Sukses

Mengenal FAST, Teleskop Radio Terbesar di Dunia

Salah satu teleskop radio terbesar di dunia dimiliki oleh Tiongkok bernama Five-hundred-meter Aperture Spherical Telescope atau FAST. Teleskop FAST berguna untuk mengumpulkan gelombang radio dari objek yang berasal dari luar angkasa.

Liputan6.com, Jakarta - Para astronom masih menggunakan teleskop radio untuk mengamati objek dan peristiwa astronomi. Teleskop jenis ini menggunakan gelombang radio untuk beroperasi.

Salah satu teleskop radio terbesar di dunia dimiliki oleh Tiongkok bernama Five-hundred-meter Aperture Spherical Telescope atau FAST. Teleskop FAST berguna untuk mengumpulkan gelombang radio dari objek yang berasal dari luar angkasa.

Melansir laman Space pada Jumat (19/07/2024), teleskop FAST merupakan teleskop terbesar dan paling sensitif di dunia. Teleskop tersebut berada disebuah lembah di basin pegunungan Guizhou, China.

Teleskop FAST dimulai sejak 2011 dan selesai pada 2016. Teleskop FAST memiliki diameter mencapai 1.640 kaki atau sekitar 500 meter.

Setelah dilakukan persiapan dan pengecekan selama 3 tahun, akhirnya pada tahun 2020, teleskop FAST mulai dioperasikan. Teleskop ini mulai dioperasikan oleh Observatorium Astronomi Nasional Tiongkok.

Secara fisik, FAST tidak bisa diangkat ke atas, namun teleskop itu bisa diarahkan oleh ribuan aktuator yang mengutak-atik permukaan teleskopnya. Teleskop ini memiliki kabin detektor yang dapat bergerak, parabola yang fleksibel, dan 4.000 panel yang dapat bergerak.

Dengan teknik itu, titik fokus teleskopnya berubah sehingga bisa melihat bagian berbeda dari langit. Teleskop FAST bisa mendeteksi gelombang radiasi radio sampai 10 cm.

Radiasi itu digunakan untuk riset astronomi dalam cangkup yang lebar. Teleskop FAST mengumpulkan gelombang radio dari objek di luar angkasa.

Teleskop ini mencari ledakan radio cepat (Fast Radio Burst) serta mempelajar medium atau ruang antar bintang di luar angkasa.

 

2 dari 2 halaman

Bekerja Sama dengan SETI

Teleskop FAST berpartisipasi dalam proyek SETI yaitu proyek Search for Extraterrestrial Intelligence yang bertujuan untuk mencari tanda-tanda kehidupan atau kecerdasan di luar angkasa. Pencarian SETI dilakukan dengan mode 'bonceng' yang berarti dilakukan secara bersamaan dengan program saintifik lainnya.

Dengan cara itu, petak-petak langit bisa dipindai untuk mencarai teknologi alien atau disebut technosignatures tanpa terpengaruh operasi saintifik lainnya. Untuk target spesial lainnya semisal planet ekstrasurya terdekat, observasi SETI masih dilakukan.

Teleskop dapat memasukkan 38 miliar sampel per detik ke dalam sekelompok komputer berperforma tinggi. Data ini menghasilkan bagan sinyal radio masuk yang sangat detail.

Grafik ini kemudian mencari sinyal yang terlihat seperti technosignatures. Dengan area pengumpulan yang begitu besar, FAST dapat menangkap sinyal yang sangat redup.

Kemampuan itu 20 kali lebih sensitif daripada teleskop Murriyang Australia di Parkes Radio Observatory. Teleskop FAST dapat dengan mudah mendeteksi pemancar di planet ekstrasurya terdekat dengan daya keluaran serupa dengan sistem radar yang dimiliki di Bumi.

Pertengahan Juni lalu, FAST mengklaim telah mendapat sinyal dari alien. Para peneliti mengatakan mereka melihat dua pita frekuensi kecil yang mencurigakan, sinyal radio yang berpotensi buatan.

Selanjutnya pada 2022, ketika memantau planet di luar tata surya, teleskop berhasil menangkap sinyal frekuensi pita kecil lain.

Teleskop FAST mulai dioperasikan pada 2020, namun teleskop FAST sudah menemukan penemuan pertamanya pada 2017. Pada Agustus 2017, teleskop FAST menemukan penemuan pertamanya berupa dua buah pulsar baru (bintang neutron) yang diberi nama PSR J1859-01 (FP1) dan PSR J1931-02 (FP2).

Selama 3 tahun dari pengoperasian pertamanya, teleskop FAST telah memiliki banyak penemuan salah satunya telah menemukan lebih dari 740 pulsar baru di langit.

(Tifani)

Video Terkini