Sukses

Kampanye Pilpres AS Terancam Terganggu Usai Insiden Penembakan Donald Trump

Dalam pidatonya, Presiden Joe Biden meminta warga Amerika Serikat untuk mendinginkan suhu politik saat kampanye pilpres AS.

Liputan6.com, Butler - Pertumpahan darah di Pennsylvania meninggalkan bekas abadi pada banyak warga di Amerika Serikat. Lantaran insiden penembakan mantan presiden AS Donald Trump menunjukkan longgarnya keamanan bagi petinggi negara.

Itu juga merupakan momen dramatis dalam sejarah politik Amerika Serikat yang pasti akan diputar ulang video dan fotonya.

Dalam pidatonya, Presiden Joe Biden meminta warga Amerika Serikat untuk mendinginkan suhu politik saat kampanye pilpres AS, dikutip dari BBC, Senin (15/7/2024).

"Itu tidak boleh menjadi penyebab kerusuhan," katanya memperingatkan.

"Betapa pun kuatnya keyakinan kita, kita tidak boleh melakukan kekerasan."

Serangan itu telah mulai mengalir melalui dialog partisan Amerika Serikat, karena banyak anggota Partai Republik mengutuk Joe Biden dan Demokrat karena menciptakan lingkungan retorika yang mendukung kekerasan.

Pihak Republik menyebut ketika Demokrat memberikan peringatan mengerikan tentang mantan presiden AS yang menjadi diktator dan mengancam demokrasi sebagai contoh bahasa yang dapat menginspirasi seorang pembunuh.

Pihak Republikan juga menuduh: "Mereka telah mencoba menyingkirkannya dengan banyak cara lain, secara finansial, dan mencoba menjebloskannya ke penjara," kata Donald Trump Jr dalam sebuah wawancara televisi.

Sejumlah anggota parlemen Partai Republik menuduh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terlibat dalam percobaan pembunuhan terhadap rivalnya dalam pemilu AS 2024, Donald Trump.

Ketika Biden mengeluarkan seruan damai pasca insiden, anggota DPR dari Partai Republik Georgia, Mike Collins menulis: "mereka berusaha menetralisir ancaman tersebut."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tuduhan Senator dari Partai Republik ke Joe Biden

Senator Marsha Blackburn, seorang anggota Partai Republik dari Tennessee, juga merujuk pada komentar "tepat sasaran" yang diucapkan Biden.

"Baru beberapa hari yang lalu, Biden mengatakan 'saatnya menempatkan Trump tepat sasaran'. Hari ini, terjadi upaya pembunuhan terhadap Presiden Trump," tulisnya di X pada Sabtu malam.

Blackburn juga mengkritik Biden karena tidak segera mengeluarkan pernyataan dalam satu jam pertama setelah penembakan. Ia mengatakan penundaan itu tidak dapat diterima.

"Pergi ke Ruang Oval dan sampaikan pidato kepada rakyat Amerika. Kami tidak menyelesaikan perbedaan kami dengan kekerasan," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.