Sukses

6 Fakta Senator JD Vance, Cawapres AS yang Digandeng Donald Trump Menuju Pemilu AS 2024

JD Vance pernah mengklaim bahwa Donald Trump berpotensi untuk menjadi Hitler-nya Amerika.

Liputan6.com, Jakarta - Donald Trump resmi menjadi kandidat calon presiden dari Partai Republik untuk pemilu AS 2024. Ia pun menggandeng Senator AS JD Vance dari Ohio sebagai wakilnya untuk kembali menuju Gedung Putih.

Dikutip dari AP News, Selasa (16/7/2024), berikut adalah sejumlah fakta soal JD Vance:

1. Lahir dan Besar di Ohio

Vance lahir dan besar di Middletown, Ohio. Dia pernah bergabung dengan Marinir dan bertugas di Irak, dan kemudian memperoleh gelar dari Ohio State University dan Yale Law School. Dia juga bekerja sebagai pemodal ventura di Silicon Valley.

2. Terkenal Lewat Memoar "Hillbilly Elegy"

Nama JD Vance terkenal lewat memoarnya, buku terlaris tahun 2016 “Hillbilly Elegy,” yang diterbitkan saat Trump pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden.

Buku tersebut membuat Vance mendapatkan reputasi sebagai seseorang yang dapat membantu menjelaskan daya tarik pengusaha New York di Amerika tengah, terutama di kalangan kelas pekerja, pemilih kulit putih pedesaan yang membantu Trump memenangkan kursi kepresidenan.

"Hillbilly Elegy" juga memperkenalkan Vance kepada keluarga Trump. Donald Trump Jr. menyukai buku itu dan mengenal Vance ketika dia memulai karir politiknya. Keduanya cocok dan kemudian berteman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Jadi Pejabat Publik pada Tahun 2022

Setelah Donald Trump memenangkan pemilu 2016, Vance kembali ke negara bagian asalnya, Ohio, dan mendirikan badan amal anti-opioid.

Dia juga melanjutkan kuliah dan menjadi tamu favorit di jamuan makan malam Partai Republik Lincoln Day di mana kisah pribadinya – termasuk kesulitan yang dialami Vance karena kecanduan narkoba ibunya – bergema.

Penampilan Vance adalah kesempatan untuk menjual ide-idenya untuk memperbaiki negara dan membantu meletakkan dasar untuk memasuki dunia politik pada tahun 2021, ketika ia mencari kursi Senat yang dikosongkan oleh Rob Portman dari Partai Republik, yang pensiun.

Trump mendukung Vance. Vance kemudian memenangkan pemilihan primary (pendahuluan) Partai Republik dan pemilihan umum.

3 dari 4 halaman

4. Pernah Membenci Trump

Vance adalah seorang anggota Partai Republik yang sempat menyatakan bahwa dirinya "tidak pernah menjadi Trump" pada tahun 2016. Dia menyebut Trump "berbahaya" dan "tidak layak" untuk menjabat.

Vance, dan istrinya yang merupakan keturunan India-Amerika juga mengkritik retorika rasis Trump, dengan mengatakan bahwa dia bisa saja menjadi "Hitlernya Amerika."

Namun saat Vance bertemu Trump pada tahun 2021, dia mengubah pendapatnya dan mengutip pencapaian Trump sebagai presiden. Keduanya meremehkan kritik pedas Vance di masa lalu.

Setelah terpilih, Vance menjadi sekutu kuat Trump di Capitol Hill, tak henti-hentinya membela kebijakan dan perilaku Trump.

4 dari 4 halaman

5. Punya Chemistry dengan Trump

Vance dan Trump diketahui memiliki hubungan pribadi yang cukup dekat, di mana keduanya kerap berbicara lewat telepon secara teratur.

6. Merupakan Tokoh Konservatif Terkemuka

Kevin Roberts, presiden dari konservatif Heritage Foundation, menyebut Vance sebagai suara terdepan bagi gerakan konservatif, mengenai isu-isu utama termasuk peralihan dari kebijakan luar negeri yang intervensionis, ekonomi pasar bebas dan “budaya Amerika yang sangat besar.”

Partai Demokrat menyebutnya ekstremis, mengutip posisi provokatif yang diambil Vance tetapi terkadang kemudian diubah.

Vance mengisyaratkan dukungan terhadap larangan aborsi nasional selama 15 minggu selama masa jabatannya di Senat, misalnya, namun kemudian melunakkan pendirian tersebut setelah para pemilih di Ohio sangat mendukung amandemen hak aborsi pada tahun 2023.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.