Sukses

Startup Belanda Ciptakan Pesawat Listrik yang Bisa Mengudara 805 Km, Masa Depan Dunia Penerbangan?

Pesawat yang disebut EX9 itu diharapkan dapat menjawab tantangan emisi di dunia penerbangan.

Liputan6.com, Amsterdam - Dunia penerbangan tengah mencari berbagai cara untuk mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2050. Salah satu alternatifnya adalah penerbangan berkelanjutan selain bahan bakar.

Masalahnya, elektrifikasi tidak semudah itu untuk dilakukan.

Startup asal Belanda Elysian pun menjawab keresahan tersebut dengan rencana membuat pesawat yang sepenuhnya bertenaga listrik, dengan jangkauan 500 mil (805 kilometer) dan ruang untuk 90 penumpang. Pesawat tersebut diyakini mampu mengurangi emisi hingga 90 persen.

"Banyak ahli mengatakan Anda memerlukan teknologi baterai melebihi [apa pun yang akan tersedia hingga] tahun 2050 untuk mendapatkan jangkauan dan kemampuan muatan yang wajar," kata Reynard de Vries, direktur desain dan teknik di Elysian seperti dikutip dari CNN, Jumat (16/7/2024).

"Tetapi pertanyaan yang kami tanyakan pada diri kami adalah, 'bagaimana cara mendapatkan jangkauan maksimum dari teknologi baterai yang sudah kami miliki?' Seseorang dapat terbang lebih jauh dengan pesawat listrik bertenaga baterai dibandingkan yang diklaim oleh sebagian besar penelitian – jika Anda membuat pilihan yang tepat."

 

2 dari 3 halaman

Disebut E9X

Pesawat yang masih dalam rencana tersebut, yang disebut E9X, akan menghasilkan prototipe skala penuh pada tahun 2030.

Namun, fitur desain utamanya sudah diketahui, dan agak mengejutkan.

"Anda tidak boleh berasumsi bahwa pesawat listrik akan terlihat seperti pesawat (paling sukses) saat ini," kata de Vries.

Hal itu, katanya, akan membuat jangkauannya menjadi terlalu terbatas, kemungkinan di bawah 60 mil.

"Yang harus dilakukan sebenarnya adalah mendesainnya dari awal, dimulai dari lembaran kosong. Yang Anda dapatkan adalah sebuah pesawat yang dalam proporsi berat, misalnya, lebih mirip jet lama tahun 1960-an. Pesawat dengan proporsi baterai yang sangat tinggi dan proporsi bobot struktural yang jauh lebih rendah. Hasilnya adalah sebuah pesawat yang jauh lebih besar dan berat, namun bisa terbang lebih jauh dari perkiraan orang sebelumnya," jelas dia.

E9X akan memiliki delapan mesin baling-baling dan lebar sayap hampir 138 kaki (42 meter) – lebih besar dari Boeing 737 atau Airbus A320, meskipun keduanya dapat mengangkut lebih dari dua kali lipat penumpang – serta badan pesawat yang lebih tipis, menurut de Vries meningkatkan karakteristik struktural dan aerodinamis.

3 dari 3 halaman

Minimalisir Dampak Iklim hingga 90 Persen

Secara keseluruhan, de Vries memperkirakan dampak iklim yang ditimbulkan pesawat ini antara 75 persen dan 90 persen lebih rendah dibandingkan jet berbadan sempit saat ini, bahkan ketika memperhitungkan produksi baterai dan listrik yang digunakan untuk mengisi ulang baterainya.

E9X akan dirancang agar sesuai dengan infrastruktur bandara saat ini, tanpa memerlukan penyesuaian atau peningkatan apa pun.

Namun, waktu penyelesaian mungkin menjadi tantangan karena kebutuhan untuk mengisi baterai, yang memerlukan waktu lebih lama dibandingkan mengisi tangki dengan bahan bakar.

"Target kami saat ini adalah waktu pengisian maksimum 45 menit, yang berarti waktu penyelesaian sedikit lebih lama dibandingkan yang biasa dilakukan beberapa maskapai penerbangan, terutama operator berbiaya rendah. Tapi itu batas atasnya — waktu rata-rata adalah sekitar setengah jam."