Liputan6.com, Gaza - Badan pertahanan sipil di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan tiga serangan udara dalam waktu kurang dari satu jam pada hari Selasa (16/7) – termasuk terhadap sebuah sekolah – menewaskan 48 orang.
Israel mengatakan pihaknya melakukan dua serangan yang menurut badan pertahanan sipil juga menyebabkan puluhan lainnya terluka.
Baca Juga
"Berdasarkan jumlah korban terbaru, 25 orang tewas di Sekolah Al-Razi yang dikelola PBB di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah," kata direktur badan tersebut, Mohammed al-Mughair kepada AFP yang dikutip Rabu (17/7/2024).
Advertisement
Setidaknya 18 orang tewas dan 25 lainnya luka-luka di Al-Mawasi dekat kota selatan Khan Yunis. Lima orang tewas dalam serangan terhadap orang-orang yang berdiri di dekat bundaran Beit Lahia di Gaza utara, menurut pejabat tersebut.
Militer Israel mengatakan para petempur menggunakan sekolah Nuseirat untuk melancarkan serangan terhadap pasukannya dan bahwa "komandan kompi" Hamas menjadi sasaran serangan di Distrik Al-Attar di Al-Mawasi.
Setidaknya tujuh sekolah, banyak di antaranya dikelola oleh PBB ketika masih beroperasi, kini menjadi sasaran serangan Israel dalam 10 hari. Adapun sebagian besar sekolah di Gaza telah menjadi tempat penampungan bagi ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal sejak perang dimulai pada 7 Oktober.
Al-Mawasi adalah tempat lebih dari 90 orang tewas dalam serangan bom besar-besaran Israel pada hari Sabtu (14/7) yang ditujukan terhadap panglima militer Hamas Mohammed Deif dan salah satu wakilnya.
Puluhan ribu orang mencari perlindungan di kota tenda di Al-Mawasi setelah Israel mendeklarasikannya sebagai zona aman dari serangan militer di Gaza, tapi nahas sejumlah di antaranya justru tewas akibat serangan Israel.
Serangan Israel ke Daerah Padat Penduduk
Mohammed Zaqut, direktur jenderal rumah sakit Gaza, mengatakan kepada AFP bahwa pasukan Israel "melakukan pembantaian di daerah Al-Mawasi, yang diklaim aman, karena mengetahui bahwa pemboman apa pun, bahkan dengan rudal kecil, akan membunuh puluhan orang dan menyebabkan banyak korban jiwa dan cedera karena ini adalah daerah padat penduduk."
Militer Israel mengatakan pihaknya "menyelidiki laporan yang menyatakan bahwa beberapa warga sipil terluka akibat serangan (Khan Yunis). Rinciannya sedang ditinjau."
Militer Israel mengatakan setelah serangan terakhir bahwa “banyak langkah telah diambil untuk mengurangi risiko merugikan warga sipil, termasuk penggunaan pengawasan udara, amunisi yang tepat, dan informasi intelijen tambahan.”
Pernyataan militer Israel juga menyebut bahwa Hamas “secara sistematis melanggar hukum internasional, mengeksploitasi struktur sipil dan penduduk sebagai tameng manusia atas serangannya.”
Perang tersebut dimulai dengan serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel yang mengakibatkan kematian 1.195 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan data Israel.
Adapun kampanye pembalasan Israel telah menewaskan sedikitnya 38.713 orang, sebagian besar warga sipil, menurut angka dari kementerian kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.
Advertisement
Serangan Drone Israel ke Lebanon Bunuh 5 Orang Termasuk 3 Anak, Hizbullah Serang Balik dengan Roket Katyusha
Sementara itu, media resmi Lebanon mengatakan serangan terpisah Israel pada Selasa (16/7/2024) di Lebanon selatan menewaskan lima orang termasuk tiga anak Suriah, dan Hizbullah mengumumkan serangan roket ke Israel sebagai pembalasan.
“Tiga anak Suriah tewas dalam serangan musuh yang menargetkan lahan pertanian di desa Umm Toot”, kata National News Agency (NNA) seperti dikutip dari AFP, Rabu (17/7).
Dikatakan juga bahwa serangan drone atau pesawat tak berawak "musuh" menargetkan sebuah sepeda motor di Jalan Kfar Tebnit, tempat lain di Lebanon selatan dan menewaskan dua warga Suriah.
Sumber keamanan Lebanon, yang meminta tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media, mengatakan kepada AFP bahwa kedua warga Suriah tersebut adalah “warga sipil” yang bekerja di dekatnya dan tengah berenang di daerah tersebut.
NNA mengatakan bahwa "saksi mata melaporkan bahwa sepeda motor tersebut membawa dua orang dan ketika sejumlah warga mencoba mendekati sepeda tersebut... sepeda motor tersebut diserang untuk kedua kalinya".
Hizbullah mengatakan mereka meluncurkan "roket Katyusha" ke Israel utara sebagai tanggapan atas serangan Israel.
Kelompok tersebut dalam pernyataan terpisah menyebutkan "kematian dua warga sipil" di Kfar Tebnit dan "pembantaian mengerikan di desa Umm Toot" sebagai alasan terjadinya serangan balasan.
Anak-anak Berisiko Saat Perang
Badan Anak-anak PBB, UNICEF mengatakan bahwa “lebih banyak anak-anak yang berada dalam risiko selama kekerasan terus berlanjut.”
“Pembunuhan tiga anak lagi akibat serangan udara hari ini ketika mereka dilaporkan sedang bermain di depan rumah mereka di Lebanon selatan adalah hal yang mengerikan,” kata UNICEF melalui platform media sosial X.
Hizbullah hampir setiap hari saling baku tembak dengan pasukan Israel untuk mendukung sekutunya Hamas sejak serangan kelompok militan Palestina pada 7 Oktober terhadap Israel yang memicu perang di Jalur Gaza.
Militer Israel mengatakan 40 proyektil yang ditembakkan dari Lebanon pada awalnya diidentifikasi pada hari Selasa, diikuti oleh 10 proyektil lainnya pada hari berikutnya.
Angkatan udara melancarkan serangan terhadap bagian selatan Lebanon yang dikatakan terdapat situs Hizbullah, termasuk “sel teroris” di daerah Yarin, yang dekat dengan Umm Toot.
Rekaman AFP menunjukkan sistem pertahanan Iron Dome Israel mencegat roket di perbatasan dan asap mengepul di atas Desa Kfar Kela di Lebanon setelah serangan Israel.
Sirene peringatan akan adanya tembakan terdengar semalaman di Israel utara, kata militer, tanpa ada laporan adanya korban jiwa.
Advertisement