi dunia akan semakin menua. Pada akhir 2070-an, diperkirakan jumlah orang berusia 65 tahun ke atas akan mencapai 2,2 miliar, melebihi jumlah penduduk yang berusia di bawah 18 tahun, menurut prediksi studi tersebut.
Adapun laporan ini memberikan pandangan yang mendalam tentang perkembangan demografis global dan menyoroti tantangan serta peluang yang dihadapi oleh masyarakat internasional dalam beberapa dekade mendatang.
Advertisement
Populasi Dunia Capai 8 Miliar pada Tahun Baru 2024, Bertambah 75 Juta Periode 2023
Sebelumnya, populasi dunia bertambah 75 juta orang selama setahun terakhir dan pada hari Tahun Baru akan mencapai lebih dari 8 miliar orang. Demikian menurut angka yang dirilis oleh US Census Bureau (Biro Sensus AS) pada Kamis 38 Desember 2023.
Menurut laporan Biro Sensus AS yang dikutip dari Arab News, Sabtu (30/12/2023), tingkat pertumbuhan dunia pada tahun 2022 lalu hanya di bawah 1 persen. Pada awal tahun 2024, diperkirakan ada 4,3 kelahiran dan dua kematian di seluruh dunia setiap detiknya.
Adapun tingkat pertumbuhan di Amerika pada tahun 2022 lalu adalah 0,53 persen, sekitar setengah dari angka pertumbuhan dunia. AS menambah 1,7 juta orang dan akan memiliki populasi pada Tahun Baru 2024 sebanyak 335,8 juta orang.
Jika laju pertumbuhan saat ini terus berlanjut hingga akhir dekade ini, maka tahun 2020-an bisa menjadi dekade dengan pertumbuhan paling lambat dalam sejarah AS, menghasilkan tingkat pertumbuhan kurang dari 4 persen selama periode 10 tahun dari tahun 2020 hingga 2030, kata seorang ahli demografi di The Brookings Institution, William Frey.
Dekade dengan pertumbuhan paling lambat saat ini terjadi setelah era Great Depression (Depresi Hebat) pada tahun 1930-an, ketika tingkat pertumbuhannya sebesar 7,3 persen.
"Tentu saja pertumbuhan mungkin sedikit meningkat ketika kita meninggalkan tahun-tahun pandemi. Tapi masih sulit untuk mencapai 7,3 persen," kata Frey.
Pada awal tahun 2024, Amerika Serikat diperkirakan akan mengalami satu kelahiran setiap sembilan detik dan satu kematian setiap 9,5 detik. Namun, imigrasi akan mencegah penurunan populasi.
Migrasi internasional bersih diperkirakan akan menambah satu orang ke dalam populasi AS setiap 28,3 detik. Kombinasi kelahiran, kematian, dan migrasi internasional bersih ini akan meningkatkan populasi AS sebesar satu orang setiap 24,2 detik.
Jumlah Penduduk Indonesia Bakal Disalip Nigeria dan Pakistan di 2045
Sementara itu, Indonesia pernah dilaporkan menempati posisi ke-4 sebagai negara populasi terpadat di dunia, dengan jumlah penduduk sekitar 273,5 juta orang. Angka jumlah penduduk tersebut bakal terus bertumbuh hingga 50 juta orang lebih sampai 2045.
Namun, Indoneisa nantinya tidak lagi jadi negara terpadat keempat dunia. Posisinya bakal disalip Nigeria dan Pakistan yang tren pertumbuhan penduduknya meroket.
Hal itu dikatakan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Soeharso Monoarfa, dalam Musrenbangnas RKP 2024 dan Peluncuran Proyeksi Penduduk 2020-2050, Selasa (16/5/2025).
"Hasil proyeksi dengan skenario tren business as usual menunjukan jumlah penduduk pada 2045 akan mencapai 324 juta, atau bertambah 54,42 juta orang dari tahun 2020," kata Soeharso.
Dari hasil perhitungan itu, ia memaparkan, pertumbuhan penduduk periode 2020-2050 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahunnya, atau terus melambat setiap tahun.
Porsi Penduduk
Sementara proporsi penduduk usia 0-14 tahun turun dari 24,65 persen pada 2020 menjadi 19,61 persen pada 2045. Sedangkan penduduk usia 65 tahun ke atas naik dari 6,16 persen menjadi 14,61 persen pada 2045.
Soeharso menilai, saat ini perubahan struktur penduduk sedang mengalami perubahan yang sangat cepat. Pada 2023, ia menyebut India menjadi negara dengan penduduk terbanyak menggantikan China yang mengalami pertumbuhan penduduk negatif sejak tahun 2021.
"Posisi Indonesia pada 2020 masih jadi keempat penduduk terbesar dunia. Namun pada 2045 posisi Indonesia menurun ke peringkat ke-6. Ini karena pertumbuhan penduduk melambat sejak tahun 2030. Posisi keempat dan kelima akan ditempati oleh Nigeria dan Pakistan," tuturnya.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement