Sukses

Malam Amal dan Lelang untuk Bantu Anak-anak Ukraina, Total Terkumpul Rp308 Juta

Tujuan dari malam amal dan lelang ini dimaksudkan untuk membantu anak-anak Ukraina yang menjadi korban penyerangan tentara Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Ukraina di Indonesia melakukan malam amal dan lelang dengan tajuk Give Them Hope atau beri mereka harapan pada Sabtu (21/7/2024) malam di hotel Westin, Jakarta.

Tujuan dari malam amal dan lelang ini dimaksudkan untuk membantu anak-anak Ukraina yang menjadi korban penyerangan tentara Rusia.

Acara ini dihadiri oleh para pengusaha hingga tokoh dari sejumlah negara. Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menyambut kedatangan para hadirin pada malam amal dan lelang tersebut.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, dari hasil lelang tersebut terkumpul uang senilai Rp308.000.000. Hasil ini didapatkan dari lelang dua buah lukisan karya dari Varvara Hamianin -- anak perempuan dari Dubes Vasyl dan sejumlah anggur dengan kualitas baik.

"Menurut saya cinta adalah kekuatan yang menggerakkan dunia untuk maju. Ini sangat penting. Apa yang kita cintai tidak dapat dihancurkan," kata Dubes Vasyl dalam pernyataannya.

"Dan itulah mengapa kita ada di sini. Jadi terima kasih untuk itu."

 

2 dari 4 halaman

Ucapan Vasyl Hamianin ke Warga Indonesia

Sementara itu, Dubes Vasyl Hamianin juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia yang selama ini sudah mendukung Ukraina.

"Indonesia melakukan kecaman atas serangan brutal terhadap infrastruktur sipil di Ukraina yang bertanggung jawab atas kematian puluhan orang dan cedera ratusan orang," kata Dubes Vasyl.

"Dan itu benar-benar sangat menyentuh. Terima kasih untuk ini karena ini adalah suara rakyat, ini adalah suara pemerintah."

Dubes Vasyl juga mengajak masyarakat dunia untuk tidak boleh melupakan Ukraina dan tidak boleh menyerah. Dan mengingat apapun yang sedang terjadi.

"Kota-kota besar dibom seperti seperti Dnipro. Bayangkan ada sekolah bawah tanah dengan alasan keamanan."

"Mereka mati setiap hari dan berlarian di antara tempat perlindungan karena pengeboman berlangsung selama 20 jam, kami membunyikan sirene dan sebagainya selama 20 jam setiap hari."

3 dari 4 halaman

Indonesia Kecam Serangan Rusia ke RS Anak di Ukraina

Indonesia turut mengecam serangan rudal Rusia yang menghantam rumah sakit anak di Kyiv dan kota-kota lain di Ukraina yang juga turut dihujani rudal pada Senin (8/7/2024) siang. Insiden ini menyebabkan sedikitnya 37 warga sipil tewas.

"Indonesia kecam keras serangan terhadap fasilitas sipil di Ukraina, termasuk Rumah Sakit anak, yang sebabkan jatuhnya korban sipil," bunyi pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) melalui akun resmi X @kemlu_ri.

"Serangan-serangan ini telah langgar hukum internasional."

Indonesia secara tegas mengatakan bahwa perang juga tetap memiliki aturan yang harus dipatuhi. Selain itu, Indonesia juga mendorong upaya menuju perdamaian antara pihak yang terlibat konflik.

"Indonesia desak agar upaya damai terus dilakukan agar perang di Ukraina dapat dihentikan," lanjut pernyataan tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia meluncurkan puluhan rudal ke lima kota besar dan kecil di Ukraina selatan dan timur serta ibu kotanya.

"Sedikitnya 37 orang tewas, termasuk tiga anak-anak, dan lebih dari 170 orang terluka," kata Zelensky.

Ia mengatakan serangan tersebut merusak hampir 100 bangunan, termasuk beberapa sekolah dan rumah sakit bersalin.

Rusia menginvasi Ukraina sejak Februari 2022, memicu konflik berdarah yang menewaskan ribuan orang dan menyebabkan jutaan pengungsi. Serangan terhadap rumah sakit dan fasilitas kesehatan sipil merupakan pelanggaran serius hukum humaniter internasional dan telah memicu kecaman global.

4 dari 4 halaman

Sekjen PBB Turut Mengecam

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga mengutuk keras serangan tersebut. 

"Guterres menilai serangan ke rumah sakit anak dan fasilitas kesehatan lain itu sangat mengejutkan," ungkap juru bicaranya, Stephane Dujarric.

"Mengarahkan serangan ke warga sipil dan objek sipil dilarang oleh hukum humaniter internasional, dan serangan seperti itu tidak bisa diterima dan harus diakhiri segera," tegasnya.

Menanggapi serangan tersebut, Dewan Keamanan PBB dijadwalkan bertemu pada Selasa (9/7) untuk membahas situasi. Pertemuan tersebut diajukan oleh Inggris, Prancis, Ekuador, Slovenia, dan Amerika Serikat.

Setelah serangan tersebut, Presiden AS Joe Biden menjanjikan "langkah-langkah baru" untuk meningkatkan pertahanan udara Ukraina.

"Bersama sekutu kami, kami akan mengumumkan langkah-langkah baru untuk memperkuat pertahanan udara Ukraina guna membantu melindungi kota-kota dan warga sipil mereka dari serangan Rusia," kata Biden.

Amerika Serikat mengecam "serangan rudal biadab lainnya terhadap warga sipil", sementara Uni Eropa mengecam Moskow atas tindakan "kejam" mereka.