, Jakarta - Negosiasi saat menerima atau ditawarkan posisi baru di sebuah perusahaan adalah hal yang normal untuk mendapatkan kesepakatan terbaik, baik itu soal gaji bulanan maupun fasilitas lain yang ditawarkan oleh calon perusahaan.
Generasi Z atau Gen-Z dan para first jobber, atau mereka yang baru pertama kali bekerja, sejak beberapa tahun lalu sudah mulai melakukan negosiasi gaji dengan calon pemberi kerja.
Baca Juga
Savara Kautsar, salah satu karyawati swasta di Jakarta dan termasuk dalam Gen-Z, mengaku sudah melakukan negosiasi dengan HRD saat wawancara kerja.
Advertisement
"Pasti nego sih terutama soal gaji. Saat ini sudah lima tahun kerja, jadi karena sudah ada pengalaman makanya saya rasa saya punya hak untuk bisa nego dengan HRD. Tapi biasanya sih saya nego gaji saja," kata Savara kepada DW Indonesia seperti dikutip Kamis (18/7/2024).
Sementara itu, Eqqi Syahputra, yang sudah bekerja selama tiga tahun, mengungkapkan bahwa ia juga tetap bernegosiasi dengan HRD saat wawancara kerja.
"Dari awal fresh graduate, saya udah nego gaji. Karena saya berpikir, dan saya serta teman-teman sudah membuktikan dari pengalaman sendiri kalau sekarang ini banyak perusahaan yang memang enggak mau memberikan benefit lebih buat kami para Gen Z, jadi ya harus dong nego gaji dan fasilitas," ujar Eqqi kepada DW Indonesia.
Biasakan Negosiasi
Wulan Ranny, praktisi dan konsultan human resources, mengungkapkan bahwa negosiasi terkait gaji dan fasilitas yang akan didapatkan di kantor antara calon karyawan dengan HRD adalah hal yang wajar.
"Wajar banget, karena kita mengukur dari sisi diri sendiri, kata Wulan kepada DW Indonesia. "Jadi itu boleh banget, malah bagus kalau ternyata kita sudah tahu kita ini sebagai kandidat, sebagai talent itu posisi kita bagaimana, kira-kira nilai kita berapa, itu bagus."
Namun, Ranny menekankan bahwa calon kandidat harus tahu batas dan bisa menilai dirinya dengan baik. Penilaian diri ini, katanya, bisa dilihat melalui beberapa hal yaitu lama pengalaman, kesesuaian pendidikan dengan posisi pekerjaan, kelebihan, dan kelemahan diri.
Kita kenali diri 100 persen, kemudian bandingkan gaji dan skill kita dengan yang ada di perusahaan lain. Jadi, harus benar-benar bisa tahu worth-nya kita berapa dan bukan yang based on menurut diri sendiri, tapi harus tahu di market itu seperti apa kondisi dan posisi kita di luar perusahaan, jelas Ranny.
Advertisement
Berani Bertanya dan Menawar
Ranny juga menyebut bahwa melalui negosiasi saat wawancara kerja, kandidat juga bisa mengetahui kondisi perusahaan. "Menurut saya, perusahaanya sendiri juga sebisa mungkin harus cukup jelas menunjukkan di level mana mereka sanggup memberikan gaji kepada kandidat."
"Dan kandidatnya, terlepas dari Gen Z, milenial atau lainnya, harus punya keberanian untuk bertanya, dan kemudian bargaining, kita negosiasi soal gaji atau fasilitas lainnya. Yang harus diingat, semua perusahaan kan punya standar masing-masing,” tegas Ranny.
Berikut ini tips sukses dalam negosiasi kerja versi Ranny:
Tips Sukses Negosiasi Kerja
1. Pahami Tugas dan Tanggung Jawab: Kandidat harus benar-benar memahami tugas dan tanggung jawab di posisi yang akan diembannya. Kandidat harus bisa meyakinkan pewawancara bahwa mereka bisa melakukan tugas dengan baik, bahkan di atas syarat yang ditetapkan. Bisa disampaikan dengan kalimat: ‘Dengan kemampuan dan pengalaman yang saya punya, saya yakin bisa melakukan tugas dengan Key Performance Indicator (KPI) terbaik.' Ini menunjukkan dia percaya diri tapi tidak terkesan sombong.
2. Rasional, Salah Satu Kunci Sukses: Namanya negosiasi jangan terus kemudian datang dengan range yang kalau kata anak sekarang di luar nurul. Harus mampu, intinya harus injak bumi juga deh kalau mau negosiasi. Selain itu, Ranny menyarankan untuk tidak menyebutkan perbandingan spesifik dengan perusahaan tertentu soal gaji. Di internet banyak pengajaran yang menyarankan untuk langsung sebut angka sekian di posisi yang sama di perusahaan A. Jangan, itu tidak akan berhasil.
3. Berpikiran Terbuka: Menurut Ranny, setiap perusahaan sudah memiliki standar gaji, fasilitas, dan aturannya masing-masing, yang bisa jadi berbeda antara satu dengan lainnya. Ranny menyarankan tiap kandidat untuk tetap berpikiran terbuka. Kita juga harus mau dengarkan dari organisasinya. Dari situ pasti akan muncul diskusi. Jadi harus berpikiran terbuka kalau kita mau nego ulang. Tetapi kita juga harus menyadari bahwa bisa jadi negosiasinya tidak berhasil.
4. Jadi Diri Sendiri: Banyak orang yang selama proses wawancara dan negosiasi tidak menjadi dirinya sendiri lantaran sangat ingin mendapatkan pekerjaan tersebut. Yang dicari itu adalah orang yang unik dan bisa berkontribusi dengan kelebihannya itu untuk perusahaan.
Dengan memahami dan menerapkan tips-tips ini, diharapkan Anda sebagai bagian dari Generasi Z dapat sukses dalam negosiasi saat wawancara kerja.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement