Sukses

Kala Foto Donald Trump Ditembak Berlumuran Darah Jadi Cuan, Laris Manis Jadi Suvenir

Foto Donald Trump ditembak yang berlumuran darah dan lolos dari upaya pembunuhan justru menjadi peluang bisnis bagi para pengusaha. Kaos bergambar mantan presiden AS itu laris manis di pasaran daring.

Liputan6.com, New York - Foto Donald Trump ditembak yang berlumuran darah dan lolos dari upaya pembunuhan di Pennsylvania pada Sabtu (13/7) lalu tak disangka justru menjadi inspirasi bagi para pengusaha untuk menghasilkan cuan. Kaos bergambar mantan presiden AS itu laris manis di pasaran daring.

Suvenir-suvenir tersebut dihiasi dengan slogan-slogan menarik seperti Bulletproof (tahan peluru), Legends Never Die (Legenda Tak Pernah Mati), Grazed but not Dazed (Tergores Tapi Tidak Terkoyak), dan Shooting Makes Me Stronger (Penembakan Membuatku Lebih Kuat).

Harga kaos bergambar Donald Trump yang mengepalkan tangan dengan bercak darah di wajahnya bervariasi antara $9 hingga $40 (Rp145.000-Rp644.000).

Hanya dalam beberapa jam setelah kejadian, pengusaha dan penjual independen berlomba-lomba menciptakan merchandise, yang sebagian besar menggambarkan Trump sebagai sosok yang tangguh.

Penjualannya melebihi ekspektasi saya. Saya tidak menyangka Trump memiliki banyak penggemar," ungkap Zhong Jiachi, 28 tahun, pemilik Paxinico, seorang pedagang pakaian di Douyin, versi Tiktok di China, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (16/7/2024).

Zhong Jiachi mengaku berhasil menjual sekitar 40 kaos bergambar Trump dalam waktu 24 jam setelah kejadian penembakan Donald Trump.

Sementara itu Li Jinwei, 25 tahun, yang menjual barang di platform Taobao Alibaba, mengatakan kepada media Hong Kong bahwa proses pembuatan kaos Trump di pabriknya di China hanya memerlukan waktu sekitar setengah menit.

"Kami segera menawarkan kaos tersebut di Taobao setelah mendengar berita tentang penembakan, meskipun kami belum mencetaknya. Dalam waktu tiga jam, kami menerima lebih dari 2.000 pesanan dari China dan Amerika Serikat," kata Li Jinwei.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penembakan Donald Trump Jadi Inspirasi Pengusaha Merchandise

Adapun tampilan Donald Trump yang menatap tajam ke kamera, yang sering terlihat di sebagian besar cendera mata sebelumnya, mencerminkan pose khasnya di The Apprentice, acara televisi realitas yang ia bintangi selama beberapa tahun.

Pada 2023, foto Trump dengan cepat dijadikan T-shirt, gelas, mug, poster, dan bahkan boneka berkepala goyang oleh teman-teman maupun lawan-lawannya.

Kali ini, peristiwa penembakan di Pennsylvania yang membuat Donald Trump berlumuran darah, ternyata menjadi inspirasi bagi para pengusaha untuk menciptakan merchandise baru.

Kemunculan kaos-kaos bergambar Trump dengan bercak darah menunjukkan bagaimana kejadian tragis bisa menjadi peluang bisnis.

3 dari 4 halaman

Kronologi Singkat Penembakan Donald Trump

Dor, dor, dor... suara tiga tembakan pertama terdengar dari sayap kanan Donald Trump yang tengah kampanye Pilpres AS di Pennsylvania pada Sabtu 13 Juli 2024. Pidato yang telah berlangsung beberapa menit dan memasuki pembahasan tentang imigrasi pun terhenti, Donald Trump merunduk di balik podium pidato, lalu dikerubungi para agen secret service atau dinas rahasia.

Suasana mencekam tergambar dari rekaman video yang beredar di outlet berita maupun media sosial yang mengabadikan momen tatkala pidato soal imigrasi yang disampaikan Donald Trump mendadak terhenti akibat insiden penembakan pria misterius.

Di tengah suhu panas mencapai 90 derajat Fahrenheit, massa yang berada di lokasi kampanye Donald Trump di Butler Farm Show di Pennsylvania geger, berteriak-teriak tatkala melihat peristiwa penembakan Donald Trump tersebut.

Video yang direkam oleh salah satu penonton menunjukkan penembak jitu agen secret service membidik sesuatu ke arah pria bersenjata itu. Tembakan terakhir terdengar 15 detik kemudian.

Lalu terlihat agen dinas rahasia mengepung Trump, yang telinganya tergores, dan darah mengalir di wajahnya. Butuh waktu satu setengah menit untuk membuat mantan presiden itu turun dari panggung.

Upaya pembunuhan Donald Trump yang naik panggung pidato di Pennsylvania pada pukul 18:00 waktu setempat -- kira-kira pada waktu yang sama ketika seorang pria terlihat di atap sebuah gedung sekitar 160 yard, atau sekitar 146 meter -- telah digagalkan. Pelaku yang diketahui bernama Thomas Matthew Crooks -- menurut laporan dari FBI -- yang membawa senapan semi-otomatis bergaya AR itu langsung ditembak oleh sniper dari agen secret service.

Kemudian, Donald Trump langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Beruntung, Trump tidak mengalami luka yang mengancam jiwa.

Tim kampanye Pilpres AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa presiden ke-45 Amerika Serikat tersebut dalam kondisi baik-baik saja usai insiden penembakan.

"Donald Trump berterima kasih kepada penegak hukum dan petugas tanggap darurat atas tindakan cepat selama perbuatan keji ini," kata juru bicara Tim Kampanye Steven Cheung dalam sebuah pernyataan, dikutip dari BBC.

"Ia baik-baik saja dan sedang diperiksa di fasilitas medis setempat. Keterangan lebih lanjut akan menyusul."

Banyak politisi dari partai Republik, termasuk senator Tennessee Marsha Blackburn, senator Kansas Roger Marshall, Guy Reschenthaler, dan Tim Burchett menyampaikan doa terbaik untuk Trump di aplikasi X (dulunya Twitter).

Presiden Amerika Serikat Joe Biden merilis pernyataan usai Donald Trump ditembak saat melakukan kampanye di Pennsylvania. Ia mengatakan bahwa ia bersyukur mendengar kabar bahwa Trump baik-baik saja, dikutip dari BBC.

"Saya telah diberi tahu tentang insiden penembakan Donald Trump di Pennsylvania. Saya bersyukur mendengar bahwa ia dalam kondisi aman dan baik-baik saja," kata Joe Biden.

"Saya berdoa untuknya dan keluarganya serta semua orang yang hadir di rapat kampanye itu, sambil menunggu informasi lebih lanjut. Jill dan saya berterima kasih kepada Secret Service karena telah menyelamatkannya."

"Tidak ada tempat untuk kekerasan semacam ini di Amerika Serikat (AS). Kita harus bersatu sebagai satu bangsa untuk mengutuknya," tegas Joe Biden.  * Follo

 

4 dari 4 halaman

Insiden Penembakan Bakal Tambah Suara Donald Trump?

Insiden penembakan mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu (13/7/2024) merupakan upaya pertama untuk membunuh seorang presiden atau calon presiden sejak Ronald Reagan ditembak pada 1981.

Setelahnya, menyeruak pertanyaan apakah insiden tersebut justru berdampak mendongkrak perolehan suara Donald Trump?

Sejumlah analis sepakat bahwa Trump kemungkinan akan menerima banyak dukungan setelah mengalami serangan tersebut. Terlebih, ketika ia memutuskan untuk tetap hadir di Konvensi Nasional Partai Republik (RNC) di Milwaukee, Wisconsin, sehari setelah serangan.

"Foto ikonik Trump yang berdiri dengan kepalan tangan di udara, darah mengucur di sisi kepalanya, dan bendera yang menutupi tubuhnya benar-benar mendorong narasi tersebut," ujar Ahli Strategi Partai Republik James Davis.

Bahkan, James Davis menambahkan, sedikit peningkatan dukungan dapat membuat perbedaan dalam signifikan dengan selisih tipis antara Trump dan Biden.

Hal serupa disampaikan pengamat hubungan internasional Suzie Sudarman. "Sesungguhnya ada kecenderungan warga AS untuk bersimpati kepada presidennya jika terjadi insiden seperti perang dan upaya pembunuhan," ungkapnya.

Menurut Suzie, perjalanan warga AS sejak selesainya pemerintahan Clinton lebih diwarnai peperangan dan kecenderungan untuk terjadinya kekerasan, istimewa penghapusan hak-hak warga untuk melakukan aborsi, pengurangan kesejahteraan oleh para legislator konservatif.

"Hal Ini akan diproklamirkan dengan Project 2025 yang sedang mempromosikan sebuah koleksi proposal kebijakan yang berjiwa konservatif dan kebijakan yang bernuansa sayap kanan (right-wing) yang di publikasi oleh Yayasan Heritage (the Heritage Foundation) untuk mengubah pemerintahan federal AS. dan mengkonsolidasi kekuasaan eksekutif apabila calon Presiden Partai Republik—diasumsikan adalah Donald Trump—akan menang di pemilihan presiden di tahun 2024," papar Suzie.

"Andaikata beban bagi warga meningkat akibat didera oleh kebijakan-kebijakan bernuansa sayap kanan, maka rasa simpati terhadap presiden yang mungkin timbul karena adanya insiden penembakan tidak akan berpengaruh kuat terhadap popularitas Trump. Di samping tentunya kini kan Trump sudah dijatuhi hukuman. Sehingga legitimasinya semakin menurun," jelas Suzie.

Suzie mengatakan, saat ini perolehan suara kedua capres AS, Donald Trump dan Joe Biden masih jauh dari hasil yang diharapkan. "Karena bertambah ya suara konservatif di Mahkamah Agung dan Kongres".

Presiden Biden, sambung Suzie, sudah merespons secara tepat konsekuensi dari insiden tersebut sebagai Commander in Chief dengan berpidato istimewa di Oval Office untuk menyatukan warga Amerika dan meningkatkan penjagaan untuk calon presiden di saat kampanye.

"Imbauan Presiden Biden untuk warga AS tetap bersatu sangat dibutuhkan di saat semua sedang mulai lelah dengan insiden kekerasan sejak berakhirnya pemerintahan Obama. Kekerasan dirasakan warga, dengan kekerasan yang random di saat mereka menyaksikan parade dan sedang dalam kondisi menikmati hiburan dan lain-lain," tegas Suzie.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini